Variasi Morfologi Antar Aksesi Leunca (Solanum nigrum L.) dan Analisis Kuantitatif Kandungan Tanin pada Buah
Abstract
Solanum nigrum L. merupakan sayuran indigenous yang dapat
dikembangkan sebagai sayuran alternatif. Hal ini dikarenakan leunca juga bernilai
ekonomis dan kaya nutrisi yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber mineral dan
vitamin serta kandungan tanin yang memiliki banyak manfaat di dunia kesehatan.
Indonesia memiliki keanekaragaman sumber daya genetik tanaman yang
melimpah, namun informasi keragaman genetik leunca belum diketahui. Kegiatan
eksplorasi plasma nutfah leunca dari berbagai agrosistem atau wilayah merupakan
langkah awal untuk mengembangkan leunca menjadi sayuran komersial. Potensi
genetik plasma nutfah leunca penting untuk diketahui sebagai informasi dasar
pengembangaan program pemuliaan tanaman leunca. Penelitian ini bertujuan
untuk mendapatkan informasi tentang variasi genetik antar aksesi leunca
berdasarkan keragaman karakter morfologi dan menganalisis kandungan tanin
pada buah secara kuantitatif.
Materi genetik yang digunakan dalam penelitian ini adalah 20 aksesi leunca
dengan satu varietas pembanding yakni takokak. Analisis morfologi dilakukan
menggunakan rangkuman deskriptor International Plant Genetic Resources
Institut (IPGRI 1997) dan Pusat Pengembangan Varietas Tanaman (PPVT 2007)
pada terung yang merupakan kerabat dekat leunca. Analisis kuantitatif kandungan
tanin pada buah leunca menggunakan metode Lowenthal-Procter. Data morfologi
dianalisis kelompok (Cluster Analysis) dan untuk Karakter kuantitatif dan analisis
kandungan tanin dianalisis dengan sidik ragam, jika terdapat pengaruh nyata
(P>0.05) dilakukan uji lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf α =
5%. Perangkat lunak yang digunakan untuk analysis cluster adalah PBSTAT.
Analisis sidik ragam menggunakan perangkat lunak SAS. Pemilihan aksesi leunca
potensial berdaya hasil tinggi dan memiliki kriteria kandungan tanin sesuai
dengan pemanfaatan dilakukan menggunakan standarisasi Z.
Hasil penelitian keragaman morfologi pada 20 aksesi leunca menunjukan
keragaman yang rendah dengan tingkat kemiripan 66%. Karakter kualitatif yang
berpengaruh dalam pengelompokan adalah tipe tumbuh, bentuk pangkal daun,
panjang tangkai daun, posisi tangkai bunga, panjang tandan buah, kekilapan
warna kulit buah saat masak, dan motif bintik pada kulit buah masak. Sedangkan
pada karakter kuantitatif terdapat variasi pada bobot per buah. Kandungan tanin
pada pada buah muda leunca lebih tinggi dari pada buah masak. Kandungan tanin
buah leunca yang diuji berkisar antara 0.029-0.075 %. Aksesi leunca yang
memiliki karakter produksi tinggi dengan kandungan tanin yang rendah yakni
aksesi SN-PK16 (Kuningan), SN-PK20 (Banjarnegara), SN-PK19 (Banjarnegara),
dan SN-PK18 (Bogor). Sedangkan aksesi leunca terpilih dengan karakter produksi
tinggi dan kandungan tanin tinggi adalah aksesi SN-PK10 (Tasikmalaya) dan
SN-PK15 (Kuningan).
Collections
- MT - Agriculture [3683]