Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Keputusan Petani Padi Sawah Untuk Menjual Atau Mempertahankan Lahan Usahatani
Abstract
Beras merupakan bahan pangan pokok bagi masyarakat Indonesia.
Kebutuhan konsumsi beras di Indonesia semakin meningkat seiring dengan
pertumbuhan penduduk setiap tahunnya. Pertumbuhan konsumsi kearah positif
terjadi pada konsumsi beras pada periode tahun 2005-2009 dari sebelumnya
minus 32% menjadi minus 5% pada periode tahu 2010-2013. Oleh karenanya,
kementerian pertanian melakukan perencanaan strategis tahun 2015-2019 yaitu
dengan meningkatkan produksi dan swasembada beras (Kementerian Pertanian,
2015). Banyak keluarga petani yang menggantungkan hidupnya pada kegiatan
usahataninya. Namun kebutuhan manusia untuk memiliki tempat tinggal yang
layak sehingga petani harus mengalih fungsikan lahan yang dimilikinya.
Kecamatan Leuwiliang banyak mengalami perubahan alih fungsi lahan dari
pertanian menjadi non pertanian seperti alih fungsi lahan yang diperuntukkan
pembangunan perumahan, pusat perbelanjaan, sarana kesehatan, sarana
transportasi, dan lain-lain. Berdasarkan data dari BPS (2014) dilihat berdasarkan
data dari Kementrian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (Penutupan Lahan
Berdasarkan SK 718 tahun 2014) pada tahun 2010-2015 di Kecamatan
Leuwiliang terjadi perubahan penutupan lahan sawah menjadi pemukiman seluas
701 Ha. Faktor sosial ekonomi seringkali dihadapi oleh petani dalam
mempengaruhi keputusan yang dimilikinya. Petani seringkali dihadapkan untuk
memiliki keputusan menjual lahan yang dimiliki karena adanya faktor kebutuhan
ekonomi rumah tangga petani dan besarnya biaya risiko yang di alami oleh petani.
Tujuan pada penelitian ini adalah: (1) Menganalisis karakteristik petani
dalam keputusan penjualan lahan petani padi sawah, (2) Menganalisis faktorfaktor
yang berpengaruh pada keputusan penjualan lahan petani padi sawah
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Leuwiliang-Kabupaten Bogor. Pemilihan
Daerah penelitian dilakukan secara sengaja (Purposive) dengan mengambil empat
desa yang diduga laju alih funsi lahannya tinggi yaitu Desa Leuwiliang, Desa
Karehkel, Desa Cibeber I, dan Desa Leuwimekar. Populasi pada penelitian ini
adalah seluruh kepala rumah tangga petani padi sawah yang memiliki lahan
usahatani padi sawah seluas 0,1 Ha atau lebih. Menurut Data BP3K tahun 2016
jumlah kepala rumah tangga petani padi sawah yang memiliki luas lahan
usahatani padi sawah sebanyak 305 petani padi sawah. Pengambilan sampel
menggunakan Sampling Purposive (Purposive or Judgemental Sampling). Ada
sebanyak 173 responden yang diteliti menggunakan metode analisis deskriptif
pada karakteristik petani, dan analisis regresi logistik biner. Karakteristik faktor
sosial yaitu terdiri dari umur, pengalaman berusahatani, pendidikan formal,
pendidikan non formal, jumlah tanggungan keluarga, status kepemilikan lahan,
status usahatani, lokasi usahatani dari pemukiman, lokasi usahatani dari pasar, dan
luas lahan usahatani. Karakteristik faktor ekonomi yaitu terdiri dari biaya
usahatani, penerimaan luar usahatani, pengeluaran rumah tangga, pendapatan
perluas lahan.
Hasil regresi logistik biner pada faktor sosial secara parsial pada variabel
pendidikan formal dengan nilai p value sebesar 0,087 dengan taraf kesalahan 0,1
atau pada taraf kepercayaan 90% secara negatif berpengaruh signifikan terhadap
keputusan petani untuk menjual lahan usahatani dan variabel luas lahan dengan
nilai p value sebesar 0,045 dengan taraf kesalahan 0,05 atau pada taraf
kepercayaan 95% secara positif berpengaruh signifikan terhadap keputusan petani
untuk menjual lahan usahatani padi sawah yang dimiliki. Pada faktor ekonomi
yaitu variabel biaya usahatani dengan nilai p value sebesar 0,012 dengan taraf
kesalahan 0,05 atau pada taraf kepercayaan 95% secara positif berpengaruh
signifikan trhadap keputusan petani untuk menjual lahan usahatani, dan pada
variabel penerimaan luar usahatani dengan nilai p value sebesar 0,000 dengan
taraf kesalahan 0,01 atau pada taraf kepercayaan 99% secara positif berpengaruh
signifikan terhadap keputusan petani untuk menjual lahan usahatani yang dimiliki,
dan pada variabel pendapatan usahatani per luas lahan dengan nilai p value
sebesar 0,003 dengan taraf kesalahan 0,01 atau pada taraf kepercayaan 99% secara
negatif berpengaruh signifikan terhadap keputusan petani untuk menjual lahan
usahatani padi sawah yang dimiliki. Pada faktor sosial dan faktor ekonomi secara
simultan pada variabel biaya usahatani memiliki nilai p value sebesar 0,063 pada
taraf kesalahan 0,1 atau pada taraf kepercayaan sebesar 90% secara positif
berpengaruh signifikan terhadap keputusan petani untuk menjual lahan usahatani.
Sedangkan pada analisis secara simultan variabel pendapatan per luas lahan
usahatani memiliki nilai p value sebesar 0,045 pada taraf kesalahan 0,05 atau pada
taraf kepercayaan sebesar 95% secara negatif berpengaruh signifikan terhadap
keputusan petani untuk menjual lahan usahatani. Kondisi ini menunjukkan bahwa
pada variabel-variabel tersebut berpengaruh pada keputusan petani untuk menjual
lahan usahatani yang dimiliki.
Collections
- MT - Economic and Management [2975]