Desain Kapal Penangkap Ikan Berdasarkan Kearifan Lokal di Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong Jawa Timur
View/ Open
Date
2019Author
Putra, Pringgo Kusuma Dwi Noor Yadi
Novita, Yopi
Iskandar, Budhi Hascaryo
Metadata
Show full item recordAbstract
Kapal bantuan penangkap ikan yang diberikan oleh pemerintah menuai
banyak kendala sehingga kapal tersebut tidak digunakan. Tidak sesuainya antara
bentuk kapal dengan karateristik dan kebiasaan nelayan setempat merupakan salah
satu faktor tidak digunakannya kapal tersebut. Karakteristik dan kebiasaan nelayan
di setiap daerah sudah menjadi sebuah kearifan lokal yang berbeda satu sama lain,
sehingga menjadi sebuah masalah untuk pemerintah dalam memberikan bantuan
kapal kepada para nelayan, seperti di daerah Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN)
Brondong. Oleh sebab itu, diperlukan kajian mengenai desain kapal penangkap ikan
berdasarkan kearifan lokal di daerah tersebut. Tujuan penelitian ini terdiri atas: (1)
Mengidentifikasi dan menentukan keragaman desain kapal penangkap ikan
tradisional di PPN Brondong; (2) Mengestimasi kemampuan kelaiklautan
(stabilitas, tahanan, turning ability) kapal penangkap ikan di PPN Brondong.
Data dikumpulkan menggunakan metode survei dengan mengumpulkan data
pengamatan dan pengukuran terhadap alat penangkap ikan, bentuk dan dimensi
utama kapal. Pengolahan data yang digunakan pada tujuan pertama adalah metode
hierarchical dan non-hierarichical clustering. Selain itu, pada tujuan kedua data
diolah dengan menggunakan persamaan numerik. Selanjutnya, analisis data
dilakukan dengan menggunakan metode perbandingan secara numerik maupun
deskriptif terhadap nilai acuan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dua kelompok desain kapal
tradisional di daerah PPN Brondong. Kelompok pertama beranggotakan kapal
dengan dua desain bentuk linggi haluan dan buritan yang berbeda, tetapi memiliki
bentuk penampang membujur kasko dan jenis kemudi kapal yang sama. Masyarakat
memanggil kedua desain kapal tersebut dengan nama ijon-ijon dan perahu. Ijonijon
adalah kapal dengan haluan berbentuk spoon bow dan buritan yang berbentuk
elliptical stern yang tumpul. Selain itu, perahu adalah kapal yang memiliki haluan
berbentuk spoon bow dan buritan yang berbentuk elliptical stern yang lancip.
Kelompok kedua beranggotan kapal dengan bentuk haluan raked bow, buritan
berbentuk transom stern dan penampang membujur yang berbentuk transom.
Masyarakat setempat menyebut kapal dengan desain tersebut dengan nama etek.
Kelaiklautan kapal ditinjau dengan melihat kemampuan stabilitas, tahanan
gerak dan turning ability. Kapal ijon-ijon, perahu dan etek memiliki nilai stabilitas
yang sudah memenuhi kriteria IMO. Berdasarkan hasil nilai stabilitas, etek
memiliki nilai GZ maksimum yang lebih besar dibandingkan dengan ijon-ijon dan
perahu. Nilai tahanan gerak yang dihasilkan pada ketiga kapal tersebut
menunjukkan bahwa etek memiliki nilai tahanan yang lebih rendah dibandingkan
dengan ijon-ijon maupun perahu. Selain itu, berdasarkan kemampuan turning
ability, ijon-ijon dan perahu yang menggunakan sepasang kemudi kayu
menghasilkan nilai yang lebih baik dibandingkan dengan etek, karena memiliki
nilai tactical diameter yang lebih kecil.
Collections
- MT - Fisheries [3011]