Karakterisasi Rat Embryonic Fibroblast (REF) Pasca-Kriopreservasi Lambat pada Tingkat Pasase yang Berbeda
View/ Open
Date
2018Author
Budiono, Dwi
Boediono, Arief
Fahrudin, Mokhamad
Mayasari, Ni Luh Putu Ika
Metadata
Show full item recordAbstract
Rat embryonic fibroblast (REF) merupakan sel fibroblas yang berasal dari fetus tikus. Sel ini banyak digunakan sebagai objek dalam berbagai penelitian seperti imunologi, farmakologi dan toksikologi, serta sel punca. Produksi sel REF primer yang sudah banyak dilakukan adalah menggunakan proses enzimatis. Proses ini membutuhkan optimasi yang lama serta menyebabkan mikrofili dan reseptor permukaan sel yang berperan dalam penempelan pada substrat kultur mengalami kerusakan. Metode lain yang dapat dilakukan adalah kultur eksplan primer.
Kriopreservasi merupakan bioteknologi yang banyak dimanfaatkan untuk menyimpan sel. Teknik tersebut memiliki kekurangan, yaitu adanya efek toksik yang ditimbulkan oleh krioprotektan yang digunakan. Belum ada laporan yang menyatakan efek toksik krioprotektan dimethyl sulfoxide (DMSO) dan ethylene glycol (EG) jika digunakan secara tunggal pada sel REF. Tujuan penelitian ini adalah untuk memproduksi sel REF yang berasal dari jaringan otot fetus tikus dengan metode kultur primer eksplan. Tujuan kedua adalah membandingkan viabilitas, karakteristik proliferasi, morfologi, dan morfometri sel REF pre- dan pasca-kriopreservasi lambat menggunakan dua krioprotektan yang berbeda pada tingkat pasase yang berbeda.
Eksplan diperoleh dari karkas fetus yang berasal dari tikus betina dengan usia kebuntingan 15–17 hari. Eksplan dikultur pada cawan menggunakan medium kultur Dulbecco’s modified eagle’s medium-high glucose (DMEM-high glucose). Pasase dilakukan pada saat sel REF memenuhi dasar cawan. Kriopreservasi sel REF menggunakan dua krioprotektan tunggal yang berbeda yaitu dimethyl sulfoxide (DMSO) dan ethylene glycol (EG). Morfologi dan morfometri sel REF diamati dengan cara mewarnainya menggunakan Giemsa. Data kuantitatif diolah menggunakan analysis of variance (ANOVA). Parameter yang diamati dari penelitian ini adalah kecepatan proliferasi sel REF, viabilitas, kecepatan proliferasi, morfologi, dan morfometri sel REF pre- dan pasca-kriopreservasi pada tingkat pasase yang berbeda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem kultur eksplan dapat dilakukan pada sel REF. Sel REF pada pasase 6 memiliki tingkat proliferasi yang berbeda nyata (p < 0.05) dibandingkan sel REF pada pasase 2 dan 4. Nilai viabilitas sel REF pasca-kriopreservasi menggunakan DMSO tidak berbeda nyata (p > 0.05) dengan sel REF pre-kriopreservasi dan berbeda nyata dengan sel REF pasca-kriopreservasi menggunakan EG. Sel REF pasca-kriopreservasi menggunakan DMSO mampu berproliferasi dengan baik meskipun lebih lambat secara nyata (p < 0.05) dibandingkan pre-kriopreservasi. Dimethyl sulfoxide (DMSO) adalah krioprotektan yang dapat mempertahankan viabilitas dan proliferasi sel REF dengan baik. Kriopreservasi menyebabkan morfologi sel berubah dengan ukuran sel yang tidak berubah.
Collections
- MT - Veterinary Science [909]