Keragaman Bakteri Asam Laktat dalam Fermentasi Ikan-Inasua dengan dan Tanpa Nira kelapa
View/ Open
Date
2019Author
Mahulette, Ferymon
Mubarik, Nisa Rachmania
Suwanto, Antonius
Widanarni
Metadata
Show full item recordAbstract
Inasua ialah produk fermentasi ikan secara tradisional yang merupakan
kearifan lokal masyarakat Teon, Nila, dan Serua (TNS) di Maluku. Tujuan
pembuatan ikan fermentasi ialah sebagai cadangan lauk mengantisipasi masa
paceklik, yaitu masa ketika nelayan tidak dapat melaut. Bahan dasar dalam
pengolahan inasua ialah ikan yang hidup di sekitar terumbu karang, garam dan nira
kelapa sebagai sumber karbohidrat. Pengolahan inasua dilakukan dengan dua cara,
yaitu dengan menggunakan garam saja dan garam ditambah nira kelapa. Kedua
jenis ikan fermentasi ini diduga memiliki karakteritik sensorik yang berbeda. Hal
ini sangat dipengaruhi oleh keragaman mikrob di dalamnya, terutama bakteri asam
laktat. Mikrob-mikrob tersebut mengalami suksesi dan mempengaruhi karakteristik
fisikokimia selama fermentasi inasua. Analisis komposisi mikrob pada inasua yang hanya
menggunakan garam telah dilakukan, tetapi analisis suksesi mikrob, khususnya bakteri
asam laktat selama fermentasi kedua jenis inasua belum pernah dilakukan. Hal ini dianggap
sebagai kebaruan dari penelitian ini.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari keragaman bakteri asam laktat
terkultur selama fermentasi dan bakteri yang tidak terkultur pada produk inasua
tanpa nira (hanya menggunakan garam) dan inasua yang menggunakan garam dan
nira kelapa (selanjutnya disebut inasua nira) serta melakukan karakterisasi
fisikokimia pada kedua produk tersebut. Ikan yang digunakan sebagai bahan dasar
pengolahan inasua ialah gurara (Lutjanus vitta). Isolasi bakteri asam laktat dari kedua
jenis inasua menggunakan media de Man, Rogosa and Sharp agar (MRSA) yang
ditambahkan garam dan CaCO3 berhasil diperoleh 50 isolat. Identifikasi isolat
bakteri asam laktat terpilih secara molekuler menggunakan gen penyandi 16S
rRNA menunjukkan bahwa semua isolat merupakan bakteri asam laktat yang
memiliki kedekatan dengan kelompok Lactobacillus dan Leuconostoc. Persentase
kesamaan sekuen hasil identifikasi isolat bakteri asam laktat dengan target gen 16S
rRNA pada database GenBank ialah 96-99%. Bakteri-bakteri ini mengalami suksesi
sejalan dengan bertambahnya waktu fermentasi inasua. Lactobacillus plantarum
dan L. rhamnosus merupakan bakteri asam laktat yang ditemukan pada awal
fermentasi inasua tanpa nira. L. mesenteroides ditemukan pada fermentasi 8 minggu
dan berperan hingga akhir fermentasi. Bakteri asam laktat yang dominan pada akhir
fermentasi inasua tanpa nira ialah L. mesenteroides. L. plantarum dan L. rhamnosus
juga ditemukan pada awal fermentasi inasua nira. L. paracasei ditemukan setelah
mengalami fermentasi selama 4 minggu dan Leuconostoc mesenteroides pada akhir
fermentasi. Bakteri asam laktat dominan dalam fermentasi inasua nira ialah L.
plantarum.
Hasil separasi produk PCR menggunakan DGGE menunjukkan pola
komunitas bakteri berdasarkan gen 16S rRNA bervariasi pada kedua jenis inasua.
Pola distribusi komunitas bakteri pada sampel inasua tanpa nira (4 pita) kurang
beragam dibandingkan inasua nira (8 pita). Hasil Blast 4 pita pada inasua tanpa
nira teridentifikasi sebagai Lactobacillus curiae, Staphylococcus pasteuri, dan dua
pita yang lain ialah S. epidermidis, sedangkan 8 pita pada inasua nira teridentifikasi
sebagai L. sucicola, L. apinorum, Escherichia fergusonii, L. nagelii, L. paracasei,
L. curiae, dan dua pita lainnya ialah L. hilgardii. Persentase kesamaan sekuen
hasil DGGE dengan gen target pada data GenBank ialah 90-99%. Analisis
keragaman Shanon-Winner (H’) menunjukkan bahwa indeks keragaman
komunitas bakteri berdasarkan gen 16S rRNA pada inasua tanpa nira ialah 0,90
(kategori rendah), sedangkan inasua nira ialah 1,42 (kategori sedang). Indeks
kemerataan (e’) kedua jenis inasua berbeda. Indeks kemerataan inasua tanpa nira
lebih tinggi yaitu 0,68 (kategori tinggi), sedangkan inasua nira ialah 0,52 (kategori
sedang).
Keragaman bakteri asam laktat sangat dipengaruhi oleh karakteristik
fisikokimia pada inasua. Selama fermentasi, suhu kedua jenis inasua mengalami
peningkatan hingga akhir fermentasi, sedangkan nilai pH mengalami penurunan
yang mencolok hingga fermentasi minggu ke-3 kemudian meningkat hingga akhir
fermentasi. Analisis proksimat kedua jenis inasua memperlihatkan bahwa kadar
lemak dan abu mengalami peningkatan, sebaliknya kadar protein dan air mengalami
penurunan hingga akhir fermentasi. Kadar karbohidrat inasua tanpa nira ialah
16,32% lebih rendah dibandingkan inasua nira yang mencapai 25,64% pada awal
fermentasi, tetapi kadar karbohidrat inasua nira mengalami penurunan hingga
7,14% pada akhir fermentasi, sebaliknya kadar karbohidrat inasua tanpa nira
mengalami peningkatan hingga 19,69%. Kadar air, protein dan lemak inasua nira
lebih tinggi dibandingkan inasua tanpa nira pada akhir fermentasi. Aktivitas air
kedua jenis inasua mengalami penurunan selama fermentasi. Kadar garam inasua
tanpa nira lebih tinggi dibandingkan inasua nira, sedangkan kadar alkohol inasua
tanpa nira hampir tidak terdeteksi.