Pengujian Antimalaria Menggunakan Tanaman Cengkeh (Syzygium aromaticum (L.) Merr & Perry) (Studi in vitro, in vivo, Toksisitas dan Screening Senyawa Aktif).
View/ Open
Date
2019Author
Taher, Dharmawaty M
Solihin, Dedy Duryadi
Cahyaningsih, Umi
Sugita, Purwatiningsih
Metadata
Show full item recordAbstract
Penyakit malaria masih menjadi permasalahan kesehatan di banyak negara
di dunia dan di wilayah Indonesia. Target eliminasi malaria di Indonesia pada
tahun 2030 menjadi tolak ukur dalam upaya mencari berbagai sumber alternatif
baru pengobatan malaria. Kondisi ini sangat penting menjadi perhatian mengingat
saat ini di beberapa wilayah di Asia Tenggara dilaporkan telah mengalami
resistensi obat malaria.
Cengkeh (Syzygium aromaticum (L.) Merr. & Perry) adalah tanaman asli
Indonesia yang berpotensi sebagai bahan obat, tetapi belum banyak dikaji
pemanfaatannya sebagai antimalaria terutama menggunakan varietas unggul
Indonesia. Keunggulan varietas ini yaitu dari segi produktivitasnya, daya tahan
terhadap hama dan penyakit dan kualitas buah yang tinggi. Keunggulan dari aspek
daya tahan terhadap hama dan penyakit, berkaitan erat dengan produksi senyawa
metabolit sekunder yang dihasilkan dan senyawa tersebut secara farmakologis
dapat dimanfaatkan.
Penelitian ini menggunakan tiga sampel varietas cengkeh dari empat
varietas unggul cengkeh di Indonesia yaitu cengkeh varietas afo yang berasal dari
Ternate Maluku Utara, varietas gorontalo dari Sulawesi Utara dan tuni buru
selatan dari kepulauan Maluku. Varietas unggul lainnya yaitu cengkeh varietas
karo medan tidak digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini.
Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis komponen kimia dan fitokimia
dari ekstrak metanol bunga, tangkai bunga dan daun cengkeh varietas afo,
gorontalo dan tuni buru selatan, menganalisis aktivitas antimalaria ekstrak
metanol bunga, tangkai bunga dan daun cengkeh varietas afo, gorontalo dan tuni
buru selatan secara in vitro terhadap Plasmodium falciparum, menentukan nilai
toksisitas (Lethal Dose 50: LD50) ekstrak metanol bunga dan tangkai bunga
cengkeh varietas afo, gorontalo dan tuni buru selatan secara in vivo, menentukan
persentase penghambatan ekstrak metanol bunga dan tangkai bunga cengkeh
varietas afo, gorontalo dan tuni buru selatan secara in vivo terhadap Plasmodium
berghei, mendeskripsikan hasil analisis histopatologi hewan uji mencit setelah
diinfeksi dan diberi perlakuan ekstrak, menentukan fraksi aktif antimalaria dari
tangkai bunga cengkeh varietas afo dan tuni buru selatan.
Metode pengujian meliputi empat tahapan uji yaitu analisis komponen kimia
ekstrak metanol cengkeh menggunakan metode GC-MS dan fitokimia
menggunakan metode Harborn 1987; uji aktivitas antimalaria secara in vitro
menggunakan ekstrak metanol cengkeh dan eugenol murni dengan konsentrasi
perlakuan yang sama yaitu 0.01, 0.1, 1, 10 dan 100 μg/mL dengan 2 ulangan; uji
toksisitas menggunakan lima dosis uji ekstrak metanol cengkeh yaitu 625, 1250,
2500, 5000 dan 10.000 mg/kg BB; uji aktivitas antimalaria secara in vivo
menggunakan tiga dosis uji yaitu 25, 50 dan 100 mg/kg BB; Analisis
histopatologi dilakukan pada organ hati mencit; Fraksinasi dilakukan dengan
kromatografi Cair Vakum (KCV), uji aktivitas antimalaria fraksi aktif cengkeh
varietas afo terdiri dari dua fraksi yaitu fraksi N-Heksan : Etil Asetat (H : EtOAc)
(1 : 9) dan EtOAc (100%); dan dua fraksi aktif cengkeh varietas tuni Buru selatan
yaitu fraksi H : EtoAC (1 : 9) dan gabungan fraksi EtoAC (100%) dan metanol
(100%) (1 : 1). Pengujian in vivo fraksi menggunakan tiga dosis uji yaitu 25, 50
dan 100 mg/kg BB dengan 5 ekor mencit sebagai ulangan.
