RISWANTI. Prospek Air Minum dalam Kemasan: Studi Kasus Perum Perhutani RPH Babakan Madang BKPH Bogor.
Abstract
Air yang diperoleh dari kawasan hutan merupakan manfaat langsung bukan
kayu yang dapat dipasarkan. Permintaan pasar akan kebutuhan air bersih untuk
dikonsumsi secara praktis meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah
penduduk. Perum Perhutani melihat hal ini sebagai peluang. Perhutani mulai
mengoptimalkan potensi sumber daya non hayati dengan memproduksi Air
Minum dalam Kemasan (AMDK) sejak tahun 2006. Namun, belum terdapat
informasi mengenai prospek usaha AMDK dari aspek produksi, finansial, dan
pemasaran. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kapasitas produksi,
kelayakan finansial, dan preferensi konsumen terhadap AMDK. Pengumpulan
data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan laporan data sekunder.
Pengolahan data dilakukan dengan analisis Break Even Point (BEP), Return on
Investement (ROI), analisis aliran kas (Net Present Value, Benefit Cost Ratio,
Internal Rate Return), dan analisis preferensi. Hasil penelitian menunjukkan
realisasi produksi masih di bawah BEP. Hal tersebut berdampak pada tidak
tercapainya kelayakan finansial ditunjukkan oleh indikator ROI, NPV, BCR,dan
IRR. Berbeda dengan analisis finansial yang dilakukan pada tingkat kapasitas,
menunjukkan bahwa usaha AMDK Perhutani secara finansial layak diusahakan.
Kemudian, hasil analisis preferensi menunjukkan beberapa faktor penting yang
dipertimbangankan konsumen sebelum membeli AMDK. Faktor pertimbangan
tersebut secara urut adalah harga, keterjangkauan, sumber air, merek, informasi,
dan rasa.
Collections
- UT - Forest Management [2835]