Respon Morfofisiologi Padi Landrace Kalimantan dan IPB 8G terhadap Waktu dan Dosis Pemberian Pupuk Nitrogen
View/ Open
Date
2019Author
Faisal
Lubis, Iskandar
Junaedi, Ahmad
Sugiyanta
Metadata
Show full item recordAbstract
Waktu dan dosis pemupukan nitrogen (N) penting dalam budidaya tanaman
padi. Namun, respon morfosfisiologis padi terhadap waktu dan pemberian pupuk
N berkaitan pertumbuhan dan produksi padi landrace Kalimantan dan IPB 8G
belum diketahui dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon
morfofisiologi padi landrace Kalimantan dan IPB 8G terhadap waktu dan dosis
pemberian pupuk nitrogen.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2017 hingga Juni 2018 di
Kebun Percobaan Sawah Baru, Institut Pertanian Bogor. Rancangan percobaan
yang digunakan adalah rancangan split-split plot yang terdiri dari tiga faktor
perlakuan yaitu kultivar (petak utama), waktu pemupukan (anak petak) dan dosis
pemupukan (anak-anak petak). Faktor kultivar terdiri dari tiga yaitu lokal Mayas,
lokal Samarinda dan IPB 8G, faktor pupuk nitrogen terdiri tiga taraf yaitu 0 kg N
ha-1 (No), 75 kg N ha-1 (N1) dan 150 kgN ha-1 (N2), faktor waktu pemberian N
terdiri dari dua taraf yaitu tiga kali dan empat kali. Faktor waktu pemupukan tiga
kali diberikan sebesar 50% dosis N pada saat tanam, 25% dosis N pada saat fase
vegetatif (umur 29 hari setelah tanam (HST) pada kultivar IPB 8G dan 49 HST
pada kultivar lokal) , dan 25% pada fase primordia (41 HST pada kultivar IPB 8G
dan 98 HST pada kultivar lokal), faktor waktu pemupukan empat kali diberikan
sebesar 40% dosis N pada saat tanam, 20% dosis N pada saat fase vegetatif (29
HST pada kultivar IPB 8G dan 49 HST pada kultivar lokal), 20% pada fase
primordia ( 29 HST pada kultivar IPB 8G dan 49 HST pada kultivar lokal) dan
20% pada saat tanaman berbunga 50% (85 HST pada kultivar IPB 8G dan 119
HST pada kultivar lokal). Setiap perlakuan terdiri dari 3 ulangan sehingga
terdapat 54 satuan percobaan dengan luas masing-masing petak percobaan adalah
10 m2.
Hasil menunjukkan kultivar landrance Kalimantan Mayas dan Samarinda
memiliki perbedaan morfofisiologi dan produktivitas dibandingkan dengan
kultivar IPB 8G. Produktivitas kultivar Mayas 2.5 ton ha-1 dan kultivar Samarinda
yaitu 2.4 ton ha-1. sedangkan kultivar IPB 8G yaitu 2.9 ton ha-1. Waktu
pemupukan tiga kali pada kultivar IPB 8G menghasilkan bobot gabah per rumpun
tertinggi dibandingkan kultivar Mayas namun tidak berbeda nyata dengan waktu
pemupkan empat kali. Pupuk nitrogen cukup diberikan dengan dosis 75 kg ha-1
karena hasilnya tidak berbeda nyata dengan perlakuan 150 kg ha-1 dengan
produktivitas masing masing adalah 2.9 ton ha-1 dan 2.8 ton ha-1 .Tidak terdapat
interaksi kultivar, waktu dan dosis pemupukan terhadap pertumbuhan dan
produksi kecuali pada peubah laju asimilasi bersih (LAB) dan persentase bulir
tidak berisi penuh, namun interaksi antara waktu dan dosis pemupukan sebanyak
tiga kali pada dosis 75 kg ha-1 menghasilkan hasil gabah tertinggi yaitu 3.4 ton ha-
1.
Collections
- MT - Agriculture [3772]