Kemampuan Ekstrak Daun Suji (Pleomele angustifolia N.E. Brown) dalam Menghambat Inflamasi pada Tikus yang Diinduksi Karagenan
View/ Open
Date
2018Author
Koja, Reni
Prangdimurti, Endang
Giriwono, Puspo Edi
Metadata
Show full item recordAbstract
Inflamasi merupakan suatu mekanisme perlindungan tubuh terhadap sesuatu. Antiinflamasi yang umum digunakan adalah jenis antiinflamasi non steroid (AINS) dapat mengobati peradangan dengan mekanisme menghambat atau mencegah berkembangnya proses inflamasi menjadi inflamasi kronis dan juga agar proses inflamasi kronis tidak semakin parah. Penggunaan AINS memiliki efek samping yang dapat menyebabkan kerusakan pada proses pencernaan. Pemanfaatan tanaman yang berkhasiat sebagai antiinflamasi dilakukan sebagai alternatif pengobatan yang memiliki efek samping relatif lebih kecil. Komponen bioaktif yang memiliki kemampuan antiinflamasi antara lain flavonoid, klorofil dan karotenoid.
Daun suji (Pleomele angustifolia N.E. Brown) telah lama digunakan sebagai bahan pengobatan tradisional. Daun suji mengandung berbagai komponen bioaktif seperti saponin, flavonoid, triterpenoid dan steroid. Selain itu ekstrak daun suji juga memiliki kapasitas antioksidan dan kadar klorofil yang cukup tinggi. Turunan senyawa klorofil memiliki kemampuan sebagai antioksidan, aktivitas antimutagen, detoksifikasi xenobiotik, dan induksi apoptosis pada sel kanker. Pada penelitian dilakukan pengujian antiinflamasi secara in vivo terhadap pemanfaatan ekstrak daun suji. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antiinflamasi dari ekstrak daun suji (Pleomela angustifolia N.E. Brown) ditinjau dari penurunan volume edema pada telapak kaki tikus putih jantan yang diinduksi dengan karagenan.
Sampel yang digunakan ada 3 jenis yaitu sampel Bubuk Ekstrak Suji (BES), Ekstrak Aseton Suji (EAS) dan Ekstrak Aseton Bubuk Ekstrak Suji (EA-BES). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun suji pada ketiga sampel (BES, EAS dan EA-BES) mengandung flavonoid, saponin, steroid dan triterpenoid, namun senyawa tanin, hidrokuinon dan alkaloid tidak terdeteksi. Pengujian karakteristik kimiawi terhadap sampel dilakukan melalui analisis kandungan total klorofil, total fenol dan kapasitas antioksidan. Kandungan total klorofil, total fenol pada sampel BES (9.0809 mg klorofil/g sampel; 3.7354 mg GAE/g) lebih besar dibandingkan sampel EAS (4.6471 mg klorofil /g sampel; 0.9994 mg GAE/g sample) dan EA-BES (6.4912 mg klorofil/g sampel; 2.1703 mg GAE/g sampel). Kandungan antioksidan EAS (3.26mg AAE/g sampel) lebih tinggi dibandingkan sampel BES (3.04 mg AAE/g sampel) dan EA-BES (2.55 mg AAE/g sampel). Pengujian karakteristik biologis terhadap daya antiinflamasi menunjukkan sampel BES dosis 300 mg/kgBB dan 800mg/kgBB adalah 71.39% dan 80.57%. Sedangkan nilai daya antiinflamasi masing-masing sampel EAS dan EA-BES dosis 500mg/kgBB adalah 56.94% dan 75.76%. Diperkirakan senyawa fenolik pada daun suji memiliki daya antiinflamasi lebih besar dibandingkan senyawa klorofil.
Collections
- MT - Agriculture Technology [2272]