Show simple item record

dc.contributor.advisorRachman, BayuLatief Mahir
dc.contributor.advisorBaskoro, Dwi Putro Tejo
dc.contributor.authorBayu, Hendi Hendra
dc.date.accessioned2019-01-02T08:05:53Z
dc.date.available2019-01-02T08:05:53Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/95309
dc.description.abstractAktifitas kegitan manusia di dalam Sub DAS Pedindang secara langsung mempengaruhi keadaan fisik lahan, kualitas air, dan performa dari Sub DAS Pedindang. Aktifitas penambangan merupakan salah satu faktor penyumbang kerusakan lahan, penurunan kualitas air dan meningkatnya aliran permukaan. Tujuan penelitian ini adalah : 1) menganalisis kondisi penggunaan lahan yang terjadi di Sub DAS Pedindang; 2) menganalisis kualitas air di Sub DAS Pedindang pada daerah hulu dan daerah lain yang mengalami pencemaran; 3) menganalisis tingkat kerusakan tanah yang berada di Sub DAS Pedindang pasca penambangan timah ; 4) mengevaluasi Sub DAS Pedindang dengan pendekatan Koefisien Regim Aliran dan Koefisien Aliran Tahunan. Area penggunaan lahan yang berada di Sub DAS Pedindang diklasifikasikan berdasarkan peta kemiringan lahan, peta penggunaan lahan, peta jaringan sungai dan batas topografi yang kemudian di overlay menjadi beberapa penggunaan lahan dengan luasan areanya. Analisis kerusakan tanah di Sub DAS mengacu pada Peraturan Pemerintah No 150 tahun 2000 dan keadaaan alami hutan Sub DAS Pedindang. Pengambilan sampel tanah di lapangan dengan menentukan 40 titik sampel pengambilan tanah. Sampel tanah yang diambil dari lapangan kemudian diuji di laboratorium dan hasilnya dinilai dengan parameter dalam indikator PP No 150 tahun 2000 dan dibandingkan dengan keadaan tanah dihutan alami. Parameter kerusakan tanah yang diamati terdiri dari farksi pasir, berat isi, porositas total, derajat pelulusan air dan kadar C Organik. Analisis kualitas air yang berada dalam Sub DAS Pedindang dilakukan dengan pengambilan sampel air di daerah hulu dan beberapa kawasan tercemar Pengukuran kualitas air yang dilakukan di lapangan terdiri dari (Parameter fisika : Suhu, pH dan sedimen. Parameter kimia : DO, CO2 dan Pb). Proses analisis air mengacu pada standar PP Baku Mutu Air No. 82 tahun 2001. Pengamtan performa Sub DAS Pedindang dinilai dengan Koefisien Regim Aliran (KRA) dan Koefisien Aliran Tahunan (KAT) yang mengacu berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan (Permenhut) tahun 2014 No.61. Nilai KRA dan KAT diklasifikasikan berdasarkan besaran nilai yang dihasilkan aliran permukaan dan luasan daerah DAS, yang kemudian dikategorikan dengan performa dari Sub DAS Pedindang selama 5 tahun. Hasil penelitian menunjukkan luas area Sub DAS Pedindang mencapai 4621.8 ha, yang meliputi , lahan terbangun, tubuh air, lapangan golf, pertambangan, pertanian lahan kering, dan semak belukar. Penggunaan lahan yang ada di Sub DAS Pedindang didominasi dengan luas lahan hutan yang mencapai 37.1%, luas pertanian lahan kering 26.9 %, luas tubuh air 0.3% dan luas semak belukar 1.3 %. Konversi luas lahan hutan semakin meningkat dengan laju pertumbuhan manusia. Hal ini terlihat dari luas lahan terbangun yang mencapai 24.22 %, luas lahan tambang mencapai 10.2 % dan luas lapangan golf 0.1% dari luas lahan yang berada dalam Sub DAS Pedindang. Peningkatan luas lahan terbangun dan tambang menurunkan fungsi lahan hutan yang ada berada pada hutan Sub DAS Pedindang. Penggunaan lahan tambang didominasi oleh fraksi pasir dengan sifat fisik dan kimia tanah yang melebihi ambang batas kerusakan tanah berdasarkan PP No. 150 tahun 2000 dan keadaan tanah di hutan alami. Area lahan tambang yang berada dalam Sub DAS Pedindang pada tahun 2016 mencapai 469.4 ha. Hasil proses pencucian tanah akibat tambang mempengaruhi kualitas air sungai Pedindang. Pencemaran air akibat tambang di daerah hilir mempengaruhi semua nilai parameter ambang batas baku mutu air. Performa Sub DAS Pedindang dengan peniliaan KRA dan KAT menunjukkan perubahan penggunaan lahan mempengaruhi hidrologis Sub DAS Pedindang. Nilai KRA selama tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 relatif konstan berada dalam kriteria rendah. Tahun 2015 mengalami terjadi perubahan cuaca ekstrim yang menyababkan musim kemarau panjang, sehingga terjadi lonjakan KRA pada tahun tersebut. Hal ini kontradiksi dengan perhitungan Koefisien Aliran Tahunan selama 5 tahun yang menunjukkan adanya penurunan nilai KAT dari tahun 2012 sampai 2015. Hal ini dipengaruhi oleh kapasitas infiltrasi tanah yang tinggi karena kondisi tambang dominan lahan berpasir dan fungsi kolong bekas tambang yang bertindak sebagi reservoir. Curah hujan yang tinggi menyababkan kapasitas infiltrasi sehingga terjadi aliran permukaan. Aliran permukaan yang terjadi di dalam SUB DAS pedindang kemudian masuk kedalam kolong pasca tambang, sehingga aliran permukaan tersimpan dalam kolong.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcWater Sheedid
dc.subject.ddcWater Balanceid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcBangka Belitung, Sumateraid
dc.titleEvaluasi Kondisi Sub DAS Pedindang Pasca Tambang Timah di Kabupaten Bangka Tengah Provinsi Bangka Belitungid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordevaluasiid
dc.subject.keywordsub das pedindangid
dc.subject.keywordtambang timahid
dc.subject.keyworddan debit rasioid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record