Pengujian Kemurnian Benih Padi dari Tiga Isolasi jarak Melalui Analisis Citra dengan Pemindaian Bidang Datar, Grow Out Test, dan Mikrosatelit.
View/ Open
Date
2019Author
Widiastuti, Mira L.
Ilyas, Satriyas
Palupi, Endah Retno
Palupi, Endah Retno
Hairmansis, Aris
Metadata
Show full item recordAbstract
Pengujian kemurnian benih padi pada umumnya dilakukan secara visual
dengan tingkat subjektivitas yang tinggi. Analisis citra digital dengan pemindaian
bidang datar atau Image Analysis-Flatbed Scanning (IA-FS) telah dimanfaatkan
untuk mengidentifikasi ciri benih suatu varietas. Penelitian ini bertujuan untuk:
(1) mengidentifikasi tipe simpang benih padi berdasarkan karakter morfologi
bentuk dan warna melalui metode IA-FS yang dikonfirmasi dengan grow out test
(GOT); (2) mendapatkan informasi proporsi tipe simpang dari isolasi jarak yang
berbeda melalui metode IA-FS, dan (3) mengkonfirmasi tipe simpang dari isolasi
jarak yang berbeda melalui metode IA-FS dengan uji GOT dan mikrosatelit.
Penelitian dilaksanakan dalam 2 percobaan. Percobaan pertama adalah
pengembangan IA-FS sebagai teknik untuk pengujian kemurnian genetik benih.
Sebanyak 1200 butir benih masing-masing dari varietas Aek Sibundong dan
Sintanur dipindai dengan IA-FS. Benih dievaluasi tingkat kemurnian berdasarkan
5 parameter bentuk (circularity, feret, min feret, AR dan round) dan 3 parameter
warna (red, green dan blue). Kemudian benih tersebut ditanam untuk pengujian
kemurnian dengan GOT dan diamati ciri-ciri morfologi tanaman di lapangan.
Pada percobaan kedua dilakukan pengujian kemurnian benih padi pada tiga
isolasi jarak berdasarkan GOT, IA-FS dan mikrosatelit. Benih Aek Sibundong dan
Sintanur ditanam berdampingan dengan isolasi jarak 1, 2, dan 3 m. Masingmasing
varietas pada tiap isolasi jarak ditanam sebanyak 400 rumpun (4 baris
tanaman) dengan jarak tanam 25 x 40 cm. Pengujian kemurnian benih secara GOT
per varietas per isolasi jarak. Setelah pengujian GOT selesai, benih dipanen pada
malai batang utama pada masing-masing rumpun. Benih dibagi menjadi 2 yaitu
benih untuk pengujian IA-FS dan sebagai bahan tanam untuk pengujian
mikrosatelit. Untuk IA-FS sampel benih diambil 1 butir benih per malai (100 butir
per baris atau tergantung dari jumlah tanaman yang bisa dipanen sebagai benih).
Benih dengan jumlah yang sama digunakan untuk pengujian kemurnian
berdasarkan mikrosatelit, namun ditanam secara bulk pada masing-masing baris
yang sama. Pengujian mikrosatelit menggunakan 3 primer yaitu RM224, RC12
dan Afrag.
Hasil penelitian percobaan pertama menunjukkan bahwa metode IA-FS
dapat mengkuantifikasi karakter bentuk dan warna benih serta menguji kebenaran
varietas Aek Sibundong dan Sintanur. Tingkat akurasi identifikasi kebenaran
varietas menggunakan IA-FS yaitu 99.7% pada saat mengkombinasikan parameter
bentuk dan warna, 99.2% berdasarkan bentuk dan 93.6% untuk parameter warna
saja. Hasil pengujian kemurnian benih berdasarkan IA-FS tidak berbeda nyata
dengan pengujian kemurnian dengan GOT di lapangan.
Hasil penelitian percobaan kedua menunjukkan bahwa pada isolasi jarak 1,
2, dan 3 m masih ditemukan tipe simpang yang diduga berasal dari penyerbukan
yang tidak dikehendaki pada pertanaman Aek Sibundong dan Sintanur.
Kemurnian benih berdasarkan IA-FS relatif sama dengan metode GOT pada
ketiga isolasi jarak kecuali kemurnian benih pada pertanaman Sintanur dari isolasi
jarak 2, 3, dan 3.4 m . Pengujian kemurnian dengan IA-FS relatif stabil untuk
pengujian kemurnian berdasarkan bentuk dan warna. Kemurnian benih secara
GOT mencapai 100% hanya terjadi pada pertanaman Sintanur dengan isolasi jarak
3-3.4 m. Namun rendahnya tipe simpang yang ditemukan bukan karena isolasi
jarak yang semakin jauh sebagaimana ditunjukkan adanya tipe simpang yang
lebih tinggi (6.82-7.14%) pada isolasi jarak 3.8-4.2 m. Tipe simpang lain pada
Sintanur ditemukan sebanyak > 10% pada isolasi jarak 1-2.2 m, dan 0-16.67%
pada isolasi jarak > 2.4 m. Pada pertanaman Aek Sibundong, sebanyak > 20%
pada isolasi jarak 1.2-2 m dan 2-18.68% pada isolasi jarak > 2.4 m. Berdasarkan
mikrosatelit dengan primer RM224 dan RC12 tidak dapat mengidentifikasi
kemurnian benih dari semua isolasi jarak karena primer yang digunakan muncul
pada lokus yang sama. Primer Afrag dapat dikonfirmasi bahwa tipe simpang
masih ditemukan pada isolasi jarak 3 m.
Collections
- MT - Agriculture [3677]