Formulasi Water Based Mud (WBM) Menggunakan Gliserol dari Minyak Sawit
View/ Open
Date
2019Author
Rajagukguk, Junicardo Frencius
Hambali, Erliza
Setyaningsih, Dwi
Marbun, Bonar Tua Halomoan
Metadata
Show full item recordAbstract
Gliserol merupakan produk samping dari industri biodiesel yang dapat
dilakukan melalui tiga metode, yaitu metode transesterifikasi, saponifikasi dan
hidrolisis. Sejauh ini, aplikasi penggunaan gliserol belum banyak dimanfaatkan
dalam industri pemboran migas. Padahal jumlah gliserol sebagai hasil samping
dari biodiesel cenderung meningkat setiap tahunnya, seiring dengan peningkatan
jumlah industri bioedisel. Selain itu, gliserol bersifat ramah lingkungan sehingga
dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi terbarukan. Sifat fisiko-kimia dari
gliserol seperti densitas, titik didih, titik nyala yang tinggi sangat potensial
digunakan sebagai aditif dalam rancangan formulasi drilling fluid, salah satunya
formulasi dalam lumpur berbasis air. Water-based mud adalah lumpur yang fase
kontinyunya yaitu air dan paling sering digunakan dalam industri pemboran.
Berbagai kondisi masalah pengeboran yang dihadapi dalam lubang sumur, dimana
rusaknya fungsi lumpur pada suhu dan tekanan yang tinggi sehingga tidak dapat
menjalankan fungsinya dengan baik.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi kinerja water-based
mud yang dihasilkandengan penggunaan gliserol dengan kemurnian 99.5%
sebagai aditif dalam formulasi lumpur sehingga dapat memenuhi fungsi fluida
sebagai drilling fluid dalam lubang sumur. Gliserol yang digunakan adalah
gliserol dari minyak sawit dengan kemurnian 99.5%. Formulasi lumpur WBM
kemudian dianalisis menggunakan prosedur laboratorium standar American
Petroleum Institute(API 13 B1) menggunakan Mud Balance, Fann VG Viscometer
dan LPLT Filter Press. Pengujian lumpur yang diperoleh setelah dilakukan
pemanasan pada suhu 250oF, tekanan 100 psi, selama 16 jam.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan adanya penggunaan gliserol
99.5% sebagai aditif dalam rancangan fomulasi water based mud dapat
meningkatkan nilai rheologi disertai dengan peningkatan nilai viskositas plastik,
yield point dan gel strength lumpur dibandingkan formulasi blanko. Lumpur yang
diperoleh dapat stabil dan tidak rusak terhadap perubahan temperatur sampai
250oF. Selain itu, terdapat pengaruh yang signifikan dalam mengurangi API
filtration loss, sehingga penggunaan gliserol 99.5% bisa sebagai pengontrolan
penurunan filtration loss dalam formulasi lumpur WBM. Dengan demikian,
bahwa penggunaan gliserol 99.5% sebagai aditif dalam formulasi lumpur WBM
memiliki potensi digunakan dalam industri pemboran dalam memenuhi fungsi
fluida sebagai drilling fluid dalam lubang sumur.
Collections
- MT - Agriculture Technology [2211]