Evaluasi Pengaruh Bajak Dalam dan Pemberian Bahan Organik terhadap Produksi serta Serapan Hara Tanaman Kelapa Sawit
View/ Open
Date
2019Author
Bramaningrum, Cicilia Shantara
Sumawinata, Basuki
Djajakirana, Gunawan
Metadata
Show full item recordAbstract
Kemarau panjang pada tahun 2014 berdampak kepada kekeringan yang
terjadi di berbagai wilayah di Indonesia, terutama pada lahan kelapa sawit.
Kekeringan tersebut menyebabkan penurunan produksi tanaman kelapa sawit,
karena tanaman kelapa sawit membutuhkan curah hujan yang merata sepanjang
tahun untuk mencapai produksi optimum. Sebagai usaha untuk mengatasi
kekeringan tersebut, PT Sawit Asahan Indah membuat beberapa percobaan agar
tanah dapat menyimpan air dengan maksimal selama masa kekeringan berlangsung.
Percobaan yang dilakukan yaitu kontrol, perlakuan tidak dibajak dalam dengan
pemberian kotoran hewan (S0KH), perlakuan bajak dalam dengan pemberian
kotoran hewan (S1KH), perlakuan tidak dibajak dalam dengan pemberian asam
humat (S0AH), perlakuan bajak dalam dengan pemberian asam humat (S1AH),
perlakuan tidak dibajak dalam dengan pemberian tandan kosong (S0TK), dan
perlakuan bajak dalam dengan pemberian tandan kosong (S1TK) dengan tiga kali
ulangan pada masing-masing percobaan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat
pengaruh perlakuan bajak dalam dan pemberian kotoran hewan, asam humat, serta
tandan kosong terhadap produksi kelapa sawit dan menganalisis kadar hara yang
diserap tanaman tiga tahun setelah perlakuan. Analisis kadar hara dilakukan dengan
menggunakan metode pengabuan kering. Analisis data produksi menunjukkan
bahwa perlakuan bajak dalam dengan pemberian kotoran hewan, asam humat, dan
tandan kosong menghasilkan peningkatan produksi tanaman kelapa sawit. Namun
peningkatan produksi tersebut hanya berlaku satu tahun setelah pemberian
perlakuan dan kembali menurun pada tahun berikutnya. Analisis kadar hara yang
dilakukan menunjukkan bahwa kadar hara tanaman pada berbagai perlakuan tidak
memiliki perbedaan yang nyata dan masih berada pada batas optimum, kecuali
kadar hara K. Kadar hara K pada semua perlakuan tidak berbeda nyata dan
jumlahnya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan tanaman. Oleh karena itu, dapat
diketahui bahwa penyebab turunnya produksi tanaman kelapa sawit adalah
defisiensi unsur K pada tanaman.