Kajian Potensi dan Perumusan Strategi Pengembangan Tumbuhan Obat Berbasis Bioregional di Kabupaten Tapin
Abstract
Kabupaten Tapin memiliki kawasan hutan yang luas dan berbagai etnis yang memiliki kekayaan pengetahuan tradisional dalam penggunaan obat yang cukup tinggi, namun potensi tumbuhan obat di wilayah tersebut sampai saat ini belum diketahui. Di sisi lain, di wilayah tersebut sebagian besar masyarakatnya bermatapencaharian sebagai petani; lahan hutan, perkebunan, dan pertanian sangat luas; dan lahan-lahan yang belum diusahakan masih luas, sehingga kemungkinan sangat potensial untuk pengembangan tumbuhan obat. Dalam rangka menunjang keberhasilan pengembangan tumbuhan obat berbasis bioregional di wilayah tersebut, maka penelitian ini perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan potensi tumbuhan obat di Kabupaten Tapin dan kelayakan pengembangan tumbuhan obat berbasis bioregional setiap kecamatan di Kabupaten Tapin. Metode penelitian secara garis besar terdiri dari 4 (empat) kegiatan utama, yaitu pengumpulan data (data sekunder dan primer), identifikasi jenis-jenis tumbuhan obat, pengolahan dan analisis data. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah jenis tumbuhan obat yang terdapat di Kabupaten Temanggung sebanyak 212 jenis dari 69 famili dan dapat dikelompokkan kedalam 32 kelompok penyakit/penggunaan, 7 habitus, dan 50 macam bagian tumbuhan obat yang digunakan. Jenis-jenis tumbuhan obat unggulan yang dapat dikembangkan di Kabupaten Tapin berkisar antara 20-29 jenis, dimana tertinggi di Kecamatan Piani sebanyak 29 jenis dan terendah di 9 kecamatan lainnya masing-masing sebanyak 20 jenis. Jenis-jenis tumbuhan obat unggulan Kabupaten Tapin, antara lain : Alpinia galanga (L.) Swartz., Cinnamomum burmanii (Nees.) Bl., Cinnamomum sintoc Bl., Curcuma domestica Val., Curcuma xanthorrhiza Roxb., Eurycoma longifolia Jack., Ficus deltoidea Jack., Kaempferia galanga L., Parkia roxburghii G. Don., dan Zingiber officinale Roxb. Pengembangan tumbuhan obat berbasis bioregional pada setiap kecamatan di Kabupaten Tapin termasuk layak dari segi ketersediaan jenis -jenis tumbuhan obat unggulan dan kesesuaian kondisi bioekologisnya, namun tidak layak jika dilihat dari dukungan kebijakan dan peraturan perundangan serta kelembagaan dan kemitraannya. Strategi yang dapat diterapkan dalam pengembangan tumbuhan berbasis bioregional di Kabupaten Tapin, meliputi : pembentukan kelompok pegembangan tumbuhan obat, pengembangan tumbuhan obat hutan, pengembangan budidaya tumbuhan obat unggulan, pengembangan produk-produk obat tradisional, penguatan kelembagaan, dan peningkatan kualitas sumberdaya manusia.
Collections
- MT - Forestry [1419]