Pendekatan Ekosistem (EAFM) untuk Keberlanjutan Perikanan Tongkol yang Berbasis di Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Aceh.
View/ Open
Date
2019Author
Salmarika
Taurusman, Am Azbas
Wisudo, Sugeng Hari
Metadata
Show full item recordAbstract
Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Lampulo merupakan pelabuhan
terbesar sebagai sentra perikanan di Provinsi Aceh dengan karakteristik hasil
tangkapan yang beragam, salah satunya ikan tongkol. Terdapat 5 permasalahan
utama perikanan tongkol yang berbasis di PPS Lampulo saat ini, yaitu (1) status
pemanfaatan ikan pelagis besar temasuk ikan tongkol di WPP NRI 572 mencapai
‘fully exploited’ artinya perlu pemanfaatan secara hati-hati; (2) penurunan tren
CPUE karena penurunan produksi hasil tangkapan terhadap peningkatan jumlah
armada penangkapan pukat cincin; (3) ketidakstabilan harga ikan pada musim
paceklik yang merugikan nelayan dan mengancam keberlanjutan usahanya; (4)
persaingan nelayan menyebabkan terjadinya konflik antar nelayan dan
meningkatkan pelanggaran hukum; dan (5) implementasi RPP TCT (Tuna
Cakalang Tongkol) belum optimal. Kompleksnya permasalahan perikanan tongkol
tersebut memerlukan upaya pengelolaan perikanan secara terintegrasi dan
berkelanjutan, yaitu pendekatan ekosistem.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi status pengelolaan perikanan
tongkol dan merumuskan tindakan aksi pengelolaan sebagai strategi perbaikan
pengelolaan perikanan tongkol yang berbasis di Pelabuhan Perikanan Samudera
Lampulo. Evaluasi status pengelolaan perikanan dilakukan dengan menggunakan
analisis multi kriteria melalui pengembangan indeks komposit setiap indicator
EAFM (Ecosystem Approach to Fisheries Management). Selanjutnya hal tersebut
mendasari dalam merumuskan tindakan pengelolaan perikanan tongkol sesuai
tujuan EAFM.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa status pengelolaan perikanan tongkol
yang berbasis di Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo secara umum dalam
kondisi yang ‘baik’, secara khusus ditinjau dari domain sumber daya ikan termasuk
dalam kategori ‘sedang’ (53,33), teknik penangkapan ikan ‘sangat baik’ (83,33),
ekonomi ‘kurang baik’ (33,33), sosial ‘sangat baik’ (91,66) dan kelembagaan ‘baik’
(67,66). Tindakan pengelolaan diprioritaskan pada domain yang memiliki nilai
indikator yang ‘kurang baik’. Prioritas tindakan pengelolaan diimplementasikan
pada domain ekonomi, disusul domain sumber daya ikan, kelembagaan, teknik
penangkapan ikan dan sosial.
Collections
- MT - Fisheries [2934]