Analisis Spasial Kesesuaian Lahan Tanaman Kakao (Theobroma cacao) Di Kabupaten Sikka
Abstract
Kakao merupakan jenis tanaman perkebunan dengan jumlah konsumsi yang tinggi dan cenderung meningkat setiap tahunnya. Permasalahan penurunan luas areal perkebunan dan produktivitas perlu diatasi. Salah satunya dengan melakukan peninjauan kesesuaian lahan. Metode yang digunakan adalah metode matching yaitu mencocokkan karakteristik lahan dengan persyaratan penggunaannya. Hasil menunjukkan kesesuaian iklim masuk kategori S3 dengan faktor pembatas ringan hingga berat. Faktor pembatas terberat yaitu curah hujan dan lama bulan kering kelas N. Kesesuaian fisik masuk dalam kelas S2 dan S3. Faktor pembatas terberat yaitu elevasi dan kemiringan kelas N. Kesesuaian lahan menghasilkan kelas S2 dan S3. Beberapa wilayah yang kurang sesuai ditanami kakao yaitu sebagian Kecamatan Tanawawo, Mego, Nita, Mapitara, Waigete, Doreng, Paga, Alok Timur (pulau), serta sebagian kecil Kecamatan Magepanda, Alok Barat, Bola, Palue, Waiblama, dan Talibura. Beberapa kecamatan yang dapat dikembangkan areal perkebunan kakao yaitu Kecamatan Talibura, Waigete, Waiblama, Magepanda, Nita, Alok Barat, dan Kangae. Proyeksi model IPSL-CM5A-MR dengan skenario RCP 4.5 dan RCP 8.5 (2021-2050) mengindikasikan perubahan iklim yang terjadi meningkatkan kelas kesesuaian lahan untuk tanaman kakao terutama pada faktor suhu dan kelembapan. Namun bulan kering yang panjang dan curah hujan yang rendah perlu diantisipasi dengan pemberian irigasi intensif.