Karakterisasi dan Evaluasi Pertumbuhan Genotipe Lokal Hotong [Setaria italica (L.) Beauv].
View/ Open
Date
2018Author
Sapista, Septia
Ardie, Sintho Wahyuning
Khumaida, Nurul
Metadata
Show full item recordAbstract
Hotong [Setaria italica (L.) Beauv] merupakan salah satu tanaman serealia
yang dapat dijadikan sebagai sumber karbohidrat, terutama di daerah kekeringan.
Walaupun hotong memiliki potensi sebagai tanaman pangan, pengembangan
hotong di Indonesia masih sangat terbatas dan hingga saat ini belum ada varietas
unggul hotong yang dilepas di Indonesia. Karakterisasi plasma nutfah untuk sifatsifat
agronomis penting untuk memperoleh genotipe unggul untuk program
pemuliaan tanaman lebih lanjut. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi
karakter morfologi dan karakter agronomi lima genotipe lokal hotong. Penelitian
ini telah dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, IPB, pada bulan April
sampai Agustus 2018. Percobaan disusun berdasarkan rancangan kelompok
lengkap teracak yang terdiri atas satu faktor dan tiga ulangan. Genotipe hotong,
terdiri atas lima genotipe lokal dari provinsi Nusa Tenggara Timur (Botok-7,
Botok-8, Botok-20, Wete Nagekeo dan Sanc Loe Nagekeo) dan ICERI-6 sebagai
genotipe pembanding. Botok 8 memiliki bobot basah dan bobot kering
brangkasan tertinggi dan estimasi produktivitas tertinggi (3.31 ton ha-1)
dibandingkan dengan genotipe lain. Akan tetapi, Botok-8 membutuhkan waktu
yang lama untuk panen (+ 128 hari). Berdasarkan scatter plot yang dibangun,
genotipe yang potensial untuk dikembangkan lebih lanjut adalah Botok 8
(estimasi produktivitas tertinggi) dan Wete Nagekeo (produktivitas cukup tinggi
dan umur panen yang cepat). Dendogram yang dibangun menempatkan seluruh
genotipe ke dalam empat kelompok. Kelompok pertama terdiri atas genotipe
Botok 7 dan Botok 8. Kelompok dua hanya terdiri atas satu genotipe, yaitu Botok
20. Kelompok ketiga terdiri atas Wete Nagekeo dan Sanc Loe Nagekeo sedangkan
kelompok empat hanya terdiri atas ICERI 6.