Persepsi Masyarakat Adat Terhadap Perolehan dan Kehilangan Jenis Tumbuhan di Sekitar Perkebunan Sawit NTYE, Provinsi Kalimantan Barat.
View/ Open
Date
2018Author
Imantoko, Farras
Sunkar, Arzyana
Santosa, Yanto
Metadata
Show full item recordAbstract
Perubahan keanekaragaman jenis tumbuhan akibat kehadiran
perkebunan kelapa sawit seringkali menyebabkan berubahnya pola kehidupan
masyarakat sekitar. Kebiasaan masyarakat adat yang sering memanfaatkan
jenis tumbuhan disekitarnya untuk bertahan hidup disinyalir mendapatkan
pengaruh akibat perubahan tutupan lahan menjadi perkebunan sawit karena
menyebabkan perubahan kondisi vegetasi yang ada. Hal tersebut sering kali
dikaitkan dengan perubahan yang terjadi pada mata pencaharian masyarakat
adat. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji persepsi masyarakat adat
terhadap perolehan dan kehilangan jenis tumbuhan karena dibangunnya
perkebunan kelapa sawit NTYE, pada bulan Maret 2018 di Kabupaten
Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat. Data dikumpulkan melalui observasi
lapang dan wawancara. Persepsi keseluruhan masyarakat Dayak dan Melayu
(dua etnis asli Kalimantan Barat) menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda,
untuk pernyataan terkait perubahan keanekaragaman jenis tumbuhan sejak
hadirnya perkebunan sawit NTYE. Sebanyak 75% masyarakat Melayu
merasa terjadi kehilangan dalam keanekaragaman jenis tumbuhan, sebaliknya
75.68% masyarakat Dayak merasa terdapat perolehan pada jenis tumbuhan
berbunga dan tanaman fungsional lainnya. Hasil penelitian juga menunjukkan
bahwa kehadiran perkebunan sawit telah mengakibatkan perolehan jenis
tumbuhan sebesar 27% dan kehilangan tumbuhan sebesar 73%. Khusus
spesies tumbuhan obat dan pangan, spesies yang hilang dapat digantikan
dengan obat-obatan dari fasilitas kesehatan dan bahan pangan dari pasar. Bagi
masyarakat Dayak dan Melayu, perubahan tersebut tidak memberikan
perubahan yang berar ti karena pola kehidupan mereka sudah mengalami
perubahan dari kehidupan subsisten ke semi pasar atau pasar yang
menunjukkan adanya penurunan ketergantungan terhadap alam dalam
memenuhi kebutuhan harian. Peubah yang memengaruhi persepsi pada
masyarakat Dayak meliputi pendidikan, anggota keluarga, pendapatan dan
pekerjaan, sedangkan pada masyarakat Melayu meliputi umur, anggota
keluarga dan pekerjaan.