Neraca Radiasi Tanaman Kedelai dengan Mulsa Reflektif di Bawah Tegakan Kelapa Sawit
Abstract
Salah satu bidang yang banyak berkembang di Indonesia dan membutuhkan
pembukaan lahan yang luas adalah perkebunan kelapa sawit. Berdasarkan data
dari Badan Pusat Statistika (BPS) luas lahan kelapa sawit di Indonesia tahun 1999
adalah 3.9 juta hektar dan pada tahun 2016 telah mencapai angka 11.1 juta hektar.
Luas lahan kelapa sawit di Indonesia mengalami peningkatan sekitar 2.8% hingga
13.4% setiap tahun. Pemanfaatan lahan kosong untuk tanaman sela di bawah
tegakan kelapa sawit dapat menjadi salah satu solusi dari permasalahan
kekurangan lahan di Indonesia. Namun keterbatasan jumlah radiasi matahari di
bawah tajuk kelapa sawit menjadi salah satu faktor pembatas dalam pengusahaan
tanaman sela. Penelitian ini menggunakan tiga lokasi tanam yang berbeda
berdasarkan kelompok umur tanaman kelapa sawit, yaitu kelompok umur empat
tahun, lima tahun, dan delapan tahun. Penelitian ini menggunakan mulsa reflektif
berupa mulsa plastik hitam perak (MPHP) dan daun kering kelapa sawit untuk
optimalisasi pemanfaatan radiasi oleh tanaman kedelai. Berdasarkan hasil
pengukuran langsung di bawah tajuk kelapa sawit menggunakan tubesolarimeter
menunjukan bahwa nilai radiasi transmisi semakin berkurang seiring dengan
bertambahnya umur tanaman kelapa sawit. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini
adalah produktivitas tanaman kedelai di lokasi tanam umur empat tahun
menunjukan hasil yang paling mendekati kontrol. Selain itu tanaman kedelai juga
mengalami peristiwa etiolasi terhadap defisit radiasi. Penggunaan mulsa reflektif
terbukti mampu menambah nilai intersepsi radiasi pada tanaman kedelai.