Pengembangan Kompetensi Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah dalam Memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi di Bandung dan Bogor.
View/ Open
Date
2018Author
Yanti, Vera Agustina
Amanah, Siti
Muldjono, Pudji
Asngari, Pang S
Metadata
Show full item recordAbstract
Pelaku UMKM yang belum menguasai TIK secara optimal, menghadapi
beragam permasalahan dalam penggunaan sarana TIK disetiap aktivitas usaha.
Pelaku UMKM masih rendah kemampuannya dalan penerapan TIK. Data BPS
(2012) menunjukkan bahwa56.5 juta UMKM di tanah air hanya 75 ribu dari
keseluruhan UMKM yang memiliki website.
Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi saat ini semakin
pesat, menimbulkan revolusi informasi di era digital. Pemberlakuan sistem
ekonomi terbuka serta perilaku konsumen yang berubah di era ekonomi digital,
akan semakin menuntut pelaku usaha mampu beradaptasi di tataran lingkungan
global. Dampak positif pemanfaatan TIK bagi pelaku UMKM adalah (1)
mempermudah proses bisnis dan komunikasi, (2) memperluas pangsa pasar, (3)
mengurangi biaya produksi dan (4) akses terhadap komunikasi digital serta
meningkatkan peluang perdagangan dan pemasaran. Berdasarkan uraian tersebut
diatas mendorong pelaku UMKM, agar memiliki kesadaran akan pentingnya
manfaat kemampuan penguasaan teknologi bagi golongan pelaku UMKM, guna
meningkatkan daya saing yang berkelanjutan. Peningkatan kesadaran
menimbulkan minat bagi kalangan pelaku usaha UMKM terhadap kemampuan
penguasaan TIK, yang bertujuan mencapai kompetensi TIK yang optimal.
Menurut Spencer dan Spencer (1993), kompetensi merupakan bentuk sikap motif
dan keterampilan perilaku yang penting untuk meningkatkan kinerja UMKM.
Kompetensi diraih melalui pendidikan, pelatihan, serta penyuluhan dan
pendampingan sebagai salah satu meningkatkan kompetensi penggunaan TIK
dikalangan UMKM. Kompetensi dapat dicapai dengan memacu dan
menggerakkan masyarakat, guna mencapai kompetensi optimal dalam
penggunaan TI, dan menumbuhkan perubahan sesuai yang dikehendaki. Menurut
konsep Lippitt (1958) bahwa kesadaran dapat dibentuk untuk berubah dengan
meningkatkan hubungan untuk berubah, melakukan hal-hal yang berkenaan
dengan perubahan, serta memperluas dan memantapkan perubahan.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis tingkat kompetensi pelaku
usaha UMKM dalam memanfaatkan TIK dan tingkat keberlanjutan usaha, (2)
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi pelaku UMKM dan
keberlanjutan usaha, dan (3) merumuskan strategi pengembangan kompetensi
pelaku UMKM dalam memanfaatkan TIK. Penelitian ini dilakukan secara
bertahap yaitu (1) melakukan analisis pemetaan pada tingkat kompetensi pelaku
UMKM dan (2) membuat model pada pengembangan kompetensi pelaku UMKM
dalam memanfaatkan TIK. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif yang
didukung dengan data dan analisa kualitatif. Prosedur pengumpulan data dan
informasi menggunakan metode survei pada responden dengan panduan kuesioner.
Karakteristik populasi yang menjadi obyek penelitian adalah komunitas pelaku
usaha yang bertempat tinggal di wilayah yang memiliki usaha di bidang non
pertanian dan pertanian, dilakukan di empat lokasi yaitu Kabupaten Bogor,
Kabupaten Bandung, Kota Bogor, dan Kota Bandung. Populasi penelitian ini
adalah sebesar 3479 pelaku usaha, dengan jumlah sampel secara keseluruhan
sebesar 358 pelaku usaha. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive. Teknik
pengambilan sampel yaitu nonpropotioned stratified random sampling. Penentuan
sampel dilakukan melalui tiga tahapan yaitu tahap pertama menentukan jumlah
sampel mengikuti kaidah dalam rumus Slovin. Tahap kedua menentukan jumlah
responden dan melakukan strtatifikasi berdasarkan jenis usaha masing masing di
wilayah penelitian dan tahap tiga pengambilan sampel dilakukan melalui
komputerisasi aplikasi excel secara acak random sampling. Analisis data dalam
penelitian ini meliputi : analisis deskriptif berupa distribusi frekwensi dengan
bantuan program SPSS versi 21, (2) analisis inferensial yaitu uji beda Krusscal
Wallis, dan (3) uji Dunn,serta(4) Struktural Equation Models (SEM) dengan
menggunakan program Amos 7.0.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Tingkat kompetensi teknis pelaku
usaha UMKM di empat lokasi penelitian secara umum berkategori sedang, literasi
terhadap interaksi dengan sarana komputer ataupun sarana TIK yang lain
pencapaiannya masih dalam kategori Tingkat 2 yaitupelaku usaha yang aktif
menggunakan TIK, tetapi tidak memahami standar penguasaan dan pemahaman
terhadap informasi maupun teknologi bagi aktivitas usaha. Pelaku usaha memiliki
kemampuan tinggi dalam mengelola informasi dengan media seluler.Tingkat
kompetensi personal pelaku usaha UMKM rata-rata berkategori tinggi artinya
pelaku usahamemiliki sikap antusiasme, optimisme, inovatif, serta rasa tanggung
jawab yang tinggi. Tingkat keberlanjutan usaha secara umum rata-rata masuk
dalam kategori tinggi untuk sub peubah pendapatan, dan pertumbuhan usaha
berkategori sedang adalah kualitas produk dan daya saing. Kondisi lingkungan
usaha adalah berkategori rendah. Oleh karena rata-rata secara umum pelaku usaha
tidak mempriotaskan kondisi lingkungan usaha yaitu dampak dari limbah usaha
terhadap pencemaran sekitar lingkungan usaha; (2) Faktor–faktor yang
memengaruhi kompetensi pelaku usaha UMKM dalam memanfaatkan sarana TIK
adalah faktor persepsi pelaku usaha UMKM terhadap karakteristik inovasi TIK
dan faktor pemanfaatan TIK untuk aktivitas usaha; dan (3) Strategi
pengembangan kompetensi pemanfaatan TIK diawali dengan pengembangan
kompetensi tahap pertama yaitu: (1) Penguatan pada persepsi pelaku usaha
UMKM terhadap pemanfaatan sarana TIK, selanjutnya tahap kedua: dan (2)
meningkatkan pemanfaatan sarana TIK. Upaya yang dilakukan melalui dukungan
program pemberdayaan, meningkatkan motivasi, meningkatkan partisipasi
komunitas usaha, menerapkan model pelatihan penggunaan TIK yang disesuaikan
kebutuhan pelaku usaha UMKM, meningkatkan kemitraan kerjasama dengan
institusi pendidikan tinggi.
Collections
- DT - Human Ecology [537]