Permodelan Spasial Dinamis Perubahan Hutan Mangrove dan Strategi Rehabilitasinya di Kabupaten Indramayu Jawa Barat
View/ Open
Date
2018Author
Sodikin
Sitorus, Santun R. P
Prasetyo, Lilik Budi
Kusmana, Cecep
Metadata
Show full item recordAbstract
Peningkatan kebutuhan lahan di Kabupaten Indramayu terutama kebutuhan lahan tambak dan permukiman mengakibarkan tingginya deforestasi mangrove di sepanjang garis pantai Kabupaten Indramayu. Pada tahun 1980 an masyarakat berbondong-bondong membuka lahan untuk kawasan budidaya tambak sehingga banyak kawasan mangrove dikonversi menjadi lahan budidaya tambak, dan peruntukan lainnya, misalnya untuk pemukiman, sawah, dan lainnya yang mengakibatkan lahan mangrove di Kabupaten Indramayu terus mengalami penurunan (Ditjen Perikanan, 1991). Berdasarkan data Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu (2012) Kabupaten Indramayu termasuk salah satu wilayah yang memiliki tingkat kerusakan hutan mangrove terparah di Jawa Barat. Dari 17.782 ha hutan, 50% diantaranya tergolong tergolong rusak berat. Oleh karena itu, sebagian besar daerah pantai Indramayu terkena abrasi dengan kecepatan 9-10 m per tahun. Sekitar 8.233 ha lahan yang tercakup dalam 8 kecamatan di kategorikan sebagai kritis.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menganalisis perubahan mangrove di Kabupaten Indramayu tahun 1989 sampai dengan 2015 (2) Menganalisis faktor yang mempengaruhi peluang terjadinya perubahan mangrove di Kabupaten Indramayu. (3) Menganalisis tingkat partisipasi dan kesesuaian lahan untuk mangrove di Kabupaten Indramayu (4) Menyusun permodelan spasial dinamis peluang deforestasi mangrove di Kabupaten Indramayu pada tahun 2031 (5) Menyusun Arahan Rencana dan Strategi rehabilitasi mangrove di Kabupaten Indramayu.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini, untuk deforestasi mangrove diawali dengan mengunduh citra landsat dari http://glovis.usgs.gov/. kemudian dilakukan analisis untuk mengetahui luasan mangrove pada tahun 1989, 2002, dan 2015, untuk analisis prediksi peluang deforestasi mangrove dilakukan dengan menggunakan analisis regresi logistik biner, dari persamaan regresi yang diperoleh disubstitusikan dengan variabel bebas yang mempengaruhi deforestasi mangrove. Untuk analisis kesesuaian lahan untuk mangrove menggunakan parameter fisik, antara lain salinitas, tekstur tanah, kecepatan arus, gelombang, kandungan organik tanah, dan interaksi lahan dengan arus laut.
Hasil penelitian menunjukan bahwa mangrove di Kabupaten Indramayu tahun 1989 sampai dengan tahun 2015 telah mengalami penurunan sebesar 2.345.02 ha. Dari sebelas kecamatan yang terdapat mangrove berada seluruhnya telah mengalami deforestasi. Namun deforestasi terparah periode 1989-2015 adalah pada Kecamatan Cantigi. Berdasarkan hasil analisi regresi logistik biner faktor-faktor yang mempengaruhi peluang perubahan mangrove di Kabupaten Indramayu adalah variabel kepadatan penduduk dan luas silvofishery.
Model spasial deforestasi mangrove diperoleh dari persamaan Logit (p) = (- 0.341) + 3.630 (x1) – 0.002 (x2) + 0.001 (x3) – 0.001 (x4) – 0.003 (x5). Validasi dilakukan dengan membandingkan peta prediksi peluang deforestasi mangrove pada tahun 2015 hasil model dengan peta deforestasi mangrove aktual tahun 2015.
Perbandingan hasil model prediksi peluang deforestasi mangrove tahun 2015 dengan peta aktual deforestasi mangrove tahun 2015. Uji validasi dilakukan dengan menggunakan Overal Kappa, dari hasil uji validasi tersebut dihasikan nilai Overral Kappa (K Standar) sebesar 81.2% (baik). Untuk membuat model prediksi peluang deforestasi mangrove dilakukan dengan menerapkan beberapa skenario, skenario 1 dilakukan dengan hanya merubah variabel kepadatan penduduk yang disesuaikan dengan prediksi jumlah penduduk pada tahun 2031 dan variabel lain tetap, skenario 2 dilakukan dengan merubah variabel kepadatan penduduk yang disesuaikan dengan prediksi jumlah penduduk pada tahun 2031 dan variabel luas silvofishery disesuaikan dengan prediksi luas silvofishery tahun berdasarkan trand peningkatan luas pada tahun 1989,2002, dan 2015. Skenario 3 dilakukan dengan merubah variabel kepadatan penduduk yang disesuaikan dengan prediksi jumlah penduduk pada tahun 2031 dan variabel luas silvofishery, dengan mensimulasikan jika luas silvofishery ditingkatkan sebesar 50% pada tahun 2031 dari luas aktual tahun 2015. .
Hasil prediksi peluang deforestasi mangrove berdasarkan skenario 1 adalah 472.1 ha, skenario 2 adalah sebesar 166.7 ha, dan skenario ke 3 merupakan skenario yang mampu mengurangi deforestasi mangrove terbesar pada tahun 2031, peluang deforestasi mangrove hanya sebesar 56.4 ha. Arahan prioritas rencana rehabilitasi mangrove di Kabupaten Indramayu diperoleh tiga prioritas rencana yang mayoritas berada di Kecamatan Cantigi. Adapun arahan jenis mangrove yang sesuai untuk di tanam, terdapat lima jenis mangrove yang sesuai antara lain Avicennia sp., Bruguiera sp., Nypa fruticans, Rhizophora sp., dan Sonneratia sp. Berdasarkan hasil analisis A’WOT diurutkan berdasarkan ranking dari bobot masing-masing faktor. Terdapat 12 strategi rehabilitasi mangrove di Kabupaten Indramayu dapat di urutan berdasarkan ranking dari bobot masing-masing faktor, sebagai berikut (1) Menciptakan kerjasama masyarakat, LSM, dan pemerintah untuk merencanakan pengelolaan dan rehabilitasi mangrove (2) Melaksanakan kebijakan pola tambak silvofishery baik pada lahan tambak masyarakat maupun lahan tambak milik Perhutani (3) Mengadakan sosialisasi terkait pentingnya pelestarian mangrove untuk keseimbangan kawasan pesisir.