Resiliensi Ekonomi Rumahtangga Petani terhadap Kegiatan Pertambangan Batu Gamping di Karst Watuputih (Studi kasus: Desa Tegaldowo, Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang).
View/ Open
Date
2018Author
Aeni, Dewi Nur
Putri, Eka Intan Kumala
Buitenzorgy, Melanie
Metadata
Show full item recordAbstract
Sumberdaya alam karst bersifat mutually exclusive. Bila batu gamping dan tanah liat dieksploitasi, maka sumberdaya air bawah tanah yang menjadi penopang kehidupan pertanian dan kebutuhan rumahtangga menjadi terancam. Sebaliknya, jika sumberdaya air bawah tanah dikonservasi maka batu gamping dan tanah liat tidak dapat dieksploitasi. Perbedaan cara pandang dan kepentingan ini memicu timbulnya konflik yang berkepanjangan di Pegunungan Kendeng Utara. Oleh karena itu perlu penelitian lebih lanjut terhadap kerentanan dan resiliensi rumahtangga petani terhadap perubahan jasa lingkungan kawasan Karst Watuputih. Tujuan penelitian ini adalah : 1) mengidentifikasi dampak kegiatan pertambangan batu gamping, 2) mengestimasi dan menganalisis perubahan pendapatan rumahtangga petani, 3) mengidentifikasi kerentanan dan resiliensi ekonomi rumahtangga petani, 4) mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi tindakan resiliensi ekonomi rumahtangga petani di Desa Tegaldowo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Loss of Earnings (LoE), Livelihood Vulnerability Index (LVI), Skala Likert, dan Analisis Regresi Linier Berganda. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh LoE sebesar rata-rata Rp 2.216.741 per tahun pada skala ekonomi rumahtangga rendah, dan Rp 1.751.539 per tahun pada skala ekonomi rumahtangga sedang. Nilai LVI sebesar 0,49 yang berarti sangat rentan. Kategori tindakan resiliensi rumahtangga lemah. Faktor-faktor yang memengaruhi tindakan resiliensi rumahtangga antara lain; tingkat pendidikan, penurunan kualitas lingkungan, jumlah tanggungan keluarga, pekerjaan sampingan, dan keikutsertaan dalam jejaring sosial.