Strategi Pengembangan Agroindustri Lidah Buaya di Kabupaten Bogor.
Abstract
Lidah buaya merupakan salah satu komoditi yang potensial untuk dikembangkan dalam agroindustri. Apabila dilihat dari segi produksi, lidah buaya memiliki keunggulan komparatif tersendiri jika diolah dan dikembangkan secara komersial. Namun produk lidah buaya yang dihasilkan oleh UKM di Kabupaten Bogor masih berupa jus dan minuman lidah buaya saja. Padahal dengan teknologi yang sederhana banyak produk yang dapat dihasilkan dan memberikan nilai tambah bagi tanaman lidah buaya yang berkembang. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan suatu strategi pengembangan agroindustri lidah buaya di Kabupaten Bogor. Identifikasi kondisi agroindustri saat ini menggunakan pendekatan business model canvas dan faktor-faktor internal dan eksternal dengan matriks IFE, EFE dan IE. Sementara metode yang digunakan untuk proses perumusan dan pemilihan alternatif strategi terbaik yaitu dengan pendekatan SWOT-AHP.
Pendekatan business model canvas pada produk minuman lidah buaya menunjukkan bahwa terdapat beberapa perbaikan yang harus dilakukan untuk mengembangkan usaha tersebut. Hasil identifikasi faktor internal agroindustri menunjukkan bahwa kekuatan agroindustri lidah buaya di Kabupaten Bogor adalah tersedianya sarana dan prasarana transportasi, listrik dan komunikasi (0,302), ketersediaan bahan baku yang banyak (0,278), kualitas bahan baku yang baik (0,274), ketersediaan tenaga kerja lokal untuk industri pengolahan (0,207), ragam manfaat produk lidah buaya (0,194), kecocokan kondisi tanah (0,189) dan kemudahan sistem tanam lidah buaya (0,189). Sementara kelemahan yang menjadi perhatian khusus adalah rendahnya penguasaan teknologi pengolahan (0,239), kurangnya akses terhadap informasi pasar (0,224), daya saing rendah (0,167), belum tersedianya pabrik pengolahan lidah buaya (0,157), sulitnya pemenuhan tenaga kerja lokal untuk usaha tani (0,142) dan kecilnya skala usahatani (0,135).
Hasil identifikasi faktor eksternal menunjukkan bahwa peluang yang dapat dimanfaatkan tertinggi adalah meningkatnya pendapatan masyarakat petani (0,463) diikuti jumlah permintaan produk yang semakin meningkat (0,431), terbukanya pasar ekspor (0,327), perkembangan teknologi informasi (0,320), serta peningkatan nilai produk domestik regional bruto (0,267). Sementara faktor ancaman adalah kurangnya koordinasi dari instansi terkait (0,277), perubahan cuaca (0,275), belum adanya kemitraan usaha yang kuat (0,267) dan penggunaan lahan untuk budidaya tanaman lain (0,201).
Tipe strategi yang dapat dilakukan berdasarkan analisis faktor internal dan eksternal dengan matriks IE adalah strategi pertumbuhan dan stabilitas (growth and stability strategy) yang didesain untuk melakukan pengembangan dengan berkonsentrasi pada integrasi horizontal. Alternatif strategi yang menjadi prioritas utama adalah menghasilkan produk olahan lidah buaya dengan mutu terbaik yang bervariasi dan bernilai tinggi, inkubasi UMKM pengolahan lidah buaya serta meningkatkan kemitraan antara pemerintah daerah, akademisi, petani dan swasta.
Collections
- MT - Agriculture Technology [2271]