Morfologi Organ Pembau (Olfactori Organ) Pada Musang Luak (Paradoxurus hermaphroditus)
View/ Open
Date
2019Author
Susanti, Iin
Setijanto, Heru
Novelina, Savitri
Metadata
Show full item recordAbstract
Musang luak (Paradoxurus hermaphroditus) merupakan salah satu jenis mamalia liar yang termasuk ke dalam famili Viverridae. Musang luak dimanfaatkan sebagai hewan penyeleksi biji kopi, karena memiliki indera pembau yang sangat tajam yaitu sebagai alat untuk menyeleksi buah kopi yang matang dan berkualitas baik. Biji dari buah kopi yang dimakan tidak mengalami pencernaan sempurna sehingga keluar kembali bersama dengan feses. Biji kopi inilah yang dikenal sebagai kopi luak yang mempunyai cita rasa nikmat dan membuat kopi ini bernilai ekonomis tinggi. Eksplorasi mengenai keterlibatan organ pembau (olfactori organ) pada musang luak dalam pemilihan buah kopi berkualitas baik belum dilaporkan.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari karakteristik morfologi organ olfaktori musang luak secara makromorfologi dan mikromorfologi. Penelitian ini menggunakan 3 ekor musang luak dewasa yang diperoleh dari penangkaran musang dan perkebunan kopi Malabar daerah Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Pengamatan secara makromorfologi dilakukan pengukuran panjang, dan diameter/lebar. Pengamatan mikromorfologi dilakukan dengan pembuatan preparat histologi meliputi pewarnan Hematoxylin -Eosin (HE), Alcian Blue (AB), Periodic Acid Schiff (PAS) dan Masson’s Trichrome.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa organ olfaktori musang luak secara umum sama dengan mamalia lain yang tersusun atas sel sustentakular (supporting cells), sel reseptor dan sel basal. Epitel respiratori tersusun atas sel goblet, epitel pseudostratified dan sel basal. Epitel vomeronasale terdiri dari epitel sensory dan epitel non-sensory. Namun terdapat perbedaan pada bentuk conchae dan organ vomeronasale musang dengan hewan lain. Secara kuantitatif sel-sel olfaktori pada musang lebih padat dibandingkan pada anjing dan kucing. Hal ini berkaitan dengan bentuk pola conchae musang yang berliku. Kepadatan sel pada mukosa tergantung dari bentuk pola conchae. Bentuk pola berliku pada conchae ini sangat berkaitan dengan sistem penciuman suatu spesies. Bentuk conchae musang berhubungan dengan kemampuannya dalam mendeteksi bau untuk menyeleksi buah kopi yang matang dan berkualitas baik, bentuk conchae pada musang juga berhubungan dengan perilaku hidupnya yang bersifat nokturnal (beraktivitas di malam hari). Karakteristik kelenjar organ olfaktori menunjukkan susunan epitel dan seromukus mengandung komponen karbohidrat asam dan netral. Jaringan ikat pada musang luak termasuk dalam jaringan ikat penunjang dewasa yaitu jaringan ikat tulang rawan yang bertipe tulang rawan hialin.
Berdasarkan hasil penelitian ini, karakteristik organ olfaktori musang luak memiliki bentuk pola conchae dan organ vomeronasale yang berbeda dengan hewan lain.
Collections
- MT - Veterinary Science [909]