Kualitas Warna, Pertumbuhan, dan Status Kesehatan Ikan Rainbow Kurumoi (Melanotaenia parva) dengan Suplementasi Karotenoid dalam Pakan
View/ Open
Date
2018Author
Meilisza, Nina
Suprayudi, Agus Muhammad
Jusadi, Dedi
Junior, Muhammad Zairin
Artika, I Made
Metadata
Show full item recordAbstract
Ikan hias rainbow Kurumoi (Melanotaenia parva) adalah spesies endemik
dan rentan yang telah dapat dibudidayakan. Dalam budidayanya, ikan ini
mengalami permasalahan yaitu menurunnya kualitas warna, serta rendahnya
pertumbuhan dan sintasan. Pemberian pakan yang tepat merupakan salah satu cara
untuk mengatasi permasalahan tersebut. Pakan hias memiliki persyaratan yang
spesifik terutama dalam hal pigmentasi untuk mempertahankan atau
meningkatkan kualitas warnanya. Karotenoid adalah suplemen penting yang
bertanggung jawab untuk warna, namun ikan tidak mampu menyintesisnya secara
de novo sehingga harus mendapatkan asupan melalui pakan. Kemampuan ikan
dalam memanfaatkan karotenoid bervariasi yang diklasifikasikan menjadi tiga
kategori yaitu (i) ikan seperti salmonid, yang memiliki kemampuan memodifikasi
sangat terbatas sehingga tidak dapat melakukan biokonversi pigmen utama
(astaksantin) dari β-karoten, lutein atau zeaksantin, tetapi dapat mentransfer
astaksantin yang dimakan ke astaksantin tubuh, (ii) ikan dengan modifikasi
karotenoid yang cukup luas seperti ikan mas merah dan maskoki, yang dapat
melakukan biokonversi astaksantin dari lutein atau zeaksantin, tetapi tidak dari β-
karoten, dan (iii) krustasea yang memiliki kemampuan biokonversi yang sangat
berkembang sehingga dapat melakukan biokonversi β-karoten menjadi
astaksantin. Pada ikan rainbow Kurumoi, biokonversi karotenoid menjadi pigmen
utama astaksantin belum diketahui.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi peran karotenoid dalam pakan
untuk kualitas warna, pertumbuhan dan status kesehatan ikan. Studi evaluasi ini
dilakukan dalam lima tahap dimulai dengan pengujian kecernaan karotenoid dosis
tunggal, evaluasi jenis dan dosis karotenoid sintetis, pengujian stres transportasi,
pengujian ketahanan warna, dan optimalisasi karotenoid dalam pakan.
Penelitian tahap pertama bertujuan untuk mengevaluasi dosis tunggal
karotenoid 100 mg kg-1 dari astaksantin, cantaksantin, atau lutein dalam pakan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua pakan uji yang mengandung
karotenoid dapat dicerna dengan baik dengan nilai koefisien kecernaan karotenoid
dalam pakan sekitar 77-79%. Ikan yang diberi pakan astaksantin menunjukkan
sintasan yang lebih baik, serta kecerahan warna, nilai kemerahan, dan karotenoid
yang lebih cepat dicapai selama 28 hari.
Penelitian tahap kedua bertujuan untuk mengevaluasi jenis dan dosis
karotenoid terhadap kualitas warna, pertumbuhan, dan status kesehatan ikan
rainbow Kurumoi. Benih ikan diberi perlakuan pakan uji yang terdiri atas tiga
jenis karotenoid yaitu astaksantin (AS), cantaksantin (CS), lutein (LS) dan dua
dosis karotenoid (130 dan 260 mg kg-1) dilambangkan dengan AS-130, AS-260,
CS-130, CS-260, LS-130, LS-260 dan basal (tanpa karotenoid) sebagai kontrol.
