Parasit Saluran Pencernaan pada Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) di Suaka Margasatwa Lamandau
View/ Open
Date
2018Author
Mustakdir, Zulfikri
Ridwan, Yusuf
Cahyaningsih, Umi
Metadata
Show full item recordAbstract
Orangutan (Pongo pygmaeus) dikategorikan sebagai salah satu hewan yang terancam punah. Penurunan jumlah populasi disebabkan karena perburuan, perdagangan, kehilangan habitat dan masalah kesehatan pada orangutan, termasuk di antaranya masalah parasit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi keanekaragaman dan faktor risiko infeksi parasit. Serta menentukan tipe infeksi dan mengukur derajat infeksi parasit pada orangutan. Sebanyak 35 sampel feses dari orangutan yang berbeda didapatkan di Suaka Margasatwa Lamandau, Kalimantan Tengah. Suaka Margasatwa Lamandau merupakan salah satu kawasan in situ tempat pelepasliaran dan penangakaran orangutan. Pengambilan sampel dilakukan pada bulan Nopember sampai Desember 2017. Sampel feses yang didapatkan merupakan feses orangutan yang masih segar. Sampel yang diperoleh diperiksa menggunakan metode natif, pengapungan, sedimentasi dan McMaster untuk mendeteksi keberadaan dan menghitung derajat infeksi parasit. Data karakteristik orangutan dan manajemen pemeliharaan berupa umur, jenis kelamin, dan metode pemeliharaan orangutan diperoleh dengan metode wawancara. Responden untuk wawancara merupakan pihak penjaga dan pengelola kawasan. Data yang didapatkan kemudian dianalisis secara deskriptif dan menggunakan uji Chi Square dan Fisher untuk melihat faktor risiko kejadian parasitik pada orangutan. Derajat infeksi parasit pada orangutan dianalisis menggunakan uji Mann Whitney U test.
Hasil pemeriksaan menunjukkan tingkat infeksi parasit yang tinggi pada orangutan sebesar 91.4% di Suaka Margasatwa Lamandau. Jenis parasit yang ditemukan merupakan jenis cacing parasit nematoda dan jenis protozoa. Prevalensi infeksi parasit yang berhasil dideteksi adalah Strongyloides sp. (68.6%), hookworm (71.4%), Enterobius sp. (20%), Trichuris sp. (17.1%) dan Balantidium sp. (5.7%). Infeksi parasit yang terjadi pada orangutan didominasi oleh infeksi campuran (62.8%) yang didominasi oleh Strongyloides sp. dan hookworm dan sisanya berupa infeksi tuggal (28.6%). Orangutan liar memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap infeksi hookworm dibandingkan dengan orangutan soft-release. Hal ini berbeda dengan faktor risiko terhadap infeksi Trihuris sp. yang lebih tinggi pada orangutan soft-release dibandingkan dengan orangutan liar. Orangutan dewasa juga memiliki risiko terhadap infeksi hookworm yang lebih besar dibandingkan dengan orangutan muda. Tidak ditemukan perbedaan signifikan terhadap prevalensi parasit pada perbedaan jenis kelamin antara orangutan. Sistem manajemen di Suaka Margsatwa Lamandau perlu ditingkatkan untuk meminimalkan terjadinya infeksi parasit pada orangutan. Sosialisasi kepada petugas yang ada di lapangan juga penting dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit zoonosis antara orangutan dan manusia.
Collections
- MT - Veterinary Science [910]