Perbaikan Mutu Genetik dalam rangka Memperoleh Populasi Ikan Mas Tumbuh Cepat dan Tahan Infeksi Virus Koiherpes
View/ Open
Date
2019Author
Ariyanto, Didik
Carman, Odang
Soelistyowati, Dinar
Zairin, Muhammad
Syukur, Muhamad
Metadata
Show full item recordAbstract
Ikan mas merupakan salah satu dari sepuluh komoditas utama budidaya ikan
nasional. Kemudahan budidaya dan reproduksi ikan mas telah menyebabkan
perkembangan benih di masyarakat tidak terkontrol. Hal ini menyebabkan
terjadinya penurunan kualitas genetik benih yang dihasilkan. Penurunan kualitas
genetik benih berdampak negatif terhadap penampilan fenotipik antara lain laju
pertumbuhan dan daya tahan terhadap penyakit yang rendah.
Langkah strategis dalam rangka mengatasi kendala tersebut adalah dengan
perbaikan mutu genetik melalui program pemuliaan. Dalam rangka pelaksanaan
program pemuliaan ikan mas, hal penting pertama yang dilakukan adalah koleksi
populasi plasma nutfah ikan mas sebagai bahan pemuliaan. Langkah berikutnya
adalah pengenalan karakter populasi plasma nutfah hasil koleksi melalui kegiatan
karakterisasi dan evaluasi hal-hal terkait kegiatan pemuliaan yang akan dilakukan.
Berdasarkan hasil karakterisasi dan evaluasi tersebut selanjutnya dilakukan
kegiatan pemuliaan yang tepat. Penelitian ini bertujuan: (1) mengevaluasi karakter
genotipik dan fenotipik plasma nutfah ikan mas di Indonesia, (2) mengevaluasi
perbaikan karakter pertumbuhan populasi ikan mas melalui hibridisasi antar strain,
(3) mengevaluasi perbaikan karakter pertumbuhan dan daya tahan terhadap KHV
populasi ikan mas melalui seleksi.
Koleksi populasi plasma nutfah menghasilkan lima strain ikan mas yang
dominan dipelihara oleh pembudidaya di Indonesia, yaitu strain Rajadanu,
Majalaya, Sutisna, Wildan dan Sinyonya. Karakterisasi secara genotipik
menunjukkan bahwa kelima populasi founder ikan mas tersebut mempunyai
tingkat keragaman genetik populasi relatif sempit, tetapi jarak genetik antar strain
relatif jauh. Analisis fenotipik biometrik menunjukkan bahwa keragaan
pertumbuhan kelima strain founder ikan mas tidak berbeda nyata. Pada
identifikasi marka molekuler penyandi ketahanan terhadap KHV, Strain Rajadanu
dan Wildan mempunyai persentase individu pembawa gen MHC-II paling tinggi
sebesar 90%. Hasil uji tantang dengan KHV menunjukkan bahwa strain Rajadanu
secara signifikan mempunyai ketahanan terhadap KHV lebih baik dibanding strain
lainnya. Namun, kondisi sebaliknya terjadi pada strain Wildan yang mempunyai
sintasan paling rendah pada uji tantang tersebut. Hasil ini mengindiksikan bahwa
mekanisme ketahanan ikan mas terhadap KHV tidak secara mutlak ditentukan
oleh keberadaan gen MHC-II.
Berdasarkan evaluasi pola pewarisan sifat, pertumbuhan benih ikan mas
lebih dipengaruhi oleh varian genetik dominan (VD), dibanding varian genetik
aditif (VA). Selain itu, nilai heritabilitas karakter-karakter terkait pertumbuhan juga
relatif rendah. Hasil analisis tersebut mengindikasikan bahwa kegiatan perbaikan
genetik ikan mas lebih efektif dilakukan melalui program hibridisasi. Hibridisasi
antar lima strain founder ikan mas menghasilkan tiga kombinasi terbaik yang
berpotensi unggul untuk kegiatan budidaya, yaitu kombinasi strain Majalaya
betina dengan Sutisna jantan, strain Sutisna betina dengan Sinyonya jantan dan
strain Sutisna betina dengan Rajadanu jantan. Ketiga kombinasi persilangan
tersebut masing-masing mempunyai nilai heterosis (best parent) sebesar 101,33 %,
89,07 % dan 85,37 %. Selain mempunyai nilai heterosis yang tinggi, ketiga
kombinasi persilangan tersebut juga mempunyai daya hasil atau produksi yang
lebih baik dibanding kombinasi persilangan lainnya.
Dalam rangka perbaikan genetik melalui program seleksi, langkah pertama
yang dilakukan adalah memperlebar nilai keragaman genetik populasi ikan mas
bahan seleksi. Pembentukan populasi sintetis generasi pertama (G1) yang
merupakan penggabungan lima strain founder ikan mas berhasil meningkatkan
nilai keragaman genetik sebesar 55,0-287,5 % dibanding masing-masing strain
founder. Metode seleksi yang digunakan pada populasi dengan nilai varian
genetik aditif dan heritabilitas karakter terkait pertumbuhan rendah antara lain
melalui seleksi berdasarkan indeks dari beberapa karakter. Seleksi indeks individu
pada populasi sintetis G1 pada penelitian ini berhasil meningkatkan performa
benih ikan mas generasi kedua (G2) sebesar 17,44 % hingga 91,85 % pada
beberapa karakter terkait pertumbuhan.
Terkait peningkatan ketahanan populasi ikan mas terhadap KHV,
penggunaan induk-induk founder yang mempunyai gen MHC-II khususnya alel
Cyca-DAB1*05 dalam pembentukan populasi sintetis generasi pertama (G1)
berhasil meningkatkan nilai sintasan pada uji tantang dengan KHV. Nilai sintasan
populasi sintetis (G1) sebesar 62,0 % secara nyata lebih baik dibanding sintasan
strain founder ikan mas yang berkisar antara 13,3 % pada strain Wildan hingga
36,7 % pada strain Rajadanu. Peningkatan pertumbuhan populasi G2 sebagai
respons seleksi populasi sintetis G1 tidak berdampak nyata terhadap penurunan
ketahanan populasi G2 ikan mas terhadap KHV.
Collections
- DT - Fisheries [725]