Analisis Dampak Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Hasil Air DAS Cicatih.
View/ Open
Date
2018Author
Yusdinar, Haki
Tarigan, Suria Darma
Murtilaksono, Kukuh
Metadata
Show full item recordAbstract
Perubahan penggunaan lahan secara umum telah menjadi salah satu indikator
terjadinya degradasi sumberdaya alam yang berdampak pada kecenderungan
peningkatan debit aliran permukaan pada musim penghujan dan mengering pada
saat musim kemarau.
DAS Cicatih secara geografis diapit oleh 2 kawasan Taman Nasional Gede
Pangrango dan Taman Nasional Halimun Salak pada bagian hulunya dan bermuara
pada aliran sungai Cimandiri menjadi bagian dari sub DAS dari DAS Cimandiri.
DAS Cicatih pada tahun 1990-2008 telah terjadi kecenderungan peningkatan
debit maksimum. Tren debit minimum cenderung menurun sehingga potensi debit
yang bisa disimpan sebagai aliran dasar cenderung menurun.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan penggunaan lahan
yang terjadi di wilayah DAS Cicatih pada tahun 2006 dan 2016, serta menganalisis
pengaruh skenario perubahan penggunaan lahan terhadap hasil air beserta
karakteristik DAS Cicatih berdasarkan pada besaran nilai koefisien aliran tahunan
(KAT) serta koefisien regim aliran (KRA).
Identifikasi karakteristik hidrologi yang diperoleh berdasarkan pada curah
hujan dan debit observasi DAS Cicatih periode tahun 2006 sampai dengan tahun
2016 secara umum menunjukan pola peningkatan. Dugaan awal hal ini dipicu oleh
tinggi rendahnya curah hujan pada tiap periodenya. Klasifikasi nilai KAT diperoleh
katagori tinggi (T) hingga sangat tinggi (ST) pada tahun 2016 dan KRA berada pada
besaran nilai koefisien yang tidak lebih besar dari 50 (KRA< 50) yakni dari katagori
sangat rendah (SR) hingga menjadi rendah (R). Namun besaran nilai tersebut secara
perlahan menunjukan kenaikan dari nilai terendah 13.79 (SR) pada tahun 2014
hingga 27,31 (R) pada tahun 2016. Hal ini menunjukan bahwa DAS Cicatih secara
fisik sudah dalam kondisi terganggu.
Penggunaan model HEC-HMS untuk hasil air diperoleh pada tingkat akurasi
berdasarkan nilai NSE = 0.649 serta nilai RMSE = 13.4 m3s-1 untuk penggunaan
lahan tahun 2006. Konsistensi model telah diujikan pada penggunaan lahan tahun
2016 dengan nilai NSE = 0.579 pada nilai RMSE = 14.1 m3s-1, hal ini menunjukan
bahwa model dinyatakan baik.
Hasil air terbaik berdasarkan model HEC-HMS diperoleh pada skenario
penerapan Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kabupaten Sukabumi 2012-
2032, yaitu sebesar 607. 10 (juta m3) dan debit puncak sebesar 125.3 m3s-1 dengan
KAT dan KRA menujukan klasifikasi pada range yang lebih baik (0.3 < KAT ≤
0.4) dan (20 < KRA ≤ 50) yakni KAT dengan katagori sedang serta KRA dengan
katagori rendah. Hal ini berati bahwa perubahan penggunaan lahan telah
memberikan dampak negatif yang secara fisik pada DAS Cicatih, berupa perubahan
terhadap besar kecilnya hasil air dan debit puncak, juga pada karakteristik hidrologi
DAS Cicatih.
Collections
- MT - Agriculture [3781]