Teknologi Produksi Benih Ikan Gabus Channa striata melalui Pendekatan Fisiologi, Manajemen Pakan, dan Rekayasa Lingkungan
View/ Open
Date
2018Author
Saputra, Adang
Jusadi, Dedi
Suprayudi, Muhammad Agus
Supriyono, Eddy
Metadata
Show full item recordAbstract
Gabus Channa striata merupakan jenis ikan air tawar yang mempunyai nilai
ekonomis tinggi sebagai ikan konsumsi dan bahan biomedis. Permintaan ikan
gabus cenderung meningkat setiap tahunnya, sebagian besar ikannya berasal dari
hasil tangkapan. Budidaya ikan gabus juga mengandalkan benih dari alam. Hal
demikian menyebabkan peningkatan ancaman kelestarian ikan gabus di alam.
Untuk itu pengembangan pembenihannya pada wadah terkontrol perlu dilakukan.
Upaya penyediaan benih ikan gabus sudah dilakukan melalui pemijahan
secara terkontrol, namun produksinya masih terbatas akibat tingginya kematian
pada stadia larva. Kematian ikan gabus diduga dapat dikurangi antara lain melalui
penggunaan strategi pemberian pakan awal dan buatan secara tepat kepada larva
ikan gabus yang didasarkan atas informasi ontogeni larva dan penyediaan media
pemeliharaan untuk peningkatan sintasan dan kinerja pertumbuhan. Oleh karena
itu, serangkaian penelitian telah dilakukan untuk mendapatkan teknologi produksi
massal benih ikan gabus melalui pendekatan fisiologi, manajemen pakan, dan
rekayasa lingkungan.
Penelitian ke-1 bertujuan untuk mendapat informasi perkembangan organ
pencernaan dan aktivitas enzim pada larva ikan gabus hingga umur 36 hari. Larva
ikan gabus hasil pemijahan induk gabus F2 dipelihara dalam 12 wadah yang
berukuran 402510 cm yang berisi 7 L air dengan kepadatan 50 larva L-1 dan
diberi pakan secara sekenyangnya yaitu: pakan awal Moina sp. pada umur 2-15
hari; pakan buatan pada umur larva 11-36 hari dengan frekuensi pemberian pakan
enam kali (pukul 08.00-18.00 WIB). Selama masa transisi (umur 11-15 hari),
pakan Moina sp. dan buatan diberikan secara berimbang, yaitu: jumlah pemberian
Moina sp. menurun setiap harinya dan sebaliknya, jumlah pemberian pakan
buatan meningkat. Sampel diambil dari setiap wadah pemeliharaan pada umur 2,
3, 4, 5, 6, 8, 10, 12, 15, 22 hari sebagai subyek pembuatan preparat histologi
untuk pengamatan organ kecernaan. Untuk pengamatan aktivitas enzim (protease,
amilase, lipase), sampel diambil pada umur larva 2, 3, 4, 6, 11, 16, 21, dan 36
hari. Hasil pengamatan menunjukkan organ pencernaan larva ikan gabus meliputi:
mulut, faring, esofagus, lambung, usus, hati, dan pankreas terbentuk secara
sempurna pada umur 12 hari. Aktivitas enzim pencernaan telah terdeteksi sejak
larva ikan gabus umur dua hari. Pola aktivitas amilase dan lipase cenderung
berfluktuasi, namun aktivitas protease relatif stabil hingga umur 36 hari. Oleh
karena itu, larva ikan gabus mulai umur 12 hari diduga sudah mampu
memanfaatkan pakan buatan.
Penelitian ke-2 bertujuan menentukan waktu pergantian pakan alami ke
pakan buatan yang tepat pada pemeliharaan larva ikan gabus dalam wadah
terkontrol untuk menentukan strategi pemberian pakan secara tepat. Penelitian
menggunakan rancangan acak lengkap dengan perlakuan waktu pemberian pakan
buatan pada umur 2, 6, 8, 10, dan 12 hari. Setiap perlakuan mempunyai empat
ulangan yang mana tiga ulangan untuk pengamatan sintasan dan kinerja
pertumbuhan dan satu ulangan untuk pengamatan organ pencernaan dan aktivitas
enzim. Ukuran wadah pemeliharaan dan kepadatan larva pada penelitian ini
adalah sama dengan penelitian ke-1. Larva ikan gabus dengan panjang total
6.27±0.88 mm diberi pakan Moina sp. dua kali sehari dan pakan buatan sesuai
perlakuan empat kali sehari selama 21 hari masa pemeliharaan. Pada berbagai
pemberian Moina sp., media pemeliharaan larva ditambahkan Chlorella sp.
sebanyak dua kali pada jam 08.00 dan 15.00 WIB. Parameter uji adalah konsumsi
pakan, sintasan, rasio RNA-DNA, bobot akhir, distribusi ukuran panjang total
akhir, aktivitas enzim pencernaan (protease, lipase, amilase), dan morfologi organ
kecernaan. Pakan buatan dapat diberikan pada larva ikan gabus pada umur 12
hari.
