Struktur Vegetasi dan Pemanfaatan Hutan Mangrove di Muara Bengawan Solo Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik
Abstract
Muara Bengawan Solo memiliki hutan mangrove yang luasnya mencapai 1432.76 hektar dan mencakup 6 desa yang ada di Kecamatan Ujung Pangkah. Hutan mangrove tersebut merupakan kawasan mangrove terluas di Kabupaten Gresik. Luasnya hutan tersebut, menjadi peluang bagi masyarakat sekitar untuk memanfaatkan hutan mangrove. Hal tersebut tidak diimbangi dengan pengelolaan hutan mangrove dan pemanfaatan sumberdayanya. Dibutuhkan data mengenai struktur vegetasi dan pemanfaatan hutan mangrove sebagai rekomendasi pengelolaan hutan mangrove yang ada di Muara Bengawan Solo. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Maret 2018 di tiga ekosistem yang berbeda yaitu, ekosistem tambak, sempadan sungai, dan sempadan pantai. Identifikasi jenis mangrove dilakukan dengan menggunakan analisis vegetasi mangrove dan analisis pemanfaatan hutan mangrove dilakukan dengan wawancara secara tertutup. Jumlah jenis mangrove yang ditemukan di Muara Bengawan Solo terdapat 12 jenis, dengan jumlah jenis terbanyak dijumpai di ekosistem tambak yakni 9 jenis. Kerapatan jenis mangrove di Muara Bengawan Solo tertinggi tingkat semai terdapat pada Api-Api (Avicennia alba) sebesar 77500 ind/ha, tingkat pancang terdapat pada Api-Api (Avicennia alba) sebesar 3700 ind/ha, dan tingkat pohon terdapat pada Api-Api (Avicennia alba) sebesar 450 ind/ha. Struktur vegetasi mangrove di Muara Bengawan Solo pada tingkat semai di dominasi Saruni Air (Sesuvium portulacastrum) di ekosistem tambak sebesar 115.91%, tingkat pancang terdapat pada Api-Api (Avicennia alba) di ekosistem sempadan pantai sebesar 107.19%, dan tingkat pohon terdapat pada Pedada (Sonneratia alba) di ekosistem sempadan sungai sebesar 282.95%. Indeks keanekaragaman jenis tertinggi terdapat pada pancang di ekosistem tambak yang memiliki nilai 1.69. Nilai kemerataan jenis tertinggi terdapat pada semai di ekosistem sempadan sungai yang memilliki nilai 0.98. Beberapa masyarakat sekitar Muara Bengawan Solo masih memiliki ketergantungan terhadap sumberdaya mangrove. Ketergantungan tersebut seperti memanfaatkan kayu mangrove untuk di jual kepada tengkulak maupun digunakan sendiri sebagai bahan bakar. Harga untuk kayu mangrove per 6 m3 sebesar Rp 60.000 sampai dengan Rp 90.000