Aplikasi Bakteri Penambat N dan Pelarut P untuk Meningkatkan Produktivitas dan Mutu Fisiologis Benih Jagung Hibrida
View/ Open
Date
2019Author
Alfiah, Nur Aini
Surahman, Memen
Widajati, Eny
Giyanto
Metadata
Show full item recordAbstract
Jagung merupakan tanaman pangan nasional terpenting kedua setelah padi.
Peningkatan ketersediaan jagung dalam negeri dapat dicapai salah satunya dengan
menggunakan benih hibrida. Produktivitas dan mutu benih jagung hibrida
bergantung pada kecukupan hara tanaman induk di lapang. Pemenuhan kebutuhan
hara melalui pemberian pupuk anorganik dapat memberikan efek negatif terhadap
lingkungan. Hal ini dapat diminimalkan dengan penggunaan bakteri penambat N
dan pelarut P. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan poduktivitas dan mutu
fisiologis benih jagung hibrida varietas Bima 3 serta efisiensi pemupukannya
melalui penggunaan bakteri penambat N dan pelarut P.
Penelitian ini terdiri atas dua percobaan. Keduanya merupakan percobaan
dua faktor dengan rancangan perlakuan petak terbagi (split plot design) dan
rancangan lingkungan kelompok lengkap teracak (RKLT) dengan 3 ulangan.
Faktor pertama (petak utama) adalah dosis pupuk N (Urea) dan P (SP36), faktor
kedua (anak petak) adalah aplikasi kombinasi bakteri penambat N dan pelarut P.
Pada percobaan pertama terdapat 13 taraf aplikasi bakteri dan tiga taraf
pemupukan. Melalui percobaan pertama diseleksi tiga taraf aplikasi bakteri yang
terbaik dalam mendukung pertumbuhan tanaman. Selanjutnya pada percobaan
kedua bakteri terpilih diuji lanjut dikombinasikan dengan lima taraf pemupukan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat bakteri yang cenderung
bersifat menurunkan performa tanaman di lapang, meskipun bakteri tersebut telah
teruji mampu meningkatkan viabilitas benih di laboratorium. Hingga akhir
penelitian diketahui bahwa faktor tunggal aplikasi bakteri tidak berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman, tetapi mampu menghasilkan
mutu fisiologis benih yang relatif lebih baik dibandingkan dengan kontrol.
Pemberian dosis pupuk N dan P yang lebih tinggi menghasilkan pertumbuhan
tanaman, produktivitas dan mutu fisiologis benih yang lebih baik, namun tidak
terdapat perbedaan yang nyata antara P2 (50% rekomendasi), P3 (75%
rekomendasi) dan P4 (100% rekomendasi).
Collections
- MT - Agriculture [3683]