Hasil uji in vitro menunjukan nilai IC50 bunga, tangkai bunga dan daun
cengkeh varietas afo berturut-turut adalah 1.33, 1.38 dan 14.89 μg/mL, varietas
gorontalo berturut-turut adalah 1.02, 4.48 dan 19.58 dan varietas tuni buru selatan
adalah 1.25, 7.89 dan 11.42 μg/mL. Nilai IC50 eugenol murni adalah 21.56
μg/mL.
Hasil uji toksisitas (LD50) secara in vivo menunjukan nilai LD50 untuk bunga
dan tangkai bunga cengkeh varietas afo berturut-turut adalah 9.825 dan 72.198
mg/kg BB; varietas gorontalo adalah 25.109 dan 30.735 mg/kg BB, dan varietas
tuni buru selatan adalah 19743.327 dan 47304.436 mg/kg BB.
Nilai rata-rata persentase penghambatan ekstrak metanol cengkeh varietas
afo terhadap Plasmodium berghei secara in vivo pada dosis 25, 50 dan 100 mg/kg
BB berturut-turut adalah 71.92, 32.16 dan 11.94 % untuk bunga cengkeh dan
56.18, 69.45 dan 53.08 % untuk tangkai bunga cengkeh. Rata-rata persentase
penghambatan bunga cengkeh varietas gorontalo berturut-turut adalah 73.40;
43.99 dan 18.75% ; dan tangkai bunga cengkeh berturut-turut adalah 59.42, 37.63
dan 13.12%. Rata-rata persentase penghambatan bunga cengkeh varietas tuni
buru selatan adalah 94.19, 95.81 dan 78.28% dan tangkai bunga cengkeh berturutturut
adalah 90.48, 80.43 dan 74.14%. Patologis pada organ hati mencit yang
terinfeksi P. berghei dan diberi perlakuan ekstrak metanol cengkeh var. afo,
gorontalo dan tuni buru selatan termasuk kategori peradangan yang ringan dengan
diagnosa hepatitis parasiticus dan hemosiderosis.
Hasil isolasi fraksi menunjukan terdapat enam fraksi tangkai bunga cengkeh
varietas afo fraksi 1, fraksi 2, fraksi 3, fraksi 4, fraksi 5 dan fraksi 6 yang
menghasilkan satu fraksi aktif sebagai antimalaria yaitu fraksi 1. Isolasi fraksi
tangkai bunga cengkeh varietas tuni buru selatan memperoleh dua fraksi yaitu
fraksi 7 dan fraksi 8 yang menghasilkan satu fraksi aktif sebagai antimalaria yaitu
fraksi 8. Persentase penghambatan fraksi 1 dari fraksi cengkeh varietas afo
terhadap Plasmodium berghei dosis 1, 2 dan 3 berturut-turut adalah 85.07%,
98.73% dan 85.12%. Persentase penghambatan fraksi 8 tangkai bunga cengkeh
varietas tuni buru selatan terhadap Plasmodium berghei dosis 1, 2 dan 3 adalah
95.33%, 99.60% dan 91.73%.
Fraksi 1 dan fraksi 8 mempunyai komponen utama yang sama yaitu eugenol
(fenolik). Fraksi 1 didominasi kelompok senyawa non fenolik yaitu kelompok
terpenoid yang terdiri dari sesquiterpen dan monoterpen, fraksi 8 didominasi oleh
kelompok senyawa fenolik dan non fenolik yang terdiri dari kelompok alkaloid
dan flavonoid. Fraksi 1 tangkai bunga cengkeh varietas afo dan fraksi 8 tangkai
bunga cengkeh varietas tuni buru selatan adalah fraksi aktif antimalaria.