Pendugaan Parameter Genetik dan Evaluasi Daya Gabung Okra (Abelmoschus esculentus L. Moench) melalui Persilangan Dialel.
Abstract
Okra mempunyai beragam bentuk dan warna buah. Di Indonesia, budidaya
tanaman ini masih tergolong rendah sehingga produksinya juga ikut rendah.
Upaya yang dapat dilakukan dalam peningkatan produksi adalah melalui perakitan
varietas unggul baru. Perakitan varietas unggul dapat dilakukan dengan
pembentukan populasi dasar yang dilanjutkan dengan seleksi.
Penelitian ini dilakukan melalui dua tahapan utama. Tahapan pertama
menggunakan 13 genotipe yang ditanam di Kebun Percobaan Leuwikopo
sehingga dapat diperoleh informasi keragaman genetik. Okra mengelompok
menjadi tiga cluster dengan nilai cophenhetic distance 0.37 berdasarkan karakter
kualitatif dan kuantitatif. Hal ini dapat membantu dalam pemilihan tetua yang
dapat digunakan dalam pembentukan populasi persilangan. Tahapan kedua
menggunakan populasi persilangan dibentuk dari enam tetua terpilih sesuai
dengan metode Griffing I sehingga terbentuk 30 kombinasi persilangan dari 6
tetua. Populasi yang terbentuk dapat digunakan untuk menduga parameter genetik,
daya gabung, heterosis dan keragaan hibrida. Parameter genetik dapat diketahui
melalui metode Hayman. Nilai daya gabung umum dan daya gabung khusus
hanya dapat diketahui dengan metode Griffing saja. Heterosis dan keragaan
hibrida dapat diketahui dari kombinasi persilangan. Keseluruhan data penelitian
dianalisis menggunakan software SAS 9.0, R, AGD-R, META-R, dan PBSTAT.
Hasil dari pelaksanaan tahapan kedua ini menerangkan bahwa penampilan
karakter dapat dipengaruhi oleh aksi gen aditif dan non aditif. Pengaruh aksi gen
aditif lebih berperan pada karakter umur berbunga dan jumlah daun. Pada karakter
lainnya pengaruh aksi gen dominan yang lebih berperan terhadap penampilan.
Penampilan setiap karakter juga dipengaruhi oleh satu gen pengendali kecuali
pada karakter diameter buah dikendalikan oleh dua gen. Pengaruh aksi gen aditif
pada karakter juga akan mempengaruhi nilai heritabilitas dalam arti luas dan
heritabilitas dalam arti sempit. Pengaruh DGU dan DGK secara umum berbeda
nyata pada setiap karakter kecuali pada karakter umur berbunga pengaruh DGK
tidak berbeda nyata. Dalam upaya peningkatan produksi genotipe PB01Nai dapat
direkomendasikan sebagai tetua untuk perakitan varietas galur murni karena
memiliki DGU tertinggi pada karakter bobot buah per tanaman, jumlah buah dan
diameter batang. Hibrida yang memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut
adalah D x B, D x E, B x F, C x E, F x E, A x F, dan C x D.
Collections
- MT - Agriculture [3683]