Perkembangan Desain Kebun Raya Bogor Tahun 1817-2017 Berbasis Aspek Spasial dan Fungsional
View/ Open
Date
2018Author
Safarinanugraha, Dina
Gunawan, Andi
Mugnisjah, Wahju Qamara
Metadata
Show full item recordAbstract
Kebun Raya sebagai sebuah kawasan konservasi tumbuhan secara ex situ
memiliki peran yang penting karena tingginya laju kerusakan lingkungan pada
kawasan in situ. Keberadaan Kebun Raya Bogor (KRB), yang saat ini sudah
berusia 200 tahun, membuktikan ketahanannya sebagai sebuah kawasan
konservasi. Saat ini KRB merupakan contoh pengembangan kebun raya baru di
Indonesia yang terkait dengan aspek desain ruang, fungsi, dan manajemen
pengelolaan. Kajian tentang konsep desain awal KRB berdasarkan aspek spasial
dan fungsinya, perkembangan elemen desain lanskap, dan desain kebun raya yang
ideal belum pernah dilakukan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk (1) mengidentifikasi konsep desain
awal KRB berdasarkan aspek spasial dan fungsinya sebagai kawasan konservasi
tumbuhan; (2) menganalisis perkembangan elemen desain lanskap KRB; dan (3)
melakukan evaluasi desain KRB berdasarkan BGCI (Botanic Gardens
Conservation International), RPKRI (Rencana Pengembangan Kebun Raya
Indonesia), dan Peraturan Presiden No. 93 Tahun 2011 tentang kebun raya.
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini bersifat deskriptif
kualitatif melalui penelusuran literatur dan survei lapang. Penelitian dimulai
dengan melakukan penelusuran literatur terkait desain awal dan mengetahui
karakter lanskap pada awal berdirinya KRB Tahun 1817. Selanjutnya, dilakukan
analisis deskriptif atas perkembangan desain lanskap KRB sejak berdiri hingga
saat ini yang terkait dengan pola ruang, fungsi, aktivitas, tata letak, elemen
lanskap, serta elemen desain dari Kebun Raya Bogor. Evaluasi terhadap desain
dilakukan menggunakan responden pakar dengan kriteria tertentu. Analisis
dilakukan dengan teknik klasifikasi berdasarkan kuartil.
Hasil penelitian didapatkan bahwa konsep desain awal KRB adalah gaya
taman Inggris dengan karakter lanskap yang alami/natural, gardenesque layout,
irregular, kombinasi antara taman formal dan liar, terdapat hamparan rumput, dan
kolam. Elemen utama penyusun KRB adalah tumbuhan, area terbuka, dan elemen
air. Terjadi perkembangan ruang/zonasi di dalam kebun raya sejak berdiri hingga
saat ini, terdiri atas ruang koleksi, ruang pengelola, ruang penerima, ruang
penelitian, ruang pendidikan, ruang wisata/rekreasi, badan air, dan sirkulasi. Luas
KRB juga mengalami pertambahan, awal berdiri luas kebun adalah ±7,79 ha,
bertambah menjadi 48 ha pada tahun 1826, bertambah lagi menjadi 60 ha pada
tahun 1892, kemudian bertambah lagi menjadi 75,477 ha pada tahun 1927 dan
bertahan hingga saat ini. Fungsi KRB juga berkembang hingga akhirnya memiliki
fungsi konservasi, pendidikan, penelitian, wisata, dan jasa lingkungan.
Hasil analisis terhadap enam elemen lanskap berupa topografi, bangunan,
perkerasan, tumbuhan, site furniture, dan elemen air. Mendapatkan bahwa
topografi KRB pada awal berdiri relatif datar dan perkembangan KRB terjadi
dengan penambahan luasan di bagian yang berbukit dan berlembah sehingga
menciptakan kesan ruang yang terpisah-pisah. Bangunan yang terdapat di dalam
KRB berdasarkan fungsinya terdiri atas fungsi pengelola, fungsi penelitian dan
pendidikan, fungsi konservasi, dan fungsi rekreasi. Jumlah masa bangunan yang
ada di kebun raya adalah 78 buah dengan total luas 2,83 ha (3,62% dari 74,477
ha). Sebanyak 49 massa bangunan (62,82%) di KRB merupakan bangunan dengan
desain kolonial dan 29 massa bangunan (37,18%) merupakan bangunan dengan
desain modern. Fungsi perkerasan di dalam KRB sebagai jalur sirkulasi dan
pembatas vak/blok koleksi. Total luasan perkerasan di KRB adalah 12,964 ha
(16,56% dari 74,477 ha). Pola desain perkerasan yang menjadi ciri khas di KRB
adalah pola gico yang sudah digunakan sejak tahun 1900an. Hasil identifikasi site
furniture yang ada di KRB adalah pergola, gazebo, bangku taman, tempat sampah,
papan informasi, pagar keliling, dan saluran drainase. Elemen berupa air, KRB
memiliki 30 buah kolam yang tersebar di semua kawasan, dengan total luas 2,631
ha, 3 titik mata air, serta bagian dari Sungai Ciliwung, Anak Sungai Ciliwung, dan
Sungai Cibalok. Tata letak penanaman tumbuhan koleksi di KRB dikelompokan
berdasarkan pola kekerabatan tumbuhan atau sistem filogeni dan tematik yakni
terdapat 323 vak dan 4 koleksi tematik. Pola sirkulasi di Kebun Raya Bogor
adalah pola kombinasi antara organik dan geometrik.
Hasil evaluasi desain mengikuti masukan responden ahli memperoleh skor
83,17, berada pada kuartil Q2 dan Q3 (58,50 < x < 97,50) yang menunjukkan
secara umum desain KRB berdasarkan fungsinya sudah ideal. Rekomendasi
untuk perbaikan kondisi KRB sebagai hasil evaluasi adalah pengaturan loket
pengunjung di area penerima; penambahan zona penyangga di perimeter KRB;
pemisahan sirkulasi akses pemeliharaan dengan sirkulasi pengunjung;
penambahan site furniture berupa papan informasi petunjuk arah dan papan nama
koleksi untuk mempermudah pengunjung mendapatkan informasi.
Collections
- MT - Agriculture [3682]