Pola Penanganan Permukiman Kumuh di Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor.
Abstract
Kondisi lingkungan dan ketersediaan sarana prasarana dan sumberdaya alam merupakan suatu prasyarat bagi keberlanjutan kehidupan permukiman. Permukiman kumuh di kota-kota biasanya ditandai dengan kurangnya pelayanan prasarana dan sarana dasar dengan penghuni yang kebanyakan adalah masyarakat berpenghasilan rendah. Secara umum kepadatan permukiman maupun aktivitas penduduknya dapat memberikan tekanan pada lingkungan, hingga pada satu titik, lingkungan atau sumber daya alam yang tersedia tidak dapat memenuhi kebutuhan penduduk tersebut. Kecamatan Cibinong sebagai pusat kegiatan pemerintah dan perkotaanjuga tengah menghadapi permasalahan permukiman kumuhyang memiliki keragaman karakteristik fisik dan kepemilikan lahan. Sehingga perlu penyusunan pola penanganan permukiman kumuh berdasarkan tipologi permukiman kumuh di Kecamatan Cibinong. Berdasarkan hal tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah: (1) identifikasi dan analisis terhadap permukiman kumuh berdasarkan status kepemilikan lahan Kecamatan Cibinong; (2) identifikasi dan analisis terhadap aspek keberlanjutan di permukiman kumuh Kecamatan Cibinong. Metode yang di pakai dalam penelitian ini adalah metode spasial deskriptif menggunakan software ArcGis (Overlay) dan metode analisis kuantitatif dengan menggunakan Analysis Hierarchy Process (AHP).
Berdasarkan hasil penelitian permukiman kumuh di Kecamatan Cibinong memiliki 3 tipologi yang dimana tipologi tersebut di dapatkan dari hasil overlay peta permukiman kumuh, penggunaan lahan, pola ruang dan peta status lahan. Berdasarkan tipologi 1 luas dari permukiman kumuh di Kecamatan Cibinong adalah sebesar 0.74 Ha. Sedangkan untuk tipologi 2 permukiman kumuh di Kecamatan Cibinong seluas 74.04 Ha. Dan untuk tipologi 3 permukiman kumuh di Kecamatan Cibinong seluas 3.60 Ha. Dari tiga tipologi tersebut di dapatkan hasil tingkat keberlanjutan yang di bagi menjadi tiga pola penanganan keberlanjutan yaitu keberlanjutan tinggi, sedang dan rendah. Tingkat keberlanjutan tinggi dan sedang yang berada pada tipologi 1 dan tipologi 2 disarankan untuk pola penanganan pemugaran karena pada kedua tipologi tersebut merupakan kawasan permukiman perkotaan dengan hunian padat dan untuk tingkat keberlanjutan rendah yang berada pada tipologi 3 disarankan pola penanganan permukiman kembali karena kawasan permukiman kumuh tipologi 3 berada di kawasan industri. Berdasarkan tipologi permukiman kumuh dan berkelanjutan di Kecamatan Cibinong diketahui bahwa permukiman kumuh di Kecamatan Cibinong terbagi menjadi 3 tipologi, yaitu tipologi 1, tipologi 2 dan tipologi 3 yang tersebar di 9 kelurahan di Kecamatan Cibinong. Berdasarkan tipologi, tipologi 1 permukiman kumuh di kecamatan Cibinong disarankan pola penanganan pemugaran. Tipologi 2 disarankan penanganan pemugaran. Dan tipologi 3 disarankan untuk penanganan permukiman kembali.
Collections
- MT - Agriculture [3683]