Karakteristik Konsistensi Tanah Pada Berbagai Penggunaan Lahan di Desa Bojong Koneng, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor
View/ Open
Date
2018Author
Ruci, Arung Samudera Dewa
Baskoro, Dwi Putro Tejo
Metadata
Show full item recordAbstract
Pengolahan tanah akan menghasilkan hubungan timbal balik antara tanah,
dalam hal ini sifat fisik dan mekanik tanah dengan alat dan mesin pertanian. Alat
dan mesin pertanian menyebabkan pengolahan tanah semakin cepat dan mudah.
Penggunaan lahan yang berbeda dapat mempengaruhi sifat fisik tanah, sehingga
konsistensi tanah di berbagai penggunaan lahan berbeda-beda. Tujuan dari
penelitian ini adalah mengkaji sifat-sifat fisik tanah yang mempengaruhi
konsistensi seperti bobot isi, tekstur, dan kadar bahan organik tanah serta
karakteristik konsistensi tanah pada lahan hutan sekunder, tegalan dan kebun
campuran. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2017 - Juni 2018 yang
terdiri dari pengamatan konsistensi di lapangan dan analisis sifat-sifat fisik tanah.
Pengamatan konsistensi lapang dilakukan di Desa Bojong Koneng, Kecamatan
Babakan Madang, Kabupaten Bogor. Analisis sifat-sifat fisik tanah dilakukan di
Laboratorium Fisika Tanah, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Dalam
penelitian ini, pengukuran konsistensi diukur secara kualitatif dan kuantitatif.
Pengukuran kualitatif dilakukan di lapang pada saat tanah dalam keadaan basah,
lembab, dan kering. Sedangkan pengukuran kuantitatif dilakukan di laboratorium
dengan menentukan batas mengalir, melekat, dan menggolek, sehingga dapat
diperoleh nilai jangka olah dan indeks plastisitas tanah. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kadar bahan organik tanah pada hutan sekunder lebih tinggi
dibandingkan tegalan dan kebun campuran. Kandungan klei dan bobot isi di lahan
tegalan lebih tinggi dibandingkan hutan sekunder dan kebun campuran. Konsistensi
basah pada tegalan, kebun campuran, dan hutan sekunder masing-masing termasuk
dalam kriteria sangat lekat, lekat, dan agak lekat. Konsistensi lembab semua
penggunaan lahan termasuk kriteria teguh, kecuali tegalan yang masuk dalam
kriteria sangat teguh. Pada keadaan kering, konsistensi tanah pada lahan tegalan
sangat keras, sedangkan hutan sekunder dan kebun campuran termasuk dalam
kriteria keras. Hasil penelitian di laboratorium menunjukkan jangka olah pada tanah
tegalan, kebun campuran, dan hutan sekunder masing-masing sebesar 5,75 %,
10,59%, dan 11,34 %. Rendahnya nilai jangka olah dikarenakan oleh pengolahan
yang intensif, sedangkan jangka olah tanah yang semakin kecil menyebabkan kadar
air tanah pada selang yang sempit semakin sulit untuk diolah. Indeks plastisitas
tanah pada tanah tegalan, kebun campuran dan hutan sekunder masing-masing
sebesar 21,49%, 17,33%, dan 16,03%. Tingginya nilai indeks plastisitas
dikarenakan oleh kandungan klei yang tinggi dan bahan organik yang rendah.
Berdasarkan pengukuran konsistensi, lahan tegalan paling sulit diolah, sedangkan
lahan hutan sekunder paling mudah diolah.