Kinerja Pertumbuhan dan Respons Imun Udang Vaname yang Diberi Prebiotik Madu serta Diinfeksi Vibrio parahaemolyticus.
View/ Open
Date
2019Author
Fuandila, Nurul Novelia
Widanarni
Yuhana, Munti
Metadata
Show full item recordAbstract
Salah satu penyakit bakterial yang sering menyerang udang vaname dan menyebabkan kematian massal adalah vibriosis. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri dari genus Vibrio, salah satunya V. parahaemolyticus. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit infeksi adalah melalui perbaikan respons imun inang antara lain dengan penggunaan prebiotik. Salah satu sumber prebiotik yang dapat digunakan adalah madu. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas pemberian madu dalam meningkatkan kinerja pertumbuhan, respons imun dan resistansi udang vaname terhadap infeksi V. parahaemolyticus.
Desain eksperimen yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari enam perlakuan dan tiga ulangan. Udang vaname (0.4±0.11 g) dipelihara dengan kepadatan 270 ekor m-3 dalam akuarium (60 × 25 × 50) cm3. Pemberian pakan perlakuan dilakukan selama 70 hari dengan frekuensi pemberian lima kali sehari secara at satiation. Udang diberi pakan mengandung prebiotik madu 0.25%; 0.5%; 0.75%; dan 1% (v/v) serta tanpa penambahan prebiotik meliputi perlakuan K+ (tanpa prebiotik madu dan diuji tantang) dan K- (tanpa prebiotik madu dan tidak diuji tantang). Setelah pemberian perlakuan madu, dilakukan uji tantang dengan V. parahaemolyticus dengan konsentrasi 106 CFU mL-1 sebanyak 0.1 mL/ekor yang diinjeksikan secara intramuskular. Variabel in vitro meliputi pengukuran kandungan prebiotik (FOS, GOS inulin). Variabel pengamatan in vivo meliputi total bakteri di saluran pencernaan, aktivitas enzim pencernaan di usus (amilase, protease, lipase), kinerja pertumbuhan (tingkat kelangsungan hidup (TKH), laju pertumbuhan spesifik (LPS), rasio konversi pakan (RKP)), dan respons imun (total haemocyte count (THC), aktivitas fagositik (AF), respiratory burst (RB) dan phenoloxydase (PO)).
Hasil pengukuran in vitro menunjukkan bahwa madu yang digunakan dalam penelitian ini mengandung prebiotik FOS (390 mg g-1), GOS (310 mg g-1), dan inulin (69 mg g-1). Hasil penelitian in vivo menunjukkan bahwa total bakteri di saluran pencernaan mengalami peningkatan dibandingkan dengan sebelum diberi perlakuan madu. Perlakuan madu 0.5%, 0.75% dan 1% memiliki nilai yang lebih tinggi (P<0.05) dibandingkan kontrol dan madu 0.25%. Hal tersebut mengindikasikan bahwa penambahan madu dapat dimanfaatkan oleh bakteri di saluran pencernaan sehingga mampu meningkatkan pertumbuhan bakteri tersebut. Hasil pengukuran aktivitas enzim amilase, protease, dan lipase pada perlakuan pemberian madu lebih tinggi (P<0.05) dibandingkan K. Aktivitas enzim amilase tertinggi diperoleh pada perlakuan madu 1%, nilai aktivitas protease tertinggi diperoleh pada perlakuan madu 0.75%. Hasil pengukuran aktivitas enzim lipase pada udang vaname yang diberi madu 0.5%, 0.75%, dan 1% lebih tinggi (P<0.05) dibandingkan perlakuan madu 0.25% dan kontrol. Tingginya aktivitas enzim pencernaan pada perlakuan madu diduga prebiotik FOS, GOS dan inulin yang terkandung di dalam madu dapat dimanfaatkan oleh mikroflora usus penghasil enzim eksogenus pada udang vaname. Nilai LPS yang diperoleh pada perlakuan madu 0.75% (4.930.05%) dan 1% (4.870.08%) memiliki nilai yang lebih tinggi
(P<0.05) dibandingkan perlakuan lainnya. Rasio konversi pakan yang diperoleh pada perlakuan madu 0.75%, 1%, dan 0.5% tidak berbeda nyata (P>0.05) antar perlakuan tersebut, namun berbeda nyata dengan K. Rendahnya rasio konversi pakan pada perlakuan madu menunjukkan adanya peran bakteri menguntungkan di saluran pencernaan yang dapat memanfaatkan prebiotik madu, dengan demikian memfasilitasi pemanfaatan pakan yang lebih baik.
Hasil pengukuran parameter respons imun udang (THC, AF, RB, dan PO), yang dilakukan sebelum dan setelah uji tantang dengan V. parahaemolyticus menunjukkan hasil pada perlakuan madu lebih baik (P<0.05) dibandingkan K+. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pemberian madu sebagai prebiotik melalui pakan dapat meningkatkan respons imun dan status kesehatan udang vaname. Nilai THC dan AF terbaik setelah perlakuan diperoleh pada perlakuan madu 0.75%. Peningkatan THC setelah pemberian prebiotik madu sebagai bentuk sistem pertahanan tubuh udang vaname dalam menghadapi patogen. Peningkatan persentase aktivitas fagositosis berbanding lurus dengan adanya peningkatan kinerja pada hemosit sehingga kemampuan dalam memfagosit antigen yang masuk ke tubuh dapat meningkat. Nilai PO dan RB yang lebih baik setelah perlakuan diperoleh pada perlakuan madu 0.75% dan 1%. Tingginya aktivitas PO menyebabkan peningkatan kemampuan udang vaname untuk mengenali benda asing yang masuk ke dalam tubuh dan proteksi udang akibat infeksi patogen. RB bertanggung jawab dalam membunuh partikel asing, termasuk mikroba. Tingkat kelangsungan hidup udang setelah uji tantang diperoleh bahwa pada perlakuan prebiotik madu 0.75% (73.33±5.77%), 1% (70.00±0.00), 0.5% (66.6±5.77%) dan 0.25% (63.66±5.77%) memiliki nilai yang lebih tinggi (P<0.05) dibandingkan K+ (43.33±5.77%). Rendahnya angka kematian pada perlakuan prebiotik madu setelah uji tantang mengindikasikan bahwa penambahan madu dalam pakan dapat menekan pertumbuhan patogen dengan cara meningkatkan respons imun. Pemberian prebiotik madu yang mengandung inulin, FOS, dan GOS melalui pakan dapat meningkatkan kinerja pertumbuhan, respons imun dan resistansi udang vaname terhadap V. parahaemolyticus dengan hasil terbaik pada pemberian dengan konsentrasi 0.75% pada pakan buatan.
Collections
- MT - Fisheries [2934]