Show simple item record

dc.contributor.advisorHardinsyah
dc.contributor.advisorBriawan, Dodik
dc.contributor.advisorSantoso, Budi Iman
dc.contributor.authorMulyani, Erry Yudhya
dc.date.accessioned2019-05-15T01:33:32Z
dc.date.available2019-05-15T01:33:32Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/97392
dc.description.abstractSelama kehamilan, kebutuhan air meningkat untuk mendukung sirkulasi janin, produksi cairan amnion, dan volume darah yang meningkat. Sebesar 34.0% dehidrasi kehamilan terjadi di Yunani. Perubahan fisiologi dalam periode kehamilan, mengharuskan tubuh untuk beradaptasi dengan lingkungan. Kondisi lingkungan dapat memicu ketidakseimbangan mekanisme tubuh, stress oksidatif dan inflamasi. Pada kehamilan yang sehat, spesies oksigen reaktif (radikal bebas) dan antioksidan tetap seimbang dimana kerusakan DNA dapat diperbaiki secara efektif. Kerusakan DNA merupakan konsekuensi dari metabolisme sel, dimana hidrasi tubuh membantu metabolisme berjalan seimbang. Kurangnya air menyebabkan ganggguan ketidakseimbangan metabolisme di dalam sel yang berdampak pada kurangnya kinerja dan banyaknya kerusakan DNA, sehingga sel kekurangan asupan yang menyebabkan gangguan pada ibu dan janin. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko dehidrasi dan pengaruhnya terhadap kerusakan DNA Ibu hamil serta berat dan panjang badan bayi lahir. Penelitian ini menggunakan desain cohort-prospective dengan beberapa tahapan pengambilan subjek sebagai berikut: 1). tahap skrining terhadap 107 subjek. 2). tahap observasi terhadap 66 subjek. Penelitian berlokasi di 7 wilayah kerja Puskesmas Kebon Jeruk, Jakarta Barat yakni Puskesmas Kebon Jeruk, Puskesmas Sukabumi Selatan, Puskesmas Sukabumi Utara, Puskesmas Kedoya Utara, Puskesmas Kedoya Selatan, Puskesmas Duri Kepa, dan Puskesmas Kelapa Dua. Penelitian dilakukan pada Desember 2016 hingga Januari 2018. Subjek penelitian adalah ibu hamil yang datang ke puskesmas tertuju untuk memeriksakan dirinya pada trimester kedua kehamilan dengan kriteria inklusi sebagai berikut; telah memasuki trimester kedua (>12 minggu – 24 minggu), sehat (tidak menderita infeksi sekunder) berdasarkan hasil pemeriksaan dokter, tidak pernah melahirkan BBLR dan bayi pendek (<48 cm), usia ibu > 18 – 35 tahun, TB ibu 150 – 165 cm, IMT 18.5 – 25.0. Kemudian, ibu pernah mengalami infeksi saluran kemih, pernah mengalami diare, mual dan muntah dari awal kehamilan sampai dengan penelitian, berencana melahirkan di lokasi penelitan, dan tidak pernah melahirkan sesar. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini berupa sampel urin (50 ml) dan darah vena (20 ml) serta darah tali pusat (umbilical cord) (20 ml) untuk kadar IGF-1 (Insulin-like growth factor 1). Penelitian ini telah mendapat persetujuan etik yang berasal dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta berupa Keterangan Lolos Kaji Etik (Ethical Approval) dengan nomor: No.869/UN2.F1/ETHICS/2016 tanggal 10 Oktober 2016. Data yang dikumpulkan yaitu karakteristik subjek berupa; umur ibu, umur kehamilan, BB Ibu, status gizi, dan sosial-ekonomi rumah tangga; asupan makan dan minum ibu hamil; kadar Zn serum, Natrium serum, Kalsium serum, (IGF-1), dan kadar 8-OHdG; status hidrasi ibu hamil; riwayat kesehatan ibu; output kehamilan (BB, TB/PB, Apgar). Data biokimia darah diambil sewaktu, sementara urin diambil pada pukul 14.01 – 16.00 WIB. Data diolah menggunakan Microsoft Excell dan SPSS meliputi entry, coding, cleaning, pengkategorian data dan analisis. Data di analisis secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk nilai rerata (mean), standar deviasi (SD). Uji beda rerata antara kelompok dehidrasi (DG) dan normal (NG) diuji dengan ttwo independent test, uji korelasi menggunakan Spearman rank correlation, Chisquare dan Analisis kovariat. Data dianalisis pada tingkat kepercayaan 95% dan taraf kemaknaan p<0.05. Hasil studi menemukan subjek yang mengalami dehidrasi di trimester kedua dan ketiga masing-masing sebanyak 56.0% dan 51.5%. Sebanyak 52.6% subjek mengalami dehidrasi selama periode kehamilan. Faktor risiko terkuat terjadinya dehidrasi di trimester ketiga adalah tingkat asupan air pada ibu hamil. Penelitian ini tidak menemukan; pengaruh dehidrasi terhadap kadar IGF-1 dan kerusakan DNA (8-OHdG); hubungan antara kadar IGF-1 terhadap kadar 8- OHdG, berat dan panjang badan bayi lahir; hubungan kadar 8-OHdG terhadap berat dan panjang badan bayi lahir (p≥0.05). Namun penelitian ini menemukan perbedaan tingkat asupan air antara kelompok ibu dehidrasi dan normal (p<0.05). Terdapat perbedaan berat dan panjang badan, lingkar kepala dan lingkar dada pada kedua kelompok ibu hamil. Setelah dilakukan pengendalian tingkat asupan air, perbedaan berat dan panjang badan bayi lahir diantara kelompok dehidrasi (DG) dan normal (NG) masingmasing yaitu 500.6g dan 0.4cm Kesimpulan dari penelitian ini adalah pendidikan ayah dan ibu, pekerjaan ayah dan ibu, pendapatan keluarga, pengetahuan ibu, paritas, durasi kehamilan, angka kesakitan, tingkat asupan gizi (energi, protein, lemak, karbohidrat, zinc) bukan merupakan faktor risiko dehidrasi kehamilan. Tingkat asupan air merupakan faktor kuat terjadinya risiko dehidrasi di trimester kedua dan ketiga kehamilan. Dehidrasi tidak berpengaruh terhadap indikator kerusakan DNA (8- OHdG), namun berpengaruh terhadap berat dan panjang badan bayi lahir.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcNutritionid
dc.subject.ddcDehydrationid
dc.subject.ddc2018id
dc.subject.ddcSukabumi-Jawa Baratid
dc.titleFaktor Risiko Dehidrasi dan Pengaruhnya terhadap Indikator Kerusakan DNA Ibu Hamil serta Berat dan Panjang Badan Bayi Lahirid
dc.subject.keywordKata kunci: asupan airid
dc.subject.keywordasupan zat giziid
dc.subject.keywordberat lahirid
dc.subject.keyworddehidrasiid
dc.subject.keywordibu hamilid
dc.subject.keywordpanjang lahirid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record