Kajian Risiko Penanggulangan Tumpahan Minyak, Studi Kasus: di Laut Jawa Bagian Barat
View/ Open
Date
2018Author
Setyonugroho, Andhi
Damar, Ario
Nurjaya, I Wayan
Metadata
Show full item recordAbstract
Indonesia adalah negara kepulauan dimana dua pertiga wilayahnya berupa perairan laut yang kaya keanekaragaman biodiversitasnya. Salah satu dampak lingkungan yang mengancam keberlangsungan kehidupan laut adalah tumpahan minyak. Risiko tumpahan minyak yang terjadi dari kegiatan eksplorasi dan produksi minyak dan gas di laut merupakan salah satu dampak lingkungan yang perlu dikelola dengan efektif. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan pengembangan rumusan suatu kajian risiko atas tumpahan minyak di pesisir laut, pemetaan risiko dengan analisa spasial atas tumpahan minyak di area pesisir, dan mengevaluasi kategori risiko pada pesisir terdampak dalam rangka pengelolaan risiko yang efektif. Penelitian mencangkup wilayah Laut Jawa bagian barat termasuk tiga wilayah pesisir yaitu Kepulauan Seribu, Pulau Jawa bagian utara dan timur Sumatra. Pergerakan tumpahan minyak atau trajectori pemodelan menggunakan perangkat lunak Mike Zero dengan data input terdiri atas hidrodinamika dan karakteristik minyak. Berdasarkan hasil pemodelan, pesisir di wilayah studi terdampak oleh tumpahan minyak pada 8 bulan (Januari, Februari, Maret, April, Mei, Juni, Juli, dan September). Studi analisa risiko berfokus kepada 7 ekosistem dan sumberdaya terdampak di wilayah studi meliputi: pantai, mangrove, terumbu karang, budidaya perikanan, penangkapan ikan, pariwisata dan pelabuhan laut.
Penelitian menghasilkan matrik ALARP (As Low As Reasonable Practicable) dan kategori risiko. Berdasarkan matrik ALARP, risiko terdiri atas tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah yang masing-masing bernilai lebih dari 9.47, 9.46 – 4.23,4.22 – 3.75, kecil dari 3.74. Pada umumnya, sekitar 77% area ekosistem dan sumberdaya terdampak bertingkat risiko sedang hingga tinggi. Evaluasi risiko menunjukan distribusi risiko tinggi terjadi pada musim barat dibandingkan musim timur. Penelitian juga menghasilkan matrik prioritas divisi penanggulangan tumpahan minyak berdasarkan risiko paparan kumulatif. Berdasarkan matrik tersebut, Prioritas tinggi selama musim barat terjadi di divisi 6, 7, 13 dan 15 yang berdampak oleh tumpahan minyak pada ekosistem pantai, mangrove, terumbu karang, penangkapan ikan, pariwisata dan pelabuhan laut. Sedangkan pada musim timur, divisi 2 dan 4 menjadi prioritas karena tumpahan minyak berdampak kepada ekosistem pantai, mangrove, budidaya perikanan, perikanan tangkap dan pariwisata.