Market Power dan Efisiensi Bank Umum di Indonesia Tahun 2012-2016.
View/ Open
Date
2019Author
Susilowati, Eny
Purwanto, Budi
Ermawati, Wita Juwita
Metadata
Show full item recordAbstract
Guna mencapai visi Arsitektur Perbankan Indonesia maka perbankan di
Indonesia dituntut untuk meningkatkan skala usaha (aset) dan permodalan yang
tinggi. Peningkatan skala usaha (aset) ini juga diringi dengan adanya peningkatan
jumlah kredit yang disalurkan, namun jika dilihat dari pertumbuhan kredit terjadi
penurunan setiap tahunnya. Terdapat beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk
mendorong pertumbuhan kredit yaitu menurunkan suku bunga kredit dan
meningkatkan jumlah kantor cabang. Dikarenakan perbedaan kemampuan dalam
menurunkan suku bunga kredit antara bank besar dan bank kecil diduga
menyebabkan terkonsentrasinya pangsa kredit oleh beberapa bank besar saja.
Selain itu dari segi peningkatan jumlah kantor cabang diduga dapat menurunkan
efisiensi operasional bank umum di Indonesia. Oleh sebab itu perlu adanya
penelitian terkait market power dan efisiensi bank umum di Indonesia. Penelitian
ini menggunakan data sekunder laporan tahunan bank dari tahun 2012-2016,
kemudian di analisis dengan menggunakan metode regresi data panel, Two Stage
Least Square (2SLS) dan Data Envelopment Analysis (DEA).
Hasil analisis fungsi permintaan kredit dari model oligopoli Bresnahan-Lau
menunjukkan bahwa hanya Produk Domestik Bruto riil (PDB) dan variabel
interaksi SKMK_PDB yang secara parsial tidak berpengaruh terhadap jumlah
kredit yang disalukan. Adapun variabel lain seperti suku bunga kredit modal kerja
(SKMK) dan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap jumlah kredit yang disalurkan. Variabel cabang, inflasi dan
kredit sebelumnya memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah kredit
yang disalurkan. Variabel independen yang terakhir yaitu variabel suku bunga SBI
memoderasi dengan memperlemah pengaruh negatif suku bunga kredit modal kerja
(SKMK) dan jumlah kredit yang disalurkan.
Hasil persamaan penawaran (fungsi biaya) kredit menghasilkan koefisien
market power sebesar 0.231. Artinya persaingan di industri perbankan Indonesia
masih mendekati kompetitif namun ada indikasi menjadi oligopoli rendah.
Perbandingan market power antara bank besar dan bank kecil menunjukkan bahwa
bank besar memiliki nilai market power lebih besar dibandingkan dengan bank
kecil. Adapun hasil pengukuran efisiensi juga menunjukkan bahwa bank besar lebih
efisien dibandingkan dengan bank kecil. Hal tersebut disebabkan oleh adanya
perbedaan kemampuan antara bank besar dan bank kecil dalam mencapai skala
ekonomi. Pencapaian yang berbeda ini juga terlihat pada hasil analisis pengaruh
kantor cabang terhadap efisiensi. Hasil analisis menunjukkan bahwa bank besar
dapat meningkatkan efisiensinya dengan menambah kantor cabang sedangkan pada
bank kecil berlaku sebaliknya. Temuan selanjutnya dengan menggunakan Granger
Causality Test diperoleh bahwa hanya market power yang memengaruhi efisiensi.
Dengan demikian temuan penelitian ini mendukung teori Traditional Hypothesis.
Collections
- MT - Economic and Management [2878]