Identifikasi Jenis Tumbuhan Potensial sebagai Agen Fitoremediasi di Hutan Rawa Buatan Air Asam Tambang
View/ Open
Date
2019Author
Rahmatia, Citra
Hilwan, Iwan
Mansur, Irdika
Metadata
Show full item recordAbstract
Kegiatan pertambangan batubara berpotensi mengganggu lingkungan. Salah
satu gangguan lingkungan adalah terbentuknya air asam tambang (AAT).
Pengelolaan AAT dapat dilakukan secara pasif melalui konstruksi hutan rawa
buatan. Sistem hutan rawa buatan menggunakan bahan organik berupa pupuk
kotoran sapi yang berfungsi sebagai media tumbuh tanaman. Fitoremediasi
merupakan upaya penggunaan jenis tumbuhan dalam akumulasi logam berat.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui biodiversitas tumbuhan dan
efektivitas pengelolaan AAT secara passive treatment dengan hutan rawa buatan.
Identifikasi keanekaragaman tumbuhan di hutan rawa buatan menggunakan
metode purposive sampling dengan ukuran petak contoh 2m x 2m sebanyak 10
petak/kompartemen. Pengamatan dilakukan pada saat sebelum dan sesudah AAT
dialirkan. Tumbuhan utama potensial yang digunakan adalah gempol (Nauclea
orientalis) dan tifa (Typha latifolia) yang memiliki persentase daya hidup tinggi
terhadap AAT yaitu 74% dan 94% pada kompartemen I.
Penelitian ini menggambarkan bahwa hutan rawa buatan yang terdiri dari 6
kompartemen (2 kompartemen sediment pond dan 4 kompartemen rawa buatan)
dapat meningkatkan pH dari 3.5 menjadi 6.27, menurunkan konsentrasi Mn dari 3.7
mg/l menjadi 2.2 mg/l, konsentrasi Fe dari 1.16 mg/l menjadi 0.08 mg/l dan terjadi
peningkatan nilai total padatan tesuspensi (TSS) dari 42 mg/l menjadi 128 mg/l.
Hasil analisis vegetasi yang dilakukan pada saat AAT belum dialirkan
ditemukan 21 spesies yang mampu tumbuh secara alami di hutan rawa buatan,
kemudian setelah AAT dialirkan ke hutan rawa buatan vegetasi yang ditemukan
menjadi 15 spesies. Cyperus iria, Fimbristylis griffithii, Scirpus juncoides,
Ludwigia hyssopifolia, Cyperus platystylis dan Monochoria vaginalis merupakan
enam spesies dominan yang dapat dijadikan agen fitoremediasi di hutan rawa
buatan. Pemanfaatan jenis-jenis rawa lokal juga dilakukan dalam penelitian ini guna
menambah biodiversitas. Tumbuhan nipah (Nypa fruticans) dan pandan laut
(Pandanus odoratissimus) memiliki jumlah anakan yang banyak di alam sehingga
dapat dimanfaatkan menjadi tumbuhan potensial untuk ditanam pada hutan rawa
buatan. Hasil persentase daya hidup nipah dan pandan laut dalam kondisi tergenang
AAT yaitu 89% dan 92%, hal ini menunjukkan bahwa nipah dan pandan laut dapat
menyesuaikan dan mampu tumbuh dengan baik pada kondisi air asam dengan pH
rendah yaitu 3.5.
Collections
- MT - Forestry [1411]