Pola Sebaran Spasial dan Model Spasial Biomassa dan Sediaan Tegakan Hutan Lahan Kering dalam Satu Unit Manajemen.
Abstract
Dalam perencanaan kehutanan dan lingkungan, dibutuhkan pengetahuan
tentang distribusi spasial dan pola spasial biomassa dan sediaan tegakan hutan agar
pengelolaannya dapat dilakukan dengan baik. Karya ilmiah ini menjelaskan tentang
penggunaan ilmu spasial untuk menentukan pola spasial dari hutan lahan kering
bekas tebangan pada suatu wilayah konsesi, Kalimantan Timur. Untuk menaksir
distribusi spasial dari biomassa dan sediaan tegakan, karya ilmiah ini meneliti
hubungan antara biomassa dan sediaaan tegakan dengan faktor fisik (yaitu,
ketinggian, kemiringan, aspek) dan sosial (yaitu, jarak dari jalan dan sungai). Pola
spasial diukur menggunakan algoritma tetangga terdekat yang menghasilkan nilai
indeks tetangga terdekat (NNI), sedangkan model spasial dikembangkan
menggunakan analisis regresi.
Studi ini menemukan bahwa baik biomassa maupun sediaan tegakan dapat
diklasifikasikan secara spasial. Distribusi spasial biomassa dan sediaan tegakan
akan meningkat seiring dengan bertambahnya jarak dari jalan dan sungai,
ketinggian, dan kemiringan lereng. Berdasarkan faktor yang telah diteliti, faktor
yang paling berpengaruh adalah kemiringan lereng, kemudian diikuti oleh faktor
jarak dari jalan, ketinggian, dan jarak dari sungai. Faktor aspek tidak memiliki
korelasi dan pengaruh yang signifikan terhadap distribusi spasial biomassa dan
sediaan tegakan. Model spasial biomassa yang diperoleh pada penelitian ini adalah
Yb = 122.963 + 0.658SBX1 + 0.585SBX2 - 1.479SBX3 + 0.646SBX4, sedangkan
model spasial volume yang diperoleh adalah Yv = 128.340 + 1.452SVX1 +
0.459SVX2 - 1.095SVX3 + 0.095SVX4.
Collections
- UT - Forest Management [2835]