Penelitian ke-3 bertujuan untuk menentukan frekuensi pemberian pakan
alami Moina sp. pada pemeliharaan larva ikan gabus. Perlakuannya adalah
frekuensi pemberian Moina sp. per hari dengan penambahan Chlorella sp: Kontrol
(6 kali tanpa Chlorella sp.); 6, 4, 2 kali. Larva ikan gabus umur dua hari dengan
panjang total 5.42±0.24 mm ditebar dalam 12 wadah ukuran 40x40x40 cm dengan
kepadatan 50 ekor L-1 dan diberi pakan uji sesuai perlakuan selama 15 hari masa
pemeliharaan. Air hijau berisi Chlorella sp. ditambahkan ke dalam media
pemeliharaan sebanyak 250 mL masing-masing pada pukul 07.00 dan 13.00 WIB.
Hasil penelitian menunjukkan berbagai frekuensi pemberian Moina sp. dengan
penambahan Chlorella sp. dalam media pemeliharaan tidak berpengaruh terhadap
sintasan dan kinerja pertumbuhan larva ikan gabus. Sintasan sebesar 93.420.51
% diamati pada pemberian Moina sp. dua kali sehari dengan penambahan
Chlorella sp.
Penelitian ke-4 bertujuan untuk menentukan suhu, alkalinitas, dan pH air
yang sesuai untuk meningkatkan sintasan dan kinerja pertumbuhan larva ikan
gabus secara terkontrol. Penelitian terbagi tiga tahap yang dilakukan secara
berurutan, yaitu: suhu, alkalinitas, dan pH. Hasil terbaik pada penelitian pertama
digunakan pada penelitian berikutnya. Perlakuan masing-masing penelitian adalah
suhu: 25, 27, 29, 31 ⁰C; alkalinitas: 25, 50, 75, 100 mg L-1 CaCO₃; dan pH air: 4,
5, 6, 7. Penelitian dilakukan di ruangan tertutup dengan suhu ruangan sebesar 24
⁰C. Larva ikan gabus yang digunakan pada setiap penelitian diperoleh dari hasil
pemijahan induk gabus F2 yang sama, namun berbeda waktu pemijahannya.
Prosedur pemeliharaan larva ikan gabus dan pemberian pakan adalah sama
dengan Penelitian ke-1. Pengaturan suhu air sesuai dengan perlakuan
menggunakan pemanas air. Alkalinitas air diperoleh dengan mencampurkan air
sumur dan air destilasi dengan berbagai perbandingan sesuai dengan perlakuan.
Berbagai pH air sesuai dengan perlakuan diperoleh dengan penambahan HCl
dalam air sumur dengan berbagai rasio. Parameter uji yang digunakan adalah
konsumsi pakan, sintasan, rasio RNA-DNA, bobot akhir, pH cairan tubuh, dan
distribusi ukuran panjang. Hasil percobaan menunjukkan bahwa sintasan dan
kinerja pertumbuhan larva ikan gabus terbaik dicapai suhu air 29 ⁰C, alkalinitas
75 mg L-1 CaCO₃, dan pH air 6. Pada kondisi penelitian tersebut, sintasan larva
ikan gabus mencapai 93.1±1.0 % dan keseragaman panjang total didominasi pada
kelompok ukuran 2.1–2.5 cm.
Berdasarkan hasil penelitian seperti tersebut di atas, produksi benih ikan
gabus secara massal dalam wadah terkontrol dapat diperoleh melalui pemberian
pakan awal Moina sp. dua kali dengan penambahan Chlorella sp. hingga umur 11
hari serta penyediaan media air dengan suhu 29 ⁰C, alkalinitas 75 mg L-1 CaCO₃
dan pH 6, sintasan larva ikan gabus dengan penggunaan teknologi tersebut
mencapai 93 %.
Collections
- DT - Fisheries [725]