Investigasi Serangan Penyakit Busuk Ujung Lancip Buah Salak Pondoh pada Rantai Pasok (Studi Kasus di Kabupaten Sleman).
View/ Open
Date
2019Author
Jamaludin
Nugroho, Lilik Pujantoro Eko
Darmawati, Emmy
Metadata
Show full item recordAbstract
Salak Pondoh (Salacca edulis Reinw.) merupakan salah satu tanaman hortikultura asli Indonesia yang telah diprioritaskan sebagai komoditi ekspor. Buah salak pondoh sangat digemari oleh masyarakat lokal dan luar negeri. Permintaan ekspor cukup tinggi dari Asia, Eropa, dan Australia. Volume ekspor buah salak tahun 2017 sebanyak 966 ton. Masalah dalam pemasaran salak pondoh adalah rendahnya kualitas produk yang berdampak pada kerugian dan penolakan pasar. Rendahnya kualitas disebabkan oleh kerusakan penyakit busuk ujung lancip. Penyakit ini dapat terjadi di sepanjang rantai pasoknya. Dalam tiap tahap rantai pasok, serangan penyakit ini sangat mempengaruhi tingkat losses (kehilangan hasil). Oleh sebab itu, perlu adanya investigasi mikroorganisme penyebab penyakit busuk ujung lancip.
Penelitian ini memiliki lima tujuan utama yang meliputi: (1) mengkaji pola rantai pasok salak pondoh di Kabupaten Sleman; (2) mengkaji tingkat losses dan kejadian penyakit busuk ujung lancip buah salak pada setiap rantai pasok; (3) menentukan jenis mikroorganisme penyebab penyakit ujung lancip buah salak secara in vitro; (4) investigasi proses dan waktu terjadinya serangan penyakit busuk ujung lancip buah salak pondoh pada tahapan rantai pasok; dan (5) menganalisis tahapan kritis serangan penyakit busuk ujung lancip pada penanganan buah salak.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode survei dan pengamatan laboratorium. Survei (wawancara dan observasi) untuk mengkaji pola rantai pasok, tingkat losses, dan penanganan pascapanen yang dilakukan setiap pelaku rantai pasok di sentra produksi salak pondoh Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Penentuan pola rantai pasok salak pondoh yang dikaji dilakukan secara purposive, berdasarkan volume distribusi yang tinggi dan tujuan akhir pemasaran yaitu pasar domestik dan luar negeri. Pengamatan laboratorium untuk mengkaji jenis mikroorganisme penyebab penyakit busuk ujung lancip salak pondoh dilakukan dengan metode isolasi spora tunggal dan pengamatan morfologi cendawan. Hasil isolasi dan frekuensi kemunculan cendawan dalam rantai pasok dianalisis secara deskriptif untuk mengkaji waktu dan proses terjadinya serangan penyakit. Data penanganan pascapanen dan tingkat kejadian penyakit pada setiap pola rantai pasok dianalisis deskriptif untuk menentukan tahapan penanganan pascapanen paling kritis.
Hasil penelusuran rantai pasok salak pondoh di Kabupaten Sleman secara umum terdapat tiga pola, yaitu pola rantai pasok pasar tradisional, pasar modern, dan pasar ekspor. Total losses di sepanjang rantai pasok pasar tradisional, pasar modern, dan pasar ekspor masing-masing adalah 22.89%, 11.27%, dan 6.26%. Hasil isolasi diperoleh 5 isolat cendawan yaitu Thielaviopsis paradoxa (De Seynes) Honhel (58.44%), Colletotrichum gloeosporioides section (19.48%), Rhizopus stolonifer (Ehrenberg) Vuillemin (15.58%), Mucor sp. (3.90%), dan Mycelia sterilia (2.60%). Berdasarkan besarnya tingkat temuan, cendawan T. paradoxa merupakan mikroorganisme penyebab utama busuk ujung lancip buah salak pondoh. Serangan cendawan T. paradoxa telah menginfeksi buah salak pondoh
sejak dari on farm di kebun petani. Namun proses perkembangan untuk membuat buah salak pondoh menjadi busuk terjadi disepanjang tahap rantai pasok. Tahapan kritis penanganan pascapanen pada rantai pasok buah salak pondoh terdapat pada tahap pengepul / asosiasi.
Collections
- MT - Agriculture Technology [2208]