Manajemen Biosekuriti dalam Pengendalian Risiko Penyakit pada Rantai Pasok Ayam Petelur di Jawa Barat
View/ Open
Date
2018Author
Kusumastuti, Aprilia
Cahyadi, Eko Ruddy
Sarma, Ma'mun
Metadata
Show full item recordAbstract
Penyakit adalah salah satu risiko yang harus dihadapi oleh industri ayam ras
petelur di Indonesia. Penyakit sangat merugikan karena dapat menyebabkan
kematian dan penurunan produksi. Paparan agen penyakit dalam rantai pasok
adalah faktor penyebab infeksi penyakit. Biosekuriti adalah salah satu manajemen
risiko untuk mengurangi risiko ini dengan membatasi paparan agen penyakit
terhadap ayam ras petelur. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi rantai
pasok ayam ras petelur, menganalisis tingkat aplikasi biosekuriti dalam rantai
pasok, dan melihat efek biosekuriti pada risiko penyakit dengan indikator tingkat
kematian dan tingkat penurunan produksi. Kabupaten Bogor dan Sukabumi dipilih
sebagai lokasi penelitian karena kedua kabupaten ini merupakan sentra peternakan
ayam ras petelur di Jawa Barat yang memiliki kasus penyakit seperti Avian
Infuenza yang cukup tinggi di Indonesia. Jumlah peternakan yang diambil sebagai
responden dihitung dengan rumus Slovin sehingga diperoleh 71 peternakan secara
convenient yang diambil datanya menggunakan kuesioner serta pencatatan
recording. Sampel untuk pengepul, tukang potong, dan pasar unggas dilakukan
secara snowball sampling berdasarkan penelusuran aliran rantai ayam petelur
afkir. Data yang diperoleh berupa penerapan biosekuriti, tingkat kematian ayam
petelur, dan tingkat produksi telur kemudian diolah dengan metode regresi linear
berganda dan regresi tobit.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aliran distribusi ayam petelur afkir
melibatkan peternakan ayam ras petelur, pedagang ayam ras petelur afkir
(pengepul, pedagang pasar unggas, tukang potong), dan konsumen akhir. Ayam
petelur afkir didistribusikan dalam bentuk live bird yang dapat meningkatkan
risiko penyakit. Penerapan biosekuriti peternakan ayam petelur pada tingkat
sedang (36.7 dari skor maksimum 60) dan tingkat rendah pada pedagang ayam
petelur afkir (22.75 dari skor maksimum 69). Hasil regresi pada peternakan ayam
ras petelur menunjukkan bahwa penerapan biosekuriti dengan kontrol lalu lintas
dapat menurunkan risiko kematian akibat penyakit sebanyak 0.892 kali dan
dengan aplikasi isolasi sebanyak 1.267 kali. Penurunan produksi telur karena
penyakit dapat dikurangi dengan kontrol lalu lintas sebanyak 3.359 kali.
Sementara itu, penerapan biosekuriti belum memberikan hasil yang signifikan
pada pedagang ayam petelur afkir. Hal ini menunjukkan bahwa biosekuriti dalam
rantai pasok ayam petelur afkir perlu ditingkatkan sehingga pencegahan risiko
penyakit dapat dioptimalkan.
Collections
- MT - Economic and Management [2975]