Potensi Aplikasi Produksi Bersih Pada Proses Produksi Komponen Industri Pesawat Terbang
View/ Open
Date
2018Author
Sirait, Amelia Theresia
Noor, Erliza
Ismayana, Andes
Metadata
Show full item recordAbstract
Industri manufaktur pembuatan pesawat terbang pada proses produksinya
menghasilkan limbah cair. Limbah cair berasal dari unit machining dan surface
treatment. Pada beberapa unit proses tersebut juga memerlukan air yang besar.
Industri pesawat terbang selama ini hanya mengandalkan pengolahan limbah saja,
dengan kenaikan produksi maka volume limbah akan bertambah. Hal tersebut
akan berdampak terhadap penambahan volume limbah cair yang dihasilkan dan
biaya operasional yang besar pada instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang
kemudian juga berakibat pada kurang optimalnya pengolahan air limbah tersebut.
Salah satu upaya dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah
dengan menerapkan peluang produksi bersih, antara lain dengan melaksanakan
good housekeeping, modifikasi/penambahan peralatan, maupun penerapan strategi
1E4R (Elimination, Re-think, Reuse, Reduction, Recovery dan Recycle).
Penelitian ini dilakukan pada salah satu industri manufaktur pembuatan
pesawat terbang yang berlokasi di Bandung. Tujuan dari penelitian ini yaitu 1)
Mengidentifikasi limbah cair dari tahapan proses produksi; 2) Mendapatkan
potensi produksi bersih yang dapat diterapkan untuk meminimisasi limbah cair; 3)
Menilai potensi aplikasi produksi bersih secara teknis, ekonomi dan lingkungan;
serta 4) Memberikan penentuan skala prioritas peluang produksi bersih. Penelitian
dilakukan melalui metode observasi langsung, wawancara, studi literatur serta
kuesioner terhadap pakar-pakar yang dipilih berdasarkan purposive sampling.
Potensi peluang produksi bersih yang didapatkan dari hasil penelitian yaitu
1) modifikasi/penambahan peralatan lembaran polypropylene untuk menghindari
kontaminasi larutan; 2) penerapan good housekeeping dengan cara mengganti pipa
tangki yang rusak; 3) modifikasi peralatan untuk menghilangkan penguapan
dengan cara menambahkan bola Teflon polypropylene; 4) Reuse air limbah
terolah agar dapat digunakan kembali; serta 5) penambahan alat berupa selang
chemical untuk menghilangkan ceceran. Masing-masing potensi produksi bersih
tersebut memiliki nilai B/C Rasio > 1, sehingga layak untuk dilaksanakan.
Pelaksanaan potensi produksi bersih tersebut membutuhkan skala prioritas
dalam pelaksanaannya. Penentuan prioritas dilakukan dengan menggunakan
metode Perbandingan Eksponensial (MPE). Faktor kriteria yang digunakan adalah
kriteria teknis, ekonomi, SDM dan lingkungan. Berdasarkan hasil penilaian faktor
utama yang berpengaruh adalah kemudahan dalam pelaksaan, biaya dan manfaat
jika diterapkan serta berdampak baik terhadap lingkungan. Skor penilaian yang
didapat dari hasil perhitungan MPE menunjukkan bahwa good housekeeping
menjadi pilihan pertama yang dilakukan, yang kemudian diikuti oleh modifikasi
alat, dan recyle air limbah.