Produktivitas Kelapa Sawit di Areal Lanskap Dataran Sembilang Dangku Kabupaten Musi Banyuasin
Abstract
Perkebunan kelapa sawit berkembang pesat di Indonesia. Kelapa sawit
menjadi komoditas unggulan pertanian Indonesia. Terbatasnya lahan mineral
disebabkan pertumbuhan industri, dan banyaknya pembangunan yang
mengakibatkan menurunnya luasan lahan mineral yang dapat digunakan untuk
lahan pertanian. Tingginya permintaan minyak kelapa sawit dan produktivitas
tandan buah segar (TBS) menyebabkan perkebunan kelapa sawit harus mencari
alternatif untuk meningkatkan produktivitas pada lahan yang bukan mineral
produktif. Salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan
produktivitas tandan buah segar (TBS) adalah pemanfaatan lahan marginal seperti,
lahan rawa berupa lahan gambut dan lahan non gambut. Penelitian ini membahas
mengenai perbedaan produktivitas kelapa sawit pada lahan marginal di Kabupaten
Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan berdasarkan jenis tanah masingmasing
pada setiap lokasi sampling penelitian. Pengklasifikasian tanah pada
penelitian ini pada kategori subgroup. Lokasi penelitian memiliki dua jenis tanah
gambut (Histosols) yaitu Typic Haplosaprists dan Typic Haplohemists. Sedangkan,
jenis tanah lainnya yang berupa mineral yaitu Inceptisols (Typic Endoaquepts dan
Typic Humaquepts) dan Entisols (Typic Sulfaquents). Faktor lain yang memiliki
pengaruh terhadap produktivitas kelapa sawit adalah varietas tanaman, serta dosis
pupuk. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi produktivitas kelapa sawit,
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kelapa sawit,
pengaruh pupuk yang digunakan dan menghitung nilai ekonomi produktivitas TBS
kelapa sawit.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan
deskriptif kuantitatif. Selain itu, dilakukan juga estimasi produktivitas TBS
terhadap berat janjang rata-rata (BJR) menggunakan analisis regresi berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa produktivitas TBS kelapa sawit (ton hektar-1)
di lokasi sampling areal rendahan L1 (Typic Haplosaprists dan Typic
Haplohemists) dan L2 (Typic Endoaquepts) memiliki produktivitas yang sesuai
dengan potensi standar produktivitas TBS kelapa sawit lahan S-3 (sesuai marginal).
Sedangkan, lokasi lainnya (L3, L4, L5 dan L6) belum sesuai dengan potensi standar
dari PPKS 2006. Produktivitas kelapa sawit terendah adalah lokasi L6 yang
umumnya memiliki tipe tanah Entisols (Typic Sulfaquents) atau tanah sulfat masam.
Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas TBS kelapa sawit adalah jenis
tanah, dosis pupuk dan varietas tanaman. Jenis tanah adalah faktor yang sangat
berpengaruh dalam penelitian ini.
Lokasi L1 dan L2 memiliki estimasi keuntungan secara ekonomi yang tinggi
(sesuai standar PPKS S-3 tahun 2006) yakni mencapai Rp30 000 000 – Rp40 000
000 hektar-1. Sedangkan lokasi lainnya (L3-L5) memiliki keuntungan yang rendah
sekitar Rp10 000 000 – Rp20 000 000 hektar-1 dan lokasi L6 yang umumnya berada
pada tanah sulfat masam produktivitas tertingginya hanya mencapai Rp15 000 000
hektar-1 bahkan, ada blok tahun tanam yang keuntungannya hanya mencapai Rp1
300 000 hektar-1 dan terdapat juga blok yang tidak memiliki keuntungan sama
sekali.