Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi terhadap Kapasitas Penyuluh di Provinsi Lampung
View/ Open
Date
2018Author
Listiana, Indah
Sumardjo
Sadono, Dwi
Tjitropranoto, Prabowo
Metadata
Show full item recordAbstract
Pemanfaatan teknologi informasi oleh penyuluh sangat penting untuk
dilakukan. Diera digital ini petani membutuhkan sumber informasi yang aktual
dan cepat. Selain untuk memenuhi kebutuhan informasi petani, diharapkan dengan
penyuluh memanfaatkan teknologi informasi dapat meningkatkan kapasitasnya.
Kondisi penyuluhan di Indonesia pada awal era reformasi cenderung terabaikan,
kondisi penyuluhan semakin lemah dengan dengan diterbitkanya Undang-undang
No. 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan daerah, hal ini membuat kelembagaan
penyuluh melemah yang mengakibatkan peran penyuluh tidak optimal, dan
banyak kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan tidak sesuai dengan filosofi
penyuluhan.
Kegiatan penyuluhan dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas petani,
hal ini menuntut penyuluh untuk mampu meningkatkan kapasitas dirinya agar
dapat melaksanakan berbagai peran dengan baik. Jika kapasitas penyuluh rendah
dampak negatif yang ditimbulkan adalah rendahnya kepercayaan petani terhadap
penyuluh, perbaikan kesejahteraan dan peningkatan kapasitas petani akan sulit
untuk diwujudkan. Oleh karena itu penelitian tentang bagaimana meningkatkan
kapasitas penyuluh dengan memanfaatkan teknologi informasi menjadi penting
untuk dikaji. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Menganalisis pemanfaatan
teknologi informasi oleh penyuluh dalam menggunakan TI cyber dan TI
konvensional serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. (2) Menganalisis
kapasitas penyuluh dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. (3) Merumuskan
strategi yang tepat untuk meningkatkan kapasitas penyuluh melalui pemanfaatan
teknologi informasi dan faktor lainnya.
Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode sensus melibatkan
sejumlah responden dari seluruh populasi. Populasi penelitian ini adalah penyuluh
yang berada di wilayah kerja Balai Penyuluh Pertanian (BPP)/ Balai Penyuluh
Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP3K) yang telah terfasilitasi internet yang
seluruhnya berjumlah 355 yang tersebar di Kota Bandar Lampung, Kabupaten
Pesawaran, Kabupaten Lampung Timur, Kabupaten Tulang Bawang, Kabupaten
Mesuji dan Kabupaten Way Kanan. Penentuan jumlah sampel didasarkan pada
jumlah populasi penyuluh di lokasi penelitian. Jumlah populasi sebanyak 355
penyuluh PNS dan THL seluruhnya dijadikan responden dalam penelitian ini.
Pengumpulan data dilakukan pada bulan Oktober 2016 hingga Februari 2017.
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, uji beda, uji
korelasi, uji regresi dan analisis SEM (Structural Equation Models).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari setengah jumlah penyuluh
kapasitasnya sedang, dan hampir 30 persen penyuluh kapasitasnya rendah hingga
sangat rendah sedangkan penyuluh dengan kapasitas tinggi tidak sampai 20 persen.
Tidak ada perbedaan nyata antara kapasitas penyuluh PNS dan penyuluh THL
dalam menjalankan fungsi penyuluhan menurut Undang-undang No. 16 Tahun
2006 tentang system penyuluhan.
Pemanfaatan teknologi informasi oleh peyuluh masih rendah, lebih dari
dua pertiga penyuluh jarang memanfaatkan teknologi informasi. Rendahnya
penyuluh memanfaatkan teknologi informasi, mengindikasikan bahwa penyuluh
dalam mencari informasi hanya bergantung pada ketersediaan informasi dari dinas
terkait. Rendahnya penyuluh dalam memanfaatkan teknologi informasi cyber dan
teknologi informasi konvensional berdampaknya rendahnya penyuluh dalam
memanfaatkan teknologi informasi hal ini menyebabkan rendahnya pengetahuan
penyuluh akan hal-hal baru. Derasnya arus informasi jika tidak diimbangi dengan
kapasitas penyuluh, maka dengan sendirinya penyuluh akan ditinggalkan.
Karakteristik pribadi penyuluh yang dicerminkan oleh motivasi dan
kekosmopolitan, dukungan lembaga penyuluhan, ketersediaan media
konvensional, dan pemanfaatan teknologi informasi memiliki pengaruh positif
terhadap kapasitas penyuluh. Sebaliknya dukungan lembaga lain memberi
pengaruh negatif terhadap kapasitas penyuluh. Pemanfaatan teknologi informasi
dan ketersediaan media konvensional memiliki pengaruh paling besar terhadap
kapasitas penyuluh jika dibandingkan variabel lainnya.
Model penyuluhan yang efektif untuk meningkatkan kapasitas penyuluh
adalah mendorong penyuluh untuk memanfaatkan teknologi informasi dengan
memastikan ketersediaan teknologi informasi konvensional dan ketersediaan
teknologi informasi cyber, meningkatkan dukungan penyuluhan dengan
memberikan kesempatan yang sama bagi setiap penyuluh untuk mengikuti
pendidikan dan pelatihan, meningkatkan motivasi penyuluh dalam bekerja,
meningkatkan kekosmopolitan penyuluh dengan memberikan kesempatan dan
dana bagi penyuluh agar dapat keluar dari system sosialnya dalam mencari
informasi yang menunjang kinerja penyuluh dan juga pola dukungan lembaga lain
harus diperbaiki agar terjadi keterpaduan antar lembaga.
Collections
- DT - Human Ecology [569]