Ikan diberi makan selama 56 hari pemeliharaan. Hasil penelitian menunjukkan
ii
bahwa karotenoid dapat meningkatkan karotenoid total, persentase kromatofora,
pertumbuhan, serta gambaran darah dibandingkan dengan kontrol. Pakan yang
mengandung karotenoid juga mampu menurunkan antioksidan superoxide
dismutase (SOD) dan produk peroksidasi lemak malonyl dialdehyde (MDA), serta
mampu berperan dalam biokonversi ke vitamin A1 (retinol). Ikan yang diberi
pakan astaksantin 260 mg kg-1 lebih baik dibandingkan dengan pakan uji lainnya.
Penelitian tahap ketiga bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh jenis dan
dosis karotenoid terhadap kortisol dan glukosa plasma ikan rainbow Kurumoi
melalui stres transportasi. Ikan rainbow Kurumoi diberi perlakuan seperti tahap
kedua selama 56 hari pemeliharaan. Setelah masa pemberian pakan uji selesai,
simulasi stres transportasi dilakukan selama 15 jam. Konsentrasi kortisol dan
glukosa plasma diukur selama stres transportasi pada 0 jam sebelum transportasi
(H0-); dan 0 (H0+), 24 (H24), 48 (H48) dan 72 jam (H72) setelah transportasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan yang diberi pakan karotenoid
cenderung mampu mereduksi stres dibandingkan pakan tanpa karotenoid.
Pada tahap keempat, penelitian bertujuan untuk mengevaluasi ketahanan
warna ikan terhadap pakan karotenoid. Penelitian dilakukan melalui pengujian
ketahanan warna dengan pemberian pakan uji didesain seperti tahap dua atau tiga,
masa perlakuan pakan uji selama 28 hari. Pasca perlakuan, pakan uji dihentikan
dan diganti dengan pakan basal selama 7 hari pemberian. Sampling dilakukan
pada awal dan akhir perlakuan pakan uji serta hari ke-3 (H3b), ke-5 (H5b), dan
ke-7 (H7b) pascaganti dengan pakan basal. Pengamatan dilakukan terhadap
kualitas warna dengan colorimeter, karotenoid total, serta persentase penutupan
kromatofora. Penghentian pemberian pakan mengandung karotenoid dan
menggantinya dengan pakan basal memberikan pengaruh terhadap ketahanan
kualitas warna ikan. Penurunan kualitas warna ikan mulai terjadi pada hari ke-3
dan pada hari ke-7 pascahenti pakan karotenoid, kualitas warna semakin menurun.
Tahap kelima bertujuan untuk mengevaluasi dosis optimal karotenoid
untuk ikan rainbow Kurumoi. Pakan uji terdiri atas pakan basal ditambah dengan
astaksantin sintetis (kandungan 10%) dari dosis rendah ke tinggi berturut-turut 0.6
g kg-1 (AS-R), 2.6 g kg-1 (AS-O), dan 5.1 g kg-1 (AS-T) juga dibandingkan
dengan dua jenis karotenoid dari sumber alami Chlorella sp. 8.6 g kg-1 (Ch) dan
Spirulina sp. 5.5 g kg-1 (Sp) dengan komposisi nutrien yang sama. Pakan uji
diberikan selama 56 hari pemeliharaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
AS-O merupakan dosis optimal untuk pertumbuhan dan kualitas warna,
sedangkan Ch dan Sp tidak berbeda dengan AS-R. Ikan dengan pakan AS-O sama
efektif dengan astaksantin dosis tinggi (AS-T).
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa karotenoid
yang paling efektif adalah astaksantin dan dosis yang paling optimal adalah 260
mg kg-1. Hasil penelitian juga menunjukkan klasifikasi ikan hias rainbow
Kurumoi dalam biokonversi pigmen utama astaksantin yaitu setipe dengan
salmonid yang hanya memiliki kemampuan modifikasi karotenoid sangat terbatas.
Dengan demikian, pemberian jenis dan dosis karotenoid yang tepat untuk ikan
rainbow Kurumoi dapat meningkatkan kualitas warna, pertumbuhan, dan status
kesehatannya. Hal ini juga dapat menjadi pendekatan bagi aplikasi karotenoid
pada ikan hias sejenis lainnya.
Collections
- DT - Fisheries [725]