Keefektifan Perlakuan Air Panas untuk Mengeliminasi Nematoda Ditylenchus pada Umbi Bawang Putih
View/ Open
Date
2019Author
Ahmadi, Heri
Supramana
Suhartanto, M Rahmad
Metadata
Show full item recordAbstract
Bawang putih (Allium sativum) merupakan salah satu komoditas hortikultura
penting yang diimpor dalam skala besar di Indonesia. Kegiatan impor
meningkatkan risiko masuk dan tersebarnya nematoda parasit terbawa umbi, antara
lain Ditylenchus dipsaci dan D. destructor yang belum ada di Indonesia. Perlakuan
air panas dapat digunakan sebagai perlakuan karantina alternatif yang efektif dan
aman untuk mengeliminasi nematoda terbawa umbi. Tujuan dari penelitian ini yaitu
menguji keefektifan perlakuan air panas untuk mengeliminasi nematoda
Ditylenchus pada bawang putih tanpa menurunkan kualitas bawang putih.
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Nematologi Tumbuhan, Departemen
Proteksi Tanaman, Institut Pertanian Bogor, dan Laboratorium Balai Uji Terap
Teknik dan Metode Karantina Pertanian, Bekasi, dari Maret 2018 hingga Oktober
2018.
Penelitian terdiri atas beberapa tahap percobaan yaitu (1) penentuan
perlakuan perendaman awal untuk mematahkan dormansi nematoda, (2) penentuan
kelimpahan populasi, pengamatan gejala, dan identifikasi nematoda, (3) penentuan
kisaran suhu optimal untuk menjaga kualitas umbi (treatment window), (4)
penentuan titik kritis mortalitas nematoda Ditylenchus, dan (5) perlakuan air panas
pada umbi yang terinfeksi. Percobaan tahap 1 dilakukan dengan merendam bawang
putih pada air bersuhu 15-20 °C selama 24 jam dengan parameter pengamatan yaitu
total populasi nematoda kembali aktif. Percobaan tahap 2 dilakukan dengan
merendam bawang putih dan suspensi nematoda hidup pada air bersuhu 41, 43, 45,
47, 49, 51, 53, 55 °C dan kontrol (29-30 °C) selama 20 menit dengan parameter
pengamatan yaitu kualitas bawang putih (kekerasan dan warna) dan mortalitas
nematoda. Percobaan tahap 3 dilakukan dengan merendam suspensi nematoda
hidup pada air bersuhu 49 °C selama 5, 10, 15, 20, 25, 30 menit dan kontrol tanpa
perlakuan (29-30 °C) dengan parameter pengamatan yaitu mortalitas nematoda.
Percobaan tahap 4 dilakukan dengan merendam bawang putih terinfeksi pada air
bersuhu 49 °C dan 51 °C selama 5, 10, 15, 20, 25, 30 menit dan kontrol tanpa
perlakuan dengan parameter pengamatan yaitu kualitas bawang putih (kekerasan,
warna, dan total padatan terlarut) dan total populasi nematoda hidup. Percobaan
disusun dalam rancangan acak lengkap dan dianalisis ragam (ANOVA) yang
dilanjutkan dengan uji Tukey pada taraf 5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nematoda parasit dapat ditemukan pada
perendaman umbi minimal 1 jam. Ditylenchus destructor ditemukan dengan
populasi 0 sampai 508 ekor pada setiap 45.90 g dari rata-rata bobot umbi bawang
putih. Suhu air panas 41 °C sampai 51 °C selama 20 menit tidak memengaruhi
kualitas bawang putih dan suhu 49 °C sampai 55 °C menyebabkan mortalitas
Ditylenchus 100%. Titik kritis D. destructor dengan perlakuan air panas pada
kondisi in vitro untuk mencapai mortalitas 100% tercapai pada suhu 49 °C selama
5 menit tetapi belum efektif untuk mengeliminasi nematoda pada bawang putih
yang terinfeksi. Perlakuan air panas pada suhu 49 °C selama 20 sampai 30 menit
dan 51 °C selama 20 sampai 25 menit efektif mengeliminasi nematoda Ditylenchus
pada bawang putih tanpa memengaruhi kualitas (kekerasan, kroma, rona, indeks
pencokelatan, dan total padatan terlarut). Hasil penelitian ini mengonfirmasi
keberadaan OPTK A1 D. destructor pada bawang putih impor yang berasal dari
Cina sehingga disarankan untuk memperketat pemeriksaan di pelabuhan
pemasukan dan memonitor potensi penyebaran D. destructor di Indonesia.
Collections
- MT - Agriculture [3772]