Produksi Nano-Kalsium dari Tulang Ikan Tuna Yellowfin (Thunnus albacares) Melalui Perlakuan Fisikokimia
Abstract
Pemanfaatan hasil samping dari tulang ikan sebagai sumber mineral seperti kalsium dan fosfor dapat meningkatkan nilai ekonomis dari tulang ikan. Kalsium dan fosfor merupakan senyawa yang berperan penting dalam proses metabolisme serta bermanfaat bagi kesehatan. Kalsium umumnya tersedia dalam ukuran mikro (μm) yang dalam sistem metabolisme tubuh penyerapannya hanya mencapai 50% dari total kalsium yang dikonsumsi, sehingga alternatif terbaik untuk meningkatkan penyerapannya yaitu dengan memperkecil ukuran menjadi nano partikel, beberapa cara untuk memperkecil ukuran kalsium yaitu perlakuan fisik (milling), kimia (NaOH dan HCl).
Penelitian ini bertujuan untuk memproduksi dan menganalisis karakteristik fisikokimia nano-kalsium terpilih dari tulang ikan tuna yellowfin berdasarkan perlakuan fisik (milling), kimia (NaOH dan HCl). Penelitian diawali dengan pembuatan serbuk tulang ikan, kemudian dilanjutkan produksi nano-kalsium serta karakterisasi fisikokimia serbuk tulang dan nano-kalsium.
Pembuatan serbuk tulang dilakukan melalui beberapa proses seperti pencucian, perebusan, pengeringan serta pengecilan ukuran. Serbuk tulang yang dihasilkan kemudian diberi perlakuan fisik (milling), kimia (NaOH dan HCl) untuk memproduksi nano-kalsium. Karakterisasi nano-kalsium meliputi rendemen, derajat putih (whiteness meter), proksimat, kalsium (AAS), fosfor (spektrofotometer UV-Vis), ukuran partikel (PSA), gugus fungsi penyusun (FTIR), analisis morfologi (SEM) dan derajat kristalinitas (XRD).
Hasil analisis fisikokimia nano-kalsium terpilih dihasilkan pada perlakuan asam, hal ini dilihat dari karakteristik kimia yang meliputi kadar air 0.33%, protein 0.19%, lemak 0.22%, kadar abu 99.03%, kalsium 83.25%, fosfor 9.65%, memiliki gugus fosfat (PO43-) dalam bentuk vibrasi simetris strectching, vibrasi simetris bending, vibrasi asimetris strectching dan vibrasi asimetris bending serta memiliki pita absorpsi apatit karbonat (CO32-) dalam bentuk tipe AKB (Apatit Karbonat B), gugus hidroksil (OH-) yang menunjukkan terbentuknya gugus hidroksil kristal atau air kristal.
Karakteristik fisik meliputi ukuran partikel 259 nm, derajat putih 92.61% (standar derajat putih kalsium komersial), morfologi menunjukkan permukaan fisik material terdapat serpihan yang tidak beraturan, tajam, sedikit berpori serta memiliki derajat kristalinitas 89.3% dan memiliki tingkat kemiripan dengan unsur Hydroxylapatite 100% yang disesuaikan dengan data JCPDS (Joint Comitte on Powder Diffraction Standart) pada XRD.
Collections
- MT - Fisheries [3011]