Dinamika Kualitas Padatan Tersuspensi pada Media Budidaya Udang Vaname Litopenaeus vannamei di Tambak
Abstract
Padatan tersuspensi dalam media pemeliharaan udang sistem intensif didominasi oleh partikel organik berupa mikroagregat berbagai mikroorganisme dalam lingkungan perairan. Peningkatan padatan tersuspensi akibat peningkatan input pakan buatan yang tinggi bahan organik, menjadi salah satu kendala yang dihadapi dalam proses budidaya udang vaname sistem intensif di tambak. Bakteri, mikroalga dan jenis mikroba lainnya akan membentuk mikroloni dan membentuk padatan tersuspensi, yang berfungsi dalam daur ulang nutrien dan kontrol kualitas air. Konsentrasi total padatan akibat akumulasi partikel koloni yang tinggi dapat memberikan dampak negatif terhadap organisme budidaya sehingga dibutuhkan upaya untuk mengontrol kuantitas dan kualitas padatan tersuspensi dalam media pemeliharaan udang. Distribusi ukuran, karakter kimia, termasuk komposisi mikrobial, juga ikut berkontribusi menentukan fungsi padatan tersuspensi dalam manajemen kualitas air. Mengingat pentingnya peran padatan tersuspensi tersebut, maka perlu dilakukan observasi mengenai peran padatan tersuspensi dan bagaimana dinamika kuantitas dan kualitas padatan tersuspensi tersebut dalam media pemeliharaan udang. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah dinamika kuantitas dan kualitas serta keterkaitan antara padatan tersuspensi dengan kualitas air dan kinerja kesehatan udang dan performa produksi udang. Dengan informasi yang didapat dari penelitian ini maka diharapkan akan diketahui faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam kontrol dan monitoring padatan tersuspensi dalam media budidaya udang sistem intensif di tambak.
Penelitian ini dilakukan pada 6 petak tambak udang vaname Litopenaeus vannamei sistem intensif yang berlokasi di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Indonesia selama satu siklus masa pemeliharaan (98 hari) pada bulan Desember 2017-Mei 2018. Masing-masing unit tambak dilapisi high-density polyethylene (HDPE) pada bagian dindingnya dan plastik mulsa pada bagian dasarnya, serta ditebari udang dengan kepadatan awal 110 individu m-2. Untuk sistem aerasi setiap petak dilengkapi dengan 8-10 unit kincir (30000 ekor PL HP-1). Lumpur yang terakumulasi di bagian tengah petak dibuang secara periodik sesaat sebelum pemberian pakan melalui pipa pembuangan sentral. Penambahan air dilakukan sebanyak 8-10% dari volume air total setiap minggu. Penggunaan probiotik dan produk fermentasi selama penelitian disesuaikan dengan kondisi masing-masing petak. Pemberian pakan dilakukan dengan pakan komersil dengan kadar protein 28-30% yang diberikan 3-5% dari bobot tubuh. Parameter uji pada penelitian ini meliputi parameter kualitas fisika, kimia dan biologi padatan tersuspensi, parameter kualias air, indikator kesehatan serta performa produksi udang.
Karakteristik fisik padatan tersuspensi yang terbentuk masing-masing memiliki konsentrasi total suspended solid (TSS) dan volatile suspended solid (VSS) rata-rata berkisar antara 0.13-2.89 g L-1dan 0.07-2.84 g L-1 dengan densitas berfluktuasi selama masa pemeliharaan. Persentase komposisi organik dari padatan tersuspensi berkisar antara 94-96%, ukuran partikel padatan tersuspensi cenderung meningkat seiring dengan umur pemeliharaan pada kisaran ukuran 5-100 μm, sedangkan densitas yang terbentuk tidak mempunyai pola yang spesifik.
Nilai TBC, TVC, plankton dan rasio antara bakteri dengan plankton yang diukur pada semua petak tambak uji berada pada kisaran masing-masing 2.0-3.2x103 CFU mL-1, 3.8-7.1x102 CFU mL-1, 0.76-2.00x106 sel mL-1, dan 2.27-3.93%. Berdasarkan hasil pengamatan dengan scanning electron microscope sampel padatan tersuspensi hasil penyaringan bertingkat dengan plankton net, secara umum tersusun dari bakteri dan khamir yang diduga berasal dari produk fermentasi yang digunakan. Profil asam-asam lemak biomarker pada udang menggambarkan profil asam lemak yang mirip dengan padatan tersuspensi. Tingginya kadar asam-asam lemak C15:0, C17:0, C16:0, C18:1n-9, C18:2n-6 yang merupakan dietary tracer pada udang menunjukkan adanya asimilasi dari padatan tersuspensi.
Kapasitas penurunan total amonia nitrogen berkisar antara 35.99% hingga 61,76% dengan rata-rata laju penurunan berkisar antara 6,37-10,18% per jam. Parameter kesehatan udang yang diukur pada penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi udang pada semua petak tambak secara umum baik dengan kisaran nilai total hemocyte count, aktivitas fenoloksidase, glukosa hemolim dan waktu penggumpalan (clotting) masing-masing 5.51-7.21x106 sel mL-1, 0.198-0.249, 39.3-57.9 mg dL-1 dan 30-34 detik. Semua parameter produksi menunjukkan kinerja produksi udang yang baik dengan nilai rasio konversi pakan terendah 1.14, tingkat kelangsungan hidup tertinggi 84.46% dan laju pertumbuhan tertinggi sebesar 8.21% per hari. Berdasarkan hasil analisis komponen utama, kombinasi parameter kinerja kesehatan, performa produksi, salinitas, kesadahan, bahan organik total, total bacteria count dan rasio bakteri Vibrio sp. mampu mewakili 37.6% karakter sistem budidaya udang pada kondisi petak pengamatan.
Hasil pengamatan selama 98 hari menunjukkan bahwa pada sistem budidaya yang diterapkan, kualitas karakter padatan tersuspensi baik fisik, biologi dan kimia dalam media pemeliharaan udang vaname di tambak mengalami dinamika. Padatan tersuspensi didominasi oleh bahan organik yang tersusun atas berbagai bakteri, plankton dan khamir yang memiliki fungsi dalam daur ulang limbah nutrien serta mampu dimanfaatkan oleh udang sebagai sumber pakan tambahan. Padatan tersuspensi ini juga diduga berperan dalam membentuk keseimbangan populasi mikroba dalam air serta mempertahankan kualitas air pada kondisi yang optimum untuk pertumbuhan udang. Kondisi tersebut dapat meningkatkan lingkungan yang nyaman bagi udang sehingga status kesehatan meningkat dan pertumbuhan lebih optimal. Penelitian lebih lanjut tentang kuantitas dan identifikasi jenis mikroba yang berasosiasi dengan padatan tersuspensi, serta tingkat konsumsi padatan tersuspensi oleh udang perlu dilakukan.
Collections
- MT - Fisheries [2932]