Pengaruh Modal Sosial terhadap Kinerja Usahatani Cabai Kopay di Kota Payakumbuh
Abstract
Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi sentra produksi cabai di Indonesia. Dimana Sumatera Barat memiliki komoditi cabai merah keriting dengan varietas cabai kopay yang ditemukan di Kota Payakumbuh. Produktivitas cabai di Kota Payakumbuh mengalami peningkatan, peningkatan signifikan terjadi di tahun 2016. Peningkatan produktivitas merupakan tujuan bersama dari kelompok tani, untuk mencapai tujuan tersebut, kelompok tani memiliki kebiasaan yaitu secara bersama mengolah lahan usahatani yang akan ditanami cabai. Kegiatan ini dilakukan bergiliran dengan petani lainnya yang juga akan mengolah lahan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi biaya petani dalam mengelola usahatani cabai yaitu biaya tenaga kerja. Kegiatan ini timbul karena adanya rasa saling percaya yang dimiliki petani dan ketaatan pada aturan-aturan yang ada dalam masyarakat, sehingga kebiasaan tersebut terjalin hingga saat ini. Kegiatan ini disebut dengan balembai hari atau julo-julo tenaga kerja.
Seiring dengan meningkatnya produktivitas cabai kopay dan aktif nya petani dalam menjalankan kebiasaan mereka dalam kegiatan usahatani, maka perlu diketahui apakah modal sosial merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja usahatani cabai kopay di Kota Payakumbuh. Hal ini dapat dikaji dengan mengetahui modal sosial petani di Kota Payakumbuh. Sehingga tujuan penelitian ini adalah: (1) menganalisis karakteristik modal sosial petani cabai kopay di Kota Payakumbuh, (2) menganalisis pengaruh modal sosial terhadap kinerja usahatani cabai kopay di Kota Payakumbuh. Lokasi penelitian dilakukan di Kota Payakumbuh yang dipilih secara purposive. Hal ini berdasarkan pertimbangan bahwa Kota Payakumbuh merupakan tempat ditemukan nya varietas cabai kopay dan merupakan sentra produksi cabai kopay di Sumatera Barat. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Februari – Maret 2018 dengan jumlah responden sebanyak 53 petani yang dipilih dengan menggunakan teknik snowbal sampling dikarenakan jumlah petani cabai kopay di Kota Payakumbuh sulit diidentifikasi. Metode yang digunakan adalah Partial Least Square (PLS) untuk menganalisis pengaruh modal sosial dengan kinerja usahatani cabai kopay di Kota Payakumbuh.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik modal sosial petani cabai kopay pada umumnya berada pada kategotri sedang dan tinggi, artinya modal sosial petani sudah baik di daerah tersebut. Analisis PLS menunjukkan bahwa modal sosial yaitu rasa percaya dan norma sosial mempengaruhi kinerja usahatani. Rasa percaya berpengaruh signifikan terhadap kinerja usahatani, yang paling mempengaruhi adalah rasa percaya pada pemerintah. Peran pemerintah yang mendukung kegiatan usahatani dan memberikan bantuan kepada petani akan meningkatkan kepercayaan petani pada pemerintah, hal ini ditunjukkan oleh aktifnya petani dalam kegiatan penyuluhan yang diberikan oleh penyuluh. Selanjutnya norma sosial berpengaruh signifikan terhadap kinerja usahatani, yang paling dominan mempengaruhi adalah kesediaan saling membantu. Dapat dilihat dari seringnya petani mengikuti kegiatan atau kebiasaan dalam membantu petani
lain dalam mengolah lahan usahatani mereka. Jaringan sosial tidak berpengaruh signifikan, dikarenakan petani yang terlalu sibuk bekerja di ladang sehingga tidak berhubungan dengan petani lain selain dalam kegiatan kelompok tani.
Berdasarkan hasil penelitian, modal sosial mempengaruhi kinerja usahatani. Sehingga, modal sosial harus tetap dijaga keberadaannya dan diperkuat agar tidak hilang seiring perkembangan zaman. Modal sosial harus dijadikan sebagai nilai dan budaya, sehingga perlu dipakai secara berkelanjutan dan dilembagakan.
Collections
- MT - Economic and Management [